12 Pantun Nasihat untuk Diri Sendiri
Atau barangkali mengunjungi tempat-tempat wisata yang bernuansa alam, menikmati segarnya udara pedesaan.
Ya ..., tinggal pilih. Tak usah terlalu takut pada makhluk ghaib yang bernama corona itu. Yang penting patuhi protokol kesehatan.
Tapi, nenek-nenek ndeso seperti saya senangnya di rumah saja. Bercengkrama dengan laptop jadul, menulis tentang apa saja yang terlintas di benak, temanya seenak perut. Ujung-ujungnya nulis pantun nasehat untuk diri sendiri.
Jika suatu saat ada yang ngajak ke kota atau keluar negeri, nah itu yang saya mau. He he ... Pasalnya, saya lahir di pedesaan, hutan dan sungai bagian dari kehidupanku. Kera dan monyet adalah lingkunganku. Setengah abad terakhir menua di lingkungan pegunungan dan danau.
Jadi, yang saya rindukan saat ini pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langit. Baik di dalam maupun luar negeri.
Eh, maaf celotehan ini meluber ke mana-mana. Maklum yang namanya lansia itu identik dengan nyinyia (nyinyir). Terlebih seperti saya. Sering ditinggal sendirian oleh kakek ganteng. Beliau menyalurkan hobinya mencari keringat di kebun. Jadi kalau mau ngomong ya, suara keluar di keyboard saja.
Baiklah. Pantun ini saya sebut pantun nasihat untuk diri sendiri. Habis ..., Untuk saat ini tak ada yang pantas dinasihati selain diri sendiri. Anak dan cucu jauh semua. Lagi pula mereka sudah pintar-pintar. He he ....
Waktu neneknya ini berkunjung ke tempat mereka, dikasih tahu stop main HP jam-jam sibuk Magrib atau waktu salat. Eh ..., dia bilang, “Lagi gak salat, Nek.”
Giliran mamanya diingatkan, “Coba tinggalkan HP-mu sejenak. Perhatikan dulu Emakmu ni ngomong.”
“WFH, Nek. Sabar! Tinggal dikit.” Masyaallah.
Bagaimana? Penasaran nasihatnya seperti Apa? Silakan baca pantun berikut sampai tuntas!
Nasihat untuk Diri Sendiri
Cantik
rupanya awan di langit
Bak Lukisan dewa duduk berjuntai
Setiap permulaan pastilah sulit
Akan lebih sulit jika tak pernah dimulai
Banyak
dahannya pohon kemiri
Daunnya lebat di musim hujan
Jernihkan pikiran dari hama dengki
Gunakan hati untuk sumber kebenaran
Siti
Nurbayan si gadis cantik
Banyak jejaka tergila padanya
Pekerjaan dilandasi prasangka baik
Akan menghasil kebaikan pula
Nona
manis anak Pak Mualimin
Setiap sore menyiram tanaman
Berprasangka negatif kepada orang lain
Membuatmu tersingkir dari pergaulan
Beli
baju di butiq muslim
Berbahan dasarnya batik keris
Kalau ingin punya ketenteraman batin
Jangan mau diperbudak matrialis
Jual
barang rapikan bungkusnya
Enak dipandang senanglah hati
Menilai orang dari simbol statusnya
Sangat berlawanan dengan suara hati
Rawit-
rawit si cabe setan
Kalau dimakan air hidung bercucuran
Supaya terhindar dari kekeliruan
Responlah sesuatu dengan kebenaran
Pohon
kecipir dan pohon rambutan
Tumbuh di kebun tanpa ditanam
Jika berpikir berlandas pertemanan
Bisa melanggengkan persahabatan
Kalau
tak mampu membaca peta
Jangan pergi ke kota metropolitan
Tatkala mata hati telah buta
Insan terjerumus dalam kesesatan
Ketan
bukannya beras merah
Boleh diolah menjadi camilan
Jangan takut mengaku salah
Kesempurnan hanya milik Tuhan
Cabut
rumput tanam kasturi
Supaya wangi sepanjang hari
Jika hakekat hidup sebatas teori
Kesannya seperti basa basi
Wahai
insan bertaqwa dan beriman
Rajinlah bersedekah buat kaum miskin
Kalau ingin punya banyak teman
Peganglah kaedah Rahman dan Rahim
Demikian 12 pantun nasihat untuk diri sendiri ini ditulis, semoga Anda juga merasa bagian dari orang-orang yang pantas dinasehati. Mudah-mudahan bermanfaat.
Baca juga:
- Jangan Mudah Terkecoh oleh Tampilan Fisik Seseorang
- Bait-bait Puisi untuk Rakyat Palestina10
- Pantun Romantis Membuat Si Doi Klepek-klepek
- Pantun Ratapan Batin Perempuan Dimadu
****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi
bagus nasihatnya nek, apa lagi untuk kami, yang muda muda ini
BalasHapusAlhamdulillah, cucunda. Jika merasa bagian dari pihak yang butuh nasihat. Selamat sore. Selamat berbahagia di hari minggu bersama keluarga.
HapusTerimakasi mbaa.. petuahnya sangat ngena dihatiku, semoga bisa jadi pribadi lebih baik tiap harinya
BalasHapusAmin, ananda Amirotul. Tetap sehat dan semangat ya. Selamat pagi.
Hapuskeren pantun pantunnya...
BalasHapusdiantara yang saya suka:
Ketan bukannya beras merah
Boleh diolah menjadi camilan
Jangan takut mengaku salah
Kesempurnan hanya milik Tuhan
Setuju banget ...... mantul
Terima kasih. Tanggapannya, MasTanza. Doa Sehat selalu ya.
HapusIkut menyimak, Bu Nur..
BalasHapusSilakan, Mas Warkasa. terima kasih telah singgah. Salam sehat selalu.
HapusMaa syaa Allah, bagusnya bunda, ini juga bisa menjadi pengingat buat diri saya sendiri
BalasHapusAmin, ananda Naia. Semogs bermanfaat. Selamat malam. Salam sehat buat keluarga di sana.
HapusPadahal dulu pas masih sekolah suka bingung kalo disuruh bikin pantun.. ternyata ibu punya banyak koleksi pantun yang bagus..
BalasHapusBikin pantun itu gampang, ananda Srie. Tak perlu punya koleksi. Cari isi/pesan yang akan disampaikan dulu. Sampirannya belakangan. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.
HapusBikin pantun itu gampang, ananda Srie. Tak perlu punya koleksi. Cari isi/pesan yang akan disampaikan dulu. Sampirannya belakangan. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.
BalasHapusBu nur ini nenek gaul lah kalo mnurutku hehe
BalasHapusKeren2 pantunnyaa,, saya malh gak bisa pantun hihi
Amin. He he ... Pantunnya juga pantun nenek-nenek, ananda Norfahrul. Terima kasih telah nberkenan singgah. Selamat malam.
HapusWah, ini laptop baru, Nek. Untuk meramaikan diri sendiri. Hehehe
BalasHapusLaptop tahun ketumbar, ananda Ozy. Sekarang sudah memasuki tahun merica. He he .....
HapusOma inur pandai bapantun
BalasHapusizin saya salam santun
.
.
Sehat selalu ya oma 😀
He he ... Pantun nenek-nenek kampung, cucunda. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.
HapusHe he ... Pantun nenek-nenek kampung, cucunda. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.
BalasHapusHadir biar terlambat
BalasHapusTerima kasih telah hadir, Say. Doa sehat untuk keluarga di sana.
Hapus