Wahai Pengantin! Begini Adab Bersalaman yang Baik supaya Tamu tidak Kecewa
Menyalami pengantin merupakan bagian penting saat kita menghadiri sebuah pesta pernikahan. Untuk itu, jauh-jauh hari sebelum duduk di pelaminan, calon pengantin harus tahu bagaimana adab bersalaman yang baik supaya tamu tidak kecewa.
Membaca artikel ini mungkin ada yang protes, musim pandemi begini bersalam-salaman apa tidak melanggar protokol kesehatan. Jawabnya “iya.” Tetapi Inti bahasan ini bukan masalah prokesnya. Fokusnya pada adab bersalaman bagi pengantin.
Apa susahnya bersalaman. Ulurkan tangan, disambut oleh lawan bicara, terus saling menggenggam, selesai. Namun, selaku orang timur, yang selalu menjunjung tinggi sopan santun, banyak tata krama yang harus diperhatikan dalam bersalaman.
Sebab, secara khusus melalui proses bersalaman yang baik dan benar, dapat menciptakan energi dan semangat positif bagi orang yang melakukkannya. Baik dengan pengantin maupun dengan orang yang sudah dan belum dikenal.
Percaya atau tidak, dengan berjabat tangan kita dapat mengetahui kepribadian seseorang. Jabat tangan yang baik dilakukan dengan bahasa tubuh yang baik, santun dan penuh percaya diri.
Sehubungan dengan persoalan ini saya ingin sedikit berkisah.
“Berjabat tangan dengan si Togop serasa makan sayur tanpa garam. Mata dan tangannya entah kemana, teman ngobrolnya entah siapa. ” Begitu curhat cowok gantengku, setiap habis bersalaman dengan pria sebayanya itu, yang notabene adalah sosok berpendidikan tinggi.
Dari cerita ini tentu kalian dapat membayangkan bagaimana kepribadian seorang Togop. Apakah dia tipe manusia cuek, tinggi hati, jaga gengsi, atau apalah-apalah.
Maaf, sedikit melenceng. Tadi saya akan memberi tahu ke calon pengantin bagaimana adab bersalaman yang baik supaya tamu nan hadir tidak kecewa. Biar perbincangan kita lebih kena, untuk sementara anggaplah Anda semua pengantinnya. Ahay ....
1. Berdirilah dengan sikap yang wajar
Andaikan tamu mengulurkan tangan saat kamu sedang duduk, berdirilah dengan sikap yang wajar. Hal ini menunjukkan bahwa kamu takzim atas kehadiran mereka. Pengantin bersalaman dalam posisi duduk kesannya seperti doi sedang sakit.
2. Jabatlah tangannya dan fokuslah
Bayangkan perasaan seorang tamu, datang dari jauh-jauh untuk menyatakan suka citanya pada hari bahagiamu. Tau-tau saat dia minta bersalaman kamu kurang respek alias dingin gara-gara tidak fokus.
Mungkin kamu sibuk memperhatikan tamu dari kalangan orang penting yang sedang berdatangan atau sedang makan di kursi yang agak jauh dari singasana persandinganmu. Atau kamu khawatir tak dapat memuaskan semua undangan.
Sehingga tamu di depan matamu terabaikan dan tidak terlayani sebagaimana mestinya. Berjabat tangan? Iya. Tapi asal-asalan, sekadar memenuhi syarat saja.
Jabatlah tangan mereka, dan fokuslah. Jangan racuni pikiranmu dengan hal-hal yang tidak penting.
3. Pandang wajah dan tataplah matanya
Saat berjabat tangan, tataplah mata sang tamu. Tersenyumlah sambil mengucapkan terima kasih. Senyumanmu adalah gambaran bahwa kamu sangat menghargai kehadiran mereka.
Bersalaman? Iya. Tapi sambil ngobrol asik dengan tamu lainnya. Atau sibuk berbicara dengan mempelai pria/wanita.
Saya beberapa kali kecewa tersebab masalah sepele begini. Terakhir, saking mengahargai kedua pengantin dan orang tuanya, di tengah hujan pun saya tetap berangkat ke lokasi pesta. Nyewa sopir pula.
Saat hendak menyalami pengantin, kedua mempelai putus nyambung ngobrol dengan tamu lainnya. Sebal berdiri terlalu lama di samping kursi pengantin, saya ulurkan tangan. Jabat tangan terjadi. Yang disalami tidak serius dan terkesan tak menghargai kehadiran saya.
4. Perlakukan tamu secara adil
Disadari atau tidak, perlakuan memilah milih status sosial dalam berjabat tangan tidak hanya berlaku universal seperti kisah si Togop. Acap kali juga terjadi di pelaminan. Meskipun itensitasnya amat sedikit.
Kalau tamunya dari golongan tertentu, kedua mempelai menyambutnya dengan senyum manis, santun, dan penuh basa-basi. “Yuk, foto bersama dulu, Bu, Pak." Jika tamunya kelas kampung, terlihat jelas hambarnya. Momen berfoto berlalu begitu saja.
Jabatlah tangan tamu dengan adil. Ingat! Semua manusia sama di mata Tuhan. Si kaya, si miskin yang cantik, ganteng, yang jelek sama-asam makhluk Ciptaan Allah. Memberikan penghormatan lebih kepada orang kaya dan menyepelekan orang miskin, adalah penghinaan bagi mereka.
