3 Alasan Istri Kabur Tinggalkan Anak dan Suami
Suami menceraikan isteri secara Islam, jamak terjadi di negara yang mayoritas berpenduduk Muslim terbesar ini. Lalu apakah istri tak boleh mentalak suami?
Pertanyaan tersebut sangat sensitif, pelik, dan susah dijawab. Karena berkaitan dengan syar’iah. Takutnya salah ulas.
Jujur, selama hidup saya, kasus istri mengucapkan talak pada suaminya belum pernah saya temui. Yang ada, oknum istri kabur meninggalkan suami dan anak-anaknya dengan berbagai alasan. Di sini berlaku filosofi orang tua-tua, “Tak ada asap kalau tak ada api. Tiada badai tanpa adanya angin.
Berdasarkan kesaksian tersebut saya coba mengulas 3 alasan seorang istri nekad kabur meninggalkan suaminya.
Alasan pertama: Istri kabur karena suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Poin pertama ini adalah alasan kalasik dan lumrah terjadi. Istri kabur karena tak tahan dengan perlakuan suami yang sering melakukan kekerasan. Baik fisik maupun psikis.
Soal kekerasan fisik, kita semua tentu sudah tahu bentuk tindakannya seperti apa. Intinya, suami menyakiti raga istri sampai benjol dan babak belur. Bahkan ada yang berakibat vatal hingga cacat seumur hidup. Jadi, masalah ini kita anggap kelar, tak perlu dibahas lagi.
Jika ada yang merasa menjadi korbannya, tinggal lapor polisi, dengan membawa bukti yang syah dan bisa dipertanggung jawabkan. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 siap membantu.
Tetapi kalau ada istri yang memilih kabur syah-syah saja. Ha ha ha .... Hal ini menyangkut hak azazi. Untuk apa tetap bertahan. Orang nikah itu mencari kebahagiaan. Bukan minta dipukul. Siapa yang salah siapa yang benar, urusan belakangan. Biarlah hukum yang berbicara.
Selanjutnya kekerasan psikis, adalah bentuk kekerasan dalam rumah tangga selain kekerasan fisik.
Kata orang bijak, wanita itu senang diperhatikan, didengar, dimengerti, dan paling suka disayangi. Inilah resep bagi pria apabila dia ingin menaklukkan hati wanita. Bukan main pukul seenaknya.
Apa jadinya andaikan seorang suami punya tabiat kasar terhadap istri? Suka menang sendiri alias egois, terlalu ngatur, dikit-dikit marah, salah dikit memaki, ringan bibirnya menghina dan mengusir. Biasanya sedikit saja istrinya bersuara, plak ..., tangannya mendarat di pipi.
Dampaknya lebih dahsyat daripada kekerasan fisik. Untuk sekali dua kali mungkin istri bisa bertahan. Sekalian berharap suaminya bisa berubah.
Ternyata bertahun-tahun telah berlalu, sikap suami tak kunjung ada pembenahan. Justru bertambah parah. Hanya wanita tak waras yang mau memasrahkan dirinya untuk disiksa suami. Yang lain memilih kabuuuurrr .... Atau kalau tidak gila mungkin nekat bunuh diri.
Anehnya, setahu saya, kebanyakan, suami pelaku KDRT ini tidak mudah mentalak istrinya. Meskipun berkali-kali istrinya minta cerai.
Alasan ke dua: Istri kabur karena kepincut mantan atau pria lain
Hadirnya pria lain dalam sebuah pernikahan merupakan alasan lain untuk wanita itu kabur meninggalkan suami dan anak-anaknya. Lebih-lebih zaman sekarang. Kemajuan teknologi membuat dunia tanpa batas.
Saat reuni ketemu
mantan, komunikasi berlanjut lewat
handphone. Sang mantan telah jadi orang
sukses pula. Mobil mewah, duitnya melimpah. Istri yang dahulunya patuh dan nurut pada suami, kini sudah pandai melawan.
Kondisi tersebut akan bertambah parah jika
suami sendiri malas mandi, tak
mau gosok gigi. Beli semangkok bak so saja susahnya setengah mati. Kemana-mana naik ojek
mending juga daripada jalan kaki.
Kasar dan pemarah pula. Ha ha (candaan
only) .... Wanita
mana yang tidak mau diajak kabur coba. Kecuali wanita beriman dan tahu agama.
Tetapi ada juga oknum istri yang kabur dengan pria lain. Sedangkan suaminya tampak sempurna, ganteng, orang penting, dan berduit pula.
Begitulah sifat sedikit perempuan, bila telah terkontaminasi oleh perselingkuhan, sama mantan maupun bukan, malu dan takut dosa tak lagi tersisa barang serambut dibelah tujuh.
Alasan ke tiga: Istri kabur karena nasib tak kunjung berubah
Keberuntungan dan rezeki setiap orang itu tidak pernah sama. Ada individu yang diberkahiNya kekayaan yang melimpah ruah, tidak sedikit pula yang miskin parah. Sampai-sampai memenuhi kebutuhan suap sehari-hari pun susah.
Sebagian besar kaum istri ikhlas menerima kondisi tersebut, sambil berjuang maksimum supaya ke depan keadaan bisa lebih baik.
