4 Kekhasan Tradisi Petang Balimau di Inderapura yang Wajib Anda Tahu
Bagi masyarakat perkotaan, menyongsong datangnya puasa Ramadhan mungkin biasa-biasa saja. Namun di desa, wah-nya luar biasa.
Di daerah kelahiran saya Inderapura Pesisir Selatan sana, penyambutan bulan puasa dilaksanakan dengan hidmat dan meriah.
Penduduk setempat menyebutnya petang balimau. Di mana, pada hari itu mereka mandi balimau. Yakni, mandi keramas pakai rebusan jeruk nipis atau jeruk purut atau jeruk lainnya, ditambah ramuan wewangian dari tumbuhan.
Dikatakan petang balimau karena biasanya ritual tersebut dilakukan pada sore hari. (Petang = sore, balimau = keramas).
Kata nenek-nenek kampung, tradisi mandi balimau ini bertujuan untuk mensucikan diri dari sifat hasat dengki, dan perasaan buruk lainnya, agar puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Budaya ini telah berlangsung secara turun temurun sejak ratusan tahun silam. Perhelatannya digelar sehari sebelum puasa. (Untuk tahun ini bertepatan dengan hari Senin, 12 April 2021). Baik secara adat maupun secara pribadi.
Saya tak tahu apakah di masa pandemi ini acara versi adatnya tetap diselenggarakan atau tidak. Mengingat prosesinya tak bisa terlepas dari kerumanan manusia.
Namun, bahasan ini saya batasi pada lingkup penyelanggaraan secara pribadi saja.
Pada hari itu, setiap rumah tangga menyiapkan ramuan buat dipakai untuk mandi balimau. Aroma kampung yang awalnya biasa-biasa saja, seakan berganti dengan bau dewa dari gunung merapi.
Nuansa kepetangbalimauannya terasa lebih spesial karena dilengkapi dengan tradisi unik yang hanya berlaku pada momen-momen tertentu saja. Di antaranya:
1. Memotong Sapi atau Kerbau
Kalau warga mau beli daging, harus ke ibu kota kabupaten Painan. Jarak tempuhnya seratusan kilometer. Kini zaman telah berubah. Masyarakat dapat membeli daging kapan maunya. Minimal sekali seminggu di hari pekan.
Maka oleh sebab itu, jauh sebelum hari H-nya sebagian rumah tangga sengaja mempersiapkan dana untuk membeli daging.
Tetapi bagi yang tidak punya uang, atau tak suka makan daging, memotong ayam adalah alternatif lain. Intinya, pada hari itu aroma dapur penduduk beda dengan hari biasanya.
2. Membuat Lemang dan Ketupat
Namun, lemang dan ketupat adalah kuliner khas penyambutan Ramadhan dan upacara keagamaan lainnya. Bukan petang balimau namanya tanpa kehadiran lemang dan ketupat. Meskipun kue lain tak kalah enak daripada kedua kudapan tersebut.
3. Sedekahan
Selain disantap bersama keluarga, peruntukan menu yang telah disiapkan adalah buat disajikan pada acara sedekahan. Sebab, seremoni inti dari petang balimau itu adalah membaca doa di rumah tangga masing-masing.
Tamu yang diundang, kaum kerabat, tetangga dan sanak keluarga. Pada kesempatan itu, tuan rumah minta dibacakan doa, memohon pertolongan kepada Sang Pencipta supaya diberikan kekuatan dan kesehatan untuk menunaikan puasa, dengan perolehan pahala yang melimpah.
4. Nyalang Mintuo dan Orang-orang yang Dituakan
Pada hari baik bulan baik ini pula budaya kunjung mengunjungi dihidupkan. Bila petang balimau telah tiba, datanglah ke kampung saya. Anda akan menemukan para perempuan muda menenteng rantang berisi jambar untuk diantarkan ke rumah kerabat atau keluarga terdekat.
Menantu mendatangi mertua, yang biasa disebut nyalang mintuo. Cucu mengunjungi nenek dan kakek. Keponakan nyalang mamak (paman), dan seterusnya. Dalam hal ini berlaku hukum yang muda mendatangi yang tua atau dituakan.
Empat puluh tahun di perantauan, saya tak menikmati lagi semarak hari petang balimau. Kangen? Itu pasti. Namun, Yang Kuasa telah menakdirkan saya menghabiskan hampir setengah abad hidup ini di negeri orang.
Kini mandi balimau mungkin bisa saya laksanakan sendri. Namun, kekhasan tradisi petang balimau hanya tinggal kenangan. Dan tak mungkin terulang kembali. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- 6 Pemicu Gonjang-ganjing Ibu dan Anak Tiri
- 5 Alasan Orang Tua Enggan Tinggal Bersama Anak Menantu
- Fakta atau Hoaks? Sifat Tertutup antar Suami Istri Termasuk KDRT
- 6 Alasan Korban KDRT tak Melaporkan Suaminya ke Pihak Berwajib
.****
Penulis,
Hj.NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
budayanya unik ya mba, wajib di pertahankan, apalagi jaman sekarang budaya di desa sudah banyak yang luntur karena globalisasi, anak-anak muda lebih suka bermain game ketimbang melestarikan budayanya, he-he
BalasHapusSepakat, Mas Kuanyu. Kalau tidak dimulai dari desa, dimana lagi budaya bangsa ini akan tumbuh dan berkembang. Terima kasih telah mampir, salam sukses selalu.
Hapussalam sukses juga mba Nur
HapusSalam kembali, Mas Kuanyu.
Hapussemoga tradisi ini tetap berjalan yambak sampa anak cucu soalnya seru kalo mengikuti tradisi seperti ini, jadi penuh makna
BalasHapusAmin, Mbak Amirotul. Terima kasih telah hadir. Selamat berpuasa.
