Mau Berobat ke Alternatif? Pahami 6 Tips Memilih Dukun Sesuai Syariat
Mengapa harus ke Alternatif?
Belasan tahun pascakemerdekaan, kampungku belum punya dokter. Yang ada cuman tenaga medis berbaju putih. Jika dia laki-laki masyarakat mengenalnya sebagai mantri, yang perempuan sebutannya bidan.
Intinya, setiap petugas berpakaian putih-putih, pandai mengobati
orang sakit, pandai nyuntik dan pandai meracik
obat, dia disebut mantri dan bidan.
Seperti tenaga medis umumnya,
mereka juga pandai membantu persalinan. Rakyat tidak mau tahu latar belakang pendikannya. Entah dia lulusan Sekolah Rakyat, SMP, ataupun Sekolah Perawat Kesehatan benaran.
Uluran Tangannya Mahal Tarifnya Selangit
Sayangnya, semasa itu uluran tangan petugas medis sangat mahal. Hanya orang-orang tertentu yang bisa berhasil menjemput dan membawanya mengunjungi pasien.
Apabila jasanya dibutuhkan, si sakitlah yang datang ke tempat praktik mereka. Itu pun belum tentu mendapat pelayanan yang bersahabat.
Jaraknya belasan kilometer dari kediaman pasien. Sama jauhnya dengan rumah sakit (puskesmas) tempat mereka bertugas. Hanya dapat dikunjungi dengan bersepeda. Tarifnya pun selangit. Sulit terjangkau oleh kantong rakyat kebanyakan.
Suatu hari lutut Bapakku luka tersabet parang saat menebang pohon di ladang. Darah mengucur membasahi kakinya. Oleh keluarga, beliau dibawa ke rumah mantri.
Saking lamanya menunggu sang mantri keluar menemui Bapak, beliau sempoyongan hampir pingsan. Darah menetes membasahi lantai.
Oknum istri pak mantrinya marah. “Tengok ni! darahmu belopotan di rumah saya. Jijik.” Nadanya jengkel. Meski tidak semua keluarga perawat arogan begitu.
Berobat ke Dukun sebagai Pelarian
Karena sulitnya memperoleh layanan medis, rakyat enggan berobat ke mantri dan bidan. Mereka lebih memilih ke “orang pintar” atau “paranormal” kata orang kota. “Dukun” istilah orang kampung.
Uniknya, setelah dijampi-jampi sang dukun, sebagian besar pasiennya sembuh. Saya juga mengalaminya. Padahal, obatnya cuman menggunakan ramuan 7 macam kembang bercampur air, plus 7 butir beras. Sesekali pakai dedaunan yang diperoleh di lingkungan sekitar. Tergantung jenis penyakitnya.
Kalau tak salah ingat tahun 1965, kampungku pernah dilanda kolera. Hampir setiap hari wabah tersebut menelan mangsa. Sorenya si korban sehat walafiat, malam terjangkit langsung tewas.
Emak saya juga terjangkit. Berkat bantuan seorang dukun beliau sembuh. Hanya menggunakan abu pembakaran tembakau bercampur daun selasih dan minyak tanah. Beberapa menit setelah dipoles, beliau langsung tertidur. Tiga hari kemudian baru BAB.
Subhanallah. Itulah hebatnya dukun zaman old. Tak heran, sosok orang pintar itu sangat disegani dalam kampung.
Manusia Pilihan
Setelah dewasa dan terkontaminasi dunia luar, saya sering mikir sendiri. “Kok bisa Ya. Kadang dicolek dengan sepah sirih kunyah saja penyakit pasien bisa sembuh. Barangkali dukun itu termasuk manusia pilihan yang deberi kelebihan oleh Tuhan.”
Menurut sebagian ulama, memang ada seseorang yang mendapat pertolongan dari Allah. Tetapi biasanya pribadi yang ibadahnya sempurna, salatnya ikhlas, khusuk, amalan sunnahnya banyak, akhlaknya baik, tak pernah berbohong, mulutnya selalu berzikir, dan berbuat kebaikan lainnya.
Tanpa sifat-sifat seperti itu, besar kemungkinan sang dukun dalam praktiknya menggunakan jin dan ilmu sihir. Jelas-jelas tergolong perbuatan menyekutukan Allah yang dilarang agama. Hukumnya syirik, dan termasuk dosa besar.