Dalam hal ini, beban perjuangan terberat terletak di pundak suami. Banyak pula istri yang dengan suka rela membantu suami mencari nafkah.
Celakanya, ada pula oknum suami yang kurang tahu tanggung jawab. Suka bermalas-malasan, malas bangun pagi, petani tapi enggan ke sawah dan ladang.
Disuruh berdagang, jangankan untung. Malah modalnya yang buntung. Dikasih kerjaan ini tidak, kerja itu ogah. Punya anak 5, butuh makan dan biaya sekolah. Situasi begini berlangsung dari tahun ke tahun, tiada tanda-tanda kebaikan akan menghampiri.
Jika demikian adanya, istri mana yang sanggup bertahan, coba. Semua perempuan normal pasti mendambakan perubahan dalam hidupnya. Hanya insan berhati malaikat yang tak tergoda dengan kemajuan zaman.
Kalau sekadar isi perut, hewan juga bisa. Mereka ingin punya rumah, punya HP, punya kendaraan dan lain sebagainya seperti tetangga sebelah.
Beda cerita jika suaminya dalam kondisi sakit, atau cacat permanen akibat kecelakaan atau sakit menahun, hingga tak mampu melakukan apa-apa.
Saya banyak menemui suami type pemalas begini. Tiga darinya ditinggal kabur oleh istrinya. Sisanya tetap bertahan sampai ajalnya menjemput. Dari era ketumbar sampai zaman merica, hidupnya begitu-begitu saja.
Kesimpulan dan Penutup
Apabila ditelusuri lebih dalam, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari uraian di atas. Andaikan problem tersebut sebuah penyakit, tak akan pernah ditemui obatnya.
Kecuali masing-masing pihak mengubah “gaya hidup”,
dalam artian menyadari kesalahan diri masing-masing. Dan kunci terpentingnya terletak pada pribadi oknum pelakunya. Dikala itulah peran agama itu sangat diperlukan dalam hidup dan kehidupan.
Demikian 3 alsan istri kabur tinggalkan anak dan suami sesuai dengan apa yang saya ketahui. Sejatinya banyak alasan lain yang membuat kaum istri tersesat begini. Di antaranya, kepincut teman facebook, termakan bujuk rayu laki orang, sampai ke masalah ranjang. Supaya tidak terlalu panjang kita padai hingga ini saja.
Terakhir mohon maaf, tulisan ini hanya opini pribadi. Bukan berdasarkan survei atau kajian ilmiah. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Seminggu Pulang Kampung, Ini Oleh-oleh yang Saya Peroleh
- Abses Submandibula telah Membuat 4 Keponakanku jadi Yatim
- Tongkrongan Melayu Kopi Daun tak Kalah Elegan dengan Gaya Ngopi Modern
- Ketika Rambut Menjadi Benda Menjijikkan ...
- Maaf, Bukan Pamer: Ini Secuil Kemenangan yang Pernah Saya Raih dalam Berkompetisi
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Semuanya terpulang pd individu. Yg harus dijaga ialah iman. Semoga dijauhkan dari perkara² musibah berat didalam rumahtangga
BalasHapusAmin temanku Azmer. Setuju. orang beriman tak akan merusak akhlak dan harga dirinya. Terima kasih telah menanggapi. Selamat malam dari Negera Sahabat.
Hapusalasannya memang masuk akal mba Nur dan dalam membina rumah tangga mungkin butuh saling pengertian ya mba, he-he
BalasHapusSepakat, Mas Kuanyu. Kadang saling pengertian itu yang sulit dicapai. Terlebih bagi orang awam dan kurang iman. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.
HapusSelamat malam juga mba Nur, sama-sama
Hapusdi Malaysia boleh rujuk pada majlis Islam
BalasHapusmereka lebih arif untuk menyelesaikan masalah tersebut
Di sini bisa ngaju cerai dengan cara baik2. Tapi apabila iblis telah menggoda, manusia jadi buta. He he ... Selamat malam, Temanku. Terima kasih telah singgah.
HapusAlasan istri kabur karena suami suka mukul itu banyak terjadi. Tetangga saya ada yang minta cerai karena suaminya hobi nabok Bu. Ada beberapa orang disini.
BalasHapusKalo yang kabur dari suami dan anak karena kepincut mantan juga ada tapi cuma satu.😄
Sedih ya, Mas Agus. Padahal kita nikah supaya hidup jadi tenang. Bukan saling menyiksa.
HapusEra medsos ini para istri kabur ikut lelaki sangat banyak, Mas Agus. Entah itu ikut pacar atau lelakj lain. Mereka kurang siap memasuki alam digital. Seperti kuda baru lepas dari kandang. Selamat pagi. Salam hangat penuh doa
berdasarkan data dan hasil riset, alasan ketiga adalah alasan paling banyak kenapa orang bercerai....
BalasHapusposting bermanfaat.....
Thanks you for sharing
Iya, Mas. Umumnya menimpa suami yang pemalas. He he ..... Kadang mereka mengkambinghitamkan takdir. Padahal, usaha dan kerja itu bukan urusan Tuhan. Memang dia saja yang diurus ma Tuhan. he he ... Terima kasih telah singgah. Selamat pagi.
Hapus