BalasHapusTerima kasih Ibu
BalasHapusSelamat menjalankan rangkaian ibadah Ramadan
Salam sehat n salam hangat
Amin, Mas Susy. Terima kasih doanya. Salam sehat juga untuk keluarga di sana.
HapusNah, tradisi lawas seperti petang balimau ini nih harus dilestarikan dan dilaksanakan secara kontinyu agar tidak tergusur modernisasi.
BalasHapusSelamat menjalankan puasa, kak Nur.
Seharusnya begitu, ananda Himawan. Jangan panggil Kak Nur lah. Kemudaan. He he ... terima kasih telah berkenan singgah. Salam Ramadhan penuh berkah.
BalasHapusBanyak tradisi pedesaan yang unik menyambut bulan Ramadhan ya Bu nur, salah satunya petang balimau ini.
BalasHapusTradisi nya cukup unik, keramas biar bersih dan wangi, terus ada yang masak daging. Kemudian masak ketupat, bersedekah dan mendatangi mertua atau orang yang dituakan.
Kalo di Jawa ada tradisi nyadran, yaitu tradisi mendatangi makam orang yang sudah meninggal untuk dibersihkan, kemudian slametan Bu.
Lain lubuk beda ikannya ya, Mas Agus. Di daerah kami juga mendatangi kuburan sebelum puasa. Tetapi gotong royong membersihkan makam. terima kasih telah mengapresiasi. Selamat berpuasa, suses selalu ya.
HapusWah, menarik juga ya tradisi masyarakat dari daerah mbak Nur ini.
BalasHapusSaya sendiri punya pengalaman menarik ketika sempat tinggal di luar kota, waktu itu kebetulan di Sambas, Kalimantan Barat.
Lebaran di sana itu, bisa berlangsung selama 1 bulan.
Bahkan, 17 Agustusan, peringatan hari kemerdekaan NKRI saja disana itu diperingati dari tanggal 17 Agustus hingga 17 September.
Sekarang di Jakarta, mungkin karena masyarakat disini kebanyakan masyarakat urban, mesti sedikit ke pojok kota untuk merasakan budaya Betawi yang sesungguhnya.
Hehe, padahal saya sendiri orang Betawi secara keturunan, tapi saya tidak paham betul dengan budaya, tradisi dan adat istiadat masyarakat di kota saya :(
Oh, ternyata budaya Betawi masih bisa dinikmati ya di kota Jakarta ya, Mas Dapunta. Meskipun di daerah pinggiran. Karena di setiap kota, kebanyakan (meskipun tidak semua) penduduk asli itu pasti tergusur ke daerah pingguran. Terima kasih telah mengapresiasi. Salam berkah Ramadhan.
Hapusselama saya tinggl di Pekanbaru sering lihat orang balimau di sungai Siak Bu Nur..
BalasHapusRamee, seru dan kayaknya baru afdol menjalankan ibadah puasa kalau sudah balimau dulu ya..
Saya senang karena sering kebagian lamang tapai dalam bambu yg dibakar dari tetangga
Selamat malam bu hajah, baru bisa hadir nih
BalasHapusSelamat malam juga, ananda Grilee. Terima kasih telah menyapa. Salam Ramadhan berkah.
HapusWah meriah bu, semoga tradisi ini bisa terus terjaga sampai ke anak cucu.. Senang masih bisa membaca dan jadi tahu ragam budaya di Indonesia ^_^
BalasHapusAmin ananda Naia. Terima kasih tanggapannya. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Hapussama2 Bu, selamat menjalankan ibadah puasa juga
Hapustradisi lama masih dipelihara..... mantul.
BalasHapusThank you for sharing
Amin, alhamdulillah, Mas Tanza. Sepanjang sejarah ritual ini tak pernah sbsen. Terima kasih telah hadir. Salam berkah Ramadhan.
HapusNita paling suka dengan lemang ketupat bunda...biasanya kalau pas lihat news atau berita di TV pas nuansa Ramadhan begini kalau kebetulan menyiarkan adat di Sumatra...pasti ada ngulas kuliner lemang. Dan saat nita masih stay di jakarta lalu singgah ke pasar benhil, pasar musiman tiap ramadhan selalu yang nita jumpai di beberapa lapak adalah lemang tapai yang lezat ��
BalasHapusAnanda Nita...! Kalau ananda pernah tinggal di Padang, lamang tapai paling terkenal produk Air Haji. Di rantau bunda tinggal sekarang juga ada. Tetapi tidak seenak lamang tapai Air Haji. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat berpuasa.
HapusTradisi yang unik dan baik untuk dilestasikan nih
BalasHapusAmin Mas Bang Day. terima kasih telah singgah. Selamat berpuasa, salam berkah Ramadhan.
Hapusunik sekali budayanya bu Nur
BalasHapusada masak daging kerbau juga
tapi memang di banyak daerah tradisi masak masak sebelum ramadan seringkali dilakukan
cuma di daerah saya engga ada acara mandi itu
Semoga bulan puasa kali ini masih tetap dengan budaya2 yg ada. Terasa bgt sejak pandemi, bulan puasa dan lebaran itu jadi beda bgt suasananya... semoga pandemi ini segera berlalu ya mbak...
BalasHapusPokoknya suasana bulan puasa itu selalu ngangenin masa2 kecil dulu...
Sepakat, Mas Penghuni 60. Berpuasa di kampung halaman semasa kecil adalah masa yang paling indah. Selamat malam. Terima kasih telah berkenan singgah. Salam sehat untuk keluarga di sana.
HapusSemoga puasa kali ini jadi lebih baik untuk kita semua yaa bund
BalasHapus