Di sisi lain, oknum dukun di kampung-kampung itu kesehariannya biasa-biasa saja. Tidak memenuhi kriteria yang dicirikan Pak Ustadz tadi.
Yang sedikit berbeda dengan warga masyarakat umum, rata-rata dukun hebat itu tak banyak ngomong, tidak pernah minta apa-apa atau mempersyaratkan uang untuk pengobatan pasien. Barangkali tersebab keikhlasannya itulah jampi-jampi dan doanya dimaqbulkan oleh Allah.
Kini dunia telah modern. Tenaga medis banyak, didukung pula peralatan berteknologi canggih. Tetapi, hingar-bingar masyarakat mendapatkan kesembuhan melalui dukun belum pernah padam.
Mereka menyebutnya pengobatan alternatif, yang maknanya beda sekulit ari dengan dukun, alias paranormal bin orang pintar (versi saya).
Sebagian pasiennya bukan orang sembarangan. Kaya, berilmu tinggi, termasuk orang penting di atas sana. Mereka mendatangi paranormal tertentu cuman berdasarka informasi dari mulut ke telinga saja. Dibumbui pula tata-tutur yang berlebih-lebihan.
Pengobatan Alternatif Sesuai Syariat
Berobat ke alternatif itu syah-syah saja. Tiada yang berhak melarang. Tetapi, agar tidak tenggelam dalam lubang kesesatan, sebelum eksekusinya ada baiknya Anda pahami dulu 6 tips memilih dukun sesuai Syariat!
- Bagi
umat Islam, perlu hati-hati memilih tempat pengobatan alternatif. Agar idak terjebak
pada perbuatan syirik yang bisa meruntuhkan keimanan. Sebab, menurut para
pemerhati masalah ini, umumnya pengobatan seperti ini mangandung penyimpangan
kaidah dan ibadah (bid’ah).
- Kenali latar belakang sang dukun. Kesalihan dan kepribadiannya di tengah masyarakat. Tanyakan kepada Ulama yang mengerti masalah ini. Jika masih ragu lebih baik ditinggalkan saja. Rasul menyuruh kita meninggalkan hal-hal yang meragukan
- Pelaku pengobatan tidak mempraktikkan hal yang menyimpang dari syariat Islam. Umpanya minta bantuan jin, mengaku mengetahui hal yang ghaib, memiliki mukjizat, keramat, dan sebagainya.
- Proses pengobatannya tidak mencampuri ritual dan syarat yang melenceng dari ajaran Islam. Misalnya pusa setahun, mandi 7 sumur dan kembang 7 rupa, minta ayam hitam, ayam putih dan sebagainya.
- Dalam pengobatan hanya menggunakan bacaan dari al-Quran dan hadits sahih serta pemahaman maknanya yang benar.
- Jika menggunakan ramuan, sentuhan, pijitan atau sentuhan fisik lainnya, hendaknya pada area yang logis dan rasional. Berapa banyak pasien dicabuli oleh dukunnya karena kekurangarifan pasien. Hal-hal seperti ini sangat perlu diperhatikan.
Demikian 6 tips memilih dukun pengobatan alternatif sesuai Syariat yang patut Anda catat.Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Simak! 9 Khasiat Buah Pala Menurut Almarhum Profesor Hembing
- 2 Dua Fakta Mencengangkan di Balik Minuman Biji Selasih
- Sakit Gigi di Musim Corona? Gampang. Usir Pakai Obat Ini!
- Ini Dia, 4 Obat Tradisonal Paling Ampuh untuk Membasmi Ku
****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
Kerinci, Jambi
Referensi: Majalah Islam Sabili, No. 27 Th. IX 11 Juli2002/ 30 Rabiul Akhir 1423.
tips yang bermanfaat mba Nur, mengingat jaman sekarang banyak dukun cabul, he-he
BalasHapusHe he ... Dukun cabul banyak. Dukun palsu bejibun. Terima kasih, Mas Kuanyu. Telah mengapresiasi. Selamat siang.
Hapusselamat siang juga mba Nur, sama-sama mba
HapusIya bu, masyarakat juga dilema. Hendak berobat ke pengobatan yang lebih baik namun terkendala biaya dan tetek bengeknya. Alhasil, mereka lebih memilih berobat pada Orang pandai atau dukun. Mungkin edukasi dan keterjangkuan akses kesehatan pada masyarakat akar rumput adalah kunci.