Demikian Adab bersalaman yang baik bagi pengantin supaya tamu
tidak kecewa. Sebenarnya masih banyak kaedah lain yang harus diperhatikan dalam bersalaman yang berlaku umum. Mulai tata cara membuka jari, sampai ke kekuatan genggam tangan dan lain sebagainya. Tetapi sesuai judul dan temuan di lapangan, saya padai pada 4 poin ini saja.
Sebelumnya mohon maaf, tema ini diangkat bukan bermaksud menggurui. Bukan pula untuk menjelek-jelekkan golongan atau oknum tertentu. Hanya berdasarkan opini dan pengalaman pribadi. Saya yakin, peristiwa serupa tak pernah terjadi di daerah lainnya. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Hallo, Mobil Angkutan Desa! Mana popularitasmu Dulu?
- Pengalaman Pahit Merenda Kehidupan
- 3 Pemicu Konflik Antar Tetangga yang Harus Diwaspadai
- Setop Berpikir Menjual Rumah
*****
Penulis
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi.
Memang sih Bu, kadang kalo orang biasa, pengantinnya agak cuek waktu salaman, giliran orang penting seperti kepala desa atau RT, semangat dan ceria. :)
BalasHapusKaysknya penyakit ini ada di mana2 ya, Mas Agus. Terima kasih telah singgah. Doa sehat untuk keluarga di sana ya
HapusKadang pengantin suka cuek kalo dah undangannya dihadiri, padahal sebelumnya mohon mohon supaya datang
BalasHapusBetul, ananda Nita. Di sini juga begitu. Selamat sore. Terima kasih telah mengapresiasi.
HapusKalau saya berpikir positif aja. Barangkali mereka lelah mengikuti rangkaian acara dari harus bangun pagi-pagi pergi make-up, dandan, prosesi adat, melayani salaman tiap orang, dll.
HapusBoleh jadi begitu, Mas Tikno. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam. Doa sukses untukmu selalu.
HapusBetul banget bund, kadang tangan kemana mata kemana 😁
BalasHapusYa. Seakan-akan mereka tak butuh kehadiran kita. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore. Doa sehat untuk keluarga di sana ya
HapusInget pas nikah dulu. Selesai acara resepsi, wajah serasa pegel, karena seharian senyum sambil salaman ke para tamu.
BalasHapusSalam kenal Mbak Nur
Alhamdulillah. Gak apa pegal sebentar, Mas. Cuman sekali seumur hidup. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.
Hapusilmunya sangat bermanfaat bu'
BalasHapusTerima kasih, Mas Julaiman. Selamat sore. Doa sehat untuk keluarga di sana ya
HapusSiap. Betul Bu, memang harus ada adabnya saat bersalaman sebagai penghargaan dan penghormatan terhadap orang yang diajak dan mengajak salaman. Terima kasih mengingatkan etika bersalaman Bu Nur. Salam Sehat.
BalasHapusSelamat malam, Pak Eko. Di tempat saya hal begini sering terjadi. Terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana ya
HapusSetuju Bu Nur, terimakasih untuk ilmunya
BalasHapusTerima kasih kembali, Mas Warkasa. Terima kasih juga telah mampir.selamat malam.
HapusPernah ngalamin ini, salaman sama mempelai tapi dianya sambil ngobrol sama tamu yang lain. Duh rasanya nyesel banget dateng ke acara, tapi ya sudah sebatas menggugurkan kewajiban karena sudah diundang.
BalasHapusSaya lupa-lupa ingat sih Bu, tapi memang kayaknya saya belum pernah disalamin pengantin sesukanya, selalu dapat pengantin yang pas saya mau salaman, mereka berdiri sambil tersenyum ramah, even kami nggak kenal dekat, hahahaha.
BalasHapusBahkan. kami pernah ke acara nikahan orang yang kami nggak kenal, karena disuruh teman buat datang bawain amplopnya, dan pengantinnya tetap berdiri dengan ramah tuh :D
Etapi kalau masa sekarang, salaman udah jadi hal yang nggak boleh ya Bu, hahaha
Mantap. Kalau mereka menyambut kita ramah, kita puas menghadiri undangannya. Tentu tidak semua pengantin seperti dikisahkan di atas. selamat sore ananda Rey. Terima kasih telah mengapresiasi.
Hapussetuju mbak, berjabat tangan juga ada etikanya, kadang tuh saya masih menemui orang yang berjabat tangan tapi pandangannya kemana mana
BalasHapusTernyata kasus ini ada di mana2, ya. Selamat pagi, ananda Ainun. Terima kasih telah mengapresiasi. Do sehat untuk keluarga di sana ya.
HapusSemoga pas aku nikah dulu, tidak ada melukai perasaan para tamu Krn masalah salaman. Ga pengen juga seperti itu. Inget banget tiap ada tamu naik ke pelaminan, ya lgs berdiri dan salaman, senyum ga lupa terpasang :D.
BalasHapusAlhamdulillah, dimanapun dan dengan siapapun kita bersalaman adabnya memang begitu. Salah satu manfaat berjabat tangan itu saling memaafkan. Kalau bersalaman hanya menambah luka orang yang disalami, mamfaatnya dima. Coba. selamat pagi, ananda. Fanny. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.
HapusWah gitu yah bu nur,, say blum kawin sih jd blum tu ternyata ada juga adabnya salaman yah
BalasHapusHehe ... semoga cepat ketemu jodoh ya, ananda Fahrul. Terima ksih tanggapannya. Selamat malam. Salam untuk keluarga di sana.
Hapus