BalasHapusSependapat, ananda Supriyadi Meskipun ada BPJS Kesehatan, untuk tetek bengeknya juga butuh biaya. Bagi masyarakat miskin hal itu sangat memberatkan.
HapusInformasinya menarik banget bu hajjah..
BalasHapusTerima kasih telah hadir, ananda grilee. Selamat malam. Salam sukses selalu.
Hapusiya Bu, kalau di daerah dilemanya sama saja ya. Di pulau, jauh dari mana2 jadinya bergantung dengan mantri dan masih percaya banget dengan yang alternatif.
BalasHapusSaya sependapat dengan ibu, ikhtiar boleh saja tapi memang harus tetap sesuai Syariah ya bu.Bagaimanapun kesembuhan datangnya dari Allah, jelas harus diridhoi dulu caranya olehnya
Ya. Gara-gara kurang hati-hati, kadang terasa aneh saja. Sudah banyak yang jadi korban dukun cabul. Masih juga korban berikutnya berjatuhan. Mungkin mereka tak pernah nonton berita. sehingga ketinggalan informasi. He he ... Selamat malam dan selamat berpuasa, ananda Annisa.
HapusApalagi makin marak tuh dukun2 palsu yg bekerja hanya mentingin diri sendiri saja
BalasHapusmentingin diri sendiri, minta bayaran yang pantastis pula ya, Mas. Penghuni 60. Ujung-ujungnya minta yang inilah, minta yang itulah pada pasien. he he ....
HapusTerimakasih untuk Informasi yang bermanfaatnya bu Nur☺️
BalasHapusTerima kasih telah hadir, Mas Warkasa. Selamat malam. Doa sukses selalu.
Hapussemoga tak salah memilih dukun....
BalasHapusmantap tipsnya ..... bermanfaat.
Thank you for sharing
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAmin, Mas Tanza. Apakah di AS sana orang juga percaya pada hipnotis dan dukun? Terima kasih telah hadir. Salam sehat dari tanah air.
Hapusharus pak mantri dan mbah bidan membaca blog bunda ini., mereka harus ingat bahawa kita masyarakat yg mendukung mereka harus diperlayani sebaik mungkin., kayak ne bagai politikus ., wallahu
BalasHapusSeharusnya begitu, ananda Wak Lat. Yang bayar gaji mereka (tenaga medis) juga rakyat. Terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana
Hapuskalau di sini ramai masih percayakan bomoh Siam (bomoh Thailand) katanya lagi 'kuat' walaupun jelas bertentangan dengan syarak
HapusSama ananda Anis. Di sini juga begitu. Padahal banyak penjelasan dan penyuluhan dari ulama yang mengatakan percaya kepada dukun itu hukumnya syirik. Terima kasih Anis. Selamat berpuasa.
HapusDuh ya Allah kok miris baca pengalaman bapaknya bu Nur ya, lidah istri pak mantri tajam betul.
BalasHapusPercaya gak percaya bu, saya mengobati HNP juga lewat alternatif, setelah sekian kali fisioterapi, akupunktur, totok, terapi listrik (disetrum sampe isi dada kayak mau keluar semua), gak ada yg mempan. Alhamdulillah sembuh malah lewat terapi tenaga dalam, cuma diurut dr telapak kaki aja, tapi memang lama hampir 2 tahun. Insya Allah sesuai syar'i, beliau juga gak pasang tarif, gak ada minta syarat ini itu.
Almarhum pamannya ayah juga dulu suka ngobati orang, cuma pake air putih yang sudah dibacakan do'a sama ada wirid-nya, suka bantu untuk ruqyah, bayarnya? seikhlasnya.
Sama dengan almarhumah nenek saya (ibunya almarhumah mama), beliau disebut dukun bayi, jadi kalo ada anak bayi, balita sakit, dibawa ke nenek, diurut aja, beberapa kali datang insya Allah sehat. Lagi-lagi nenek gak pernah pasang tarif. Pernah dulu saya duduk dekat nenek pas ngurut bayi, ibunya kelihatan susah banget, beliau mau kasih uang tapi nenek menolak. Habis itu datang lagi yang kelihatannya berduit, selesai urut dikasihlah amplop, begitu beliau pulang amplop dibuka isinya cuma seribu rupiah. hehehe tapi nenek ikhlas. Bayi juga cuma dikasih 'cekok (jamu dari kunyit dan rempah2 lain), paling 3 tetes. Herannya sampai dokter anak pun juga jadi pasiennya nenek. Saya tahu betul nenek itu sholat malamnya, zikirnya pagi petang, puasa sunnahnya. Sampai sekarang belum ada yang bisa gantikan nenek katanya, susah cari yang ikhlas begitu, Bu. Hehehe malah curhat
Nah, Itu dia. Betulkan. Dukun zaman dahulu, memang memenuhi syarat untuk diberikanNya kelebihan. Doanya maqbul. Karena dia jujur, ibadatnya taat, ikhlas tidak mengharap bayaran. apalagi menuntut dengan tarif tertentu. Makanya dia pantas disebut dukun bertangan dingin. Selamat malam ananda Naia. Terima kasih ulasan tambahannya. Doa sukses penuh berkah untukmu sekeluarga.
BalasHapusAamiin.. Do'a yang sama untuk Bu Nur dan keluarga.. ^_^
Hapus
BalasHapusArtikel yang menarik.😊😊
Yaa memang terkadang manusia suka punya perbedaan dalam hal pengobatan, Bahkan jika ilmu kedokteran sudah tak dipercayainya berbagai cara ditempuh walau harus pergi ke Dukun atau orang pintar.😊
Padahal penyakit itu datang sebenarnya dari diri kita sendiri..😊
Tentang penyakit yang datang dari gaya hidup sendiri ini yang belum banyak diakuai oleh sebagian orang. Mending mereka tidak menuding, panyakitnya dibuat orang. He he ... Selamat pagi, Mas Satria. Salam sehat penuh berkah.
HapusIhhh iya bener banget, kalau ingin berobat kerumah sakit atau bidan terdekat itu malah yang sakit yang datengg.. Akhirnya ya mau tidak mau ke tempat orang pintar yang banyak dipercaya orang sekitar yang bisa membantu menyembuhkannya..
BalasHapusTapi kalau dari saya sendiri seperti itu belum pernah sih, syukurnya ibu dirumah punya kemampuan kerik badan yang ampuh hha, sekali pijet 2-3 teriakan terlampaui :D (menahan sakit saat dikerok dan dipijet badannya)
Keren, Mas Andrie. Ibu di rumah punya kemampuan kerik badan yang ampuh. Terima kasih telah berkenan singgah. Salam berkah di bulan Ramadan.
HapusDukun berobat memang gak ap2 yg jadi masalah kalo dukun utk pwsugihan hhehe
BalasHapusBetul, Mas Norfahrul. Terlebih dukun beranak. he he ... Yang kental aroma penyimpangannya dari syariat adalah dukun pasugihan. Terima kasih tanggapannya. Selamat berpuasa. doa sehat untuk keluarga di sana.
HapusMiris baca pengalaman bapaknya bunda Nur disikapi seperti itu oleh istrinya mantri.
BalasHapusKok ada ya orang setajam itu bicaranya ... .
Pos ini hampir sama dengan posku ya, ada unsur mistisnya 😊.
Pada kenyataannya memang benar ada hal gaib, termasuk dalam pengobatan.
Contohnya dulu aku dioles minyak di dahi oleh dokter di rs. Sanglah Bali, langsung mendadak sembuh.
Wah, Dokter RS Sanglah Bali, keren. Istri mantri zaman old, rata-rata sombongnya suhanallah, ananda Himawan. Seperti berasa istri dokter. He he .... Terima kasih telah hadir, Selamat malam.
HapusDukun itu istilah jaman dulu... istilah sekarang paranormal ya bunda? Hehehe..
BalasHapusSisah -susah gampang sekarang bila kita mencari paranormal yang sesuai dengan syari'at Islam..
Tante saya yang di Jakarta itu suka nya ke paranormal yang kejawen. Saya sich nggak percaya..hihihj.. Kalau saya sendiri pernah diajak sama kakak saya dan istrinya kakak ke ustad yang punya pondok pesantren di Cilegon Banten. Dan bersama beberapa teman dan saudara saya pernah di ruqyah oleh ustadz biar terhindar dari aura-aura negatif. Hasilnya cukup baik saya rasakan. Makasih bunda tips-tips dan info nya.
Selamat menjalankan ibadah puasa bunda Nur bersama keluarga. Semoga puasanya lancar.
Nah, barangkali Ustad yang di banten itu telah memenuhi kriteria sebagai tabib sesuai syariat Islam. Selamat siang, ananda Justcherry. Salam sehat penuh berkah.
Hapus