Batal Tayang karena Dibayangi Undang-undang ITE
Hallo sahabat tercinta! Salam jumpa lagi bersama celotehnur54, setelah absen selama 2 hari. Jadi, Minggu ke 2 November ini telah terjadi pelanggaran terhadap jadwal tayang yang saya tetapkan sendiri. Yaitu dua hari sekali.
Dikhawatirkan menyinggung pihak lain
Selasa, 09 November, pukul 15.15, kemarin, saya telah menuntaskan sebuah artikel, yang rencananya akan dipublish usai salat Isya.
Entah mengapa, setelah laptop ditutup dan aktivitas akan berlanjut di dapur, hati saya mendua. Antara mau memosting dan ditangguhkan dulu.
Pasalnya, konten tersebut rada-rada transparan. Seakan-akan memojokkan pihak lain. Takutnya bermasalah di kemudian hari.
Jadi ingat pesan Isya Alamsyah pada tulisannya di Komunitas Bisa Menulis (KBM), yang intinya kira-kira bagini, “Nulis itu jangan mencari masalah. Jangan menyinggung pihak lain. Di muka bumi ini, sumber ide bertaburan. Silakan digali!” (mamaf, saya tak ingat lagi bulan dan tanggal postingannya).
Hal senada disampaikan pula oleh content worker Mbak Widha Karina, saat saya mengikuti worshop (A to Z) di kompasiana pertengahan tahun 2020 silam.
Ya sudah. Saya berpikir, tulisan ini didiamkan dulu. Mau diposting atau tidak, keputusan nanti malam, setelah salat Isya.
Bongkar-bongkar Perabot Dapur
Berhubung waktu yang tersisa masih panjang, kegiatan di dapur saya awali dengan bongkar-bongkar. Perabotan yang telah berbulan-bulan tersangkut di dinding karena jarang terpakai, semuanya sudah dipenuhi daki berminyak, tersebab kelamaan disarangi udara yang mengandung minyak goreng.
Di tengah tangan menggerayangi cucian, kepala saya sibuk bermain dengan timbang menimbang. Tayang-tidak, tayang- tidak. Kalau tetap memaksa tayang, bayangan sengketa karena terjerat UU 11 Tahun 2008 (Undang Undang ITE), plus tuduhan melakukan perbuatan tidak menyenangkan, berkelebat di depan mata.
Belum lagi memikirkan hubungan keluarga yang cendrung retak. Sebab, konten yang saya tulis sedikit menyentuh masalah pribadinya. Walaupun sangat kecil kemungkinan dia menggugat karena apa yang saya paparkan sesuai realita. Lagi pula doi juga kurang familiar dengan dunia internet. Kapan dia membacanya?
Andaikan batal posting, rutinitas update sekali dua hari tergencet. Saya tak punya stok tulisan untuk pengganti.
Kesimpulan dan penutup
Habis salat maghrib dan makan malam, lagi-lagi saya berpikir untuk menentukan pilihan. Hingga akhirnya nurani saya berbisik, “Jadwal tayang kali ini di-skip saja”.
Beginilah kekhawatiran yang saya alami tentang ancaman pelanggaran Undang-undang ITE , sampai membatalkan jadwal tayang artikel kemarin malam. Semoga inspiratif.
Baca juga:
- Kiat Sukses Ala Celotehnur: Semua Roda Harus Berputar
- Melanggar 3 Hak Tubuh Ini Termasuk Kejahatan Terhadap diri Sendiri
- Sering ke Pesta? Jadilah Tamu Baradab
- Pengalaman Jadi Pembuntut Emak: Disodor Tinja Sampai Dikunci di Kamar
- Lika-liku Hidup: dari Takut Menyanyi Sampai Bisa Menulis Blog
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Wak rasa pun, sekiranya mendatangkan kesulitan di belakang hari, lebih baik di batal tayang aje
BalasHapusBetul sobatku. Sudah dibatalkan. Terima kasih telah mengingatkan.
Hapushaha bener bun, zaman sekarang ga bisa sembarangan, bisa bisa kena ITE
BalasHapusSetuju, ananda. Jangan2 nulis tak ada duitnya, malah masuk penjara. Ha ha. ...
HapusIkut man yang rasa terbaik untuk semua
BalasHapusAlhamdulillah sudah ditinggalkan semanku azmer. Terima kasih telah singgah.
HapusJika memang agak sensitif sebaiknya memang dibatalkan saja bunda, soalnya takut nanti bermasalah. Apalagi UU ITE memang agak rancu.
BalasHapusInsya Allah nanti ada bahan postingan lagi.
Terima kasih telah mengingatkan, Mas Agus. Sudah dimuseumkan he he ... Selamat malam, selamat istirahat.
HapusSebenernya kalau namanya disamarkan atau diplesetkan aman sih Bu dari UU ITE, tapi ya mungkin kalau orangnya baca dia bakalan ngeh dan akhirnya jadi konflik
BalasHapusTapi dari tidak jadi tayangnya tulisan tersebut, setidaknya bisa muncul tulisan ini buat update postingan blog 😁
Setuju Pak Guru. Saya berpikir, sisa usia ini harus dinikmati dengan ketenangan. Tak ada gunanya cari2 masalah. Selamat sore. Terima kasih telah singgah.
HapusHebatnya bunda ga menyerah, ketika tulisan 'tersebut' tak jadi ditayangkan, tapi momen itu jadi ide untuk nulis tentang kegalauan tulisan tersebut. Keren bun
BalasHapusAlhamdulillah, oh ya, ya. bunda tak menyadari hal itu ananda Regen. He he ... Terima kasih telah singgah. Selamat sore. Selamat minikmati senja menjelang maghrib.
HapusSalam Kenal Bunda
BalasHapusAdanya undang-undang ITE ini memang sedikit banyak mempengaruhi kebebbasan berekspresi para penulis, seakan-akan kita hanya boleh menulis yang manis-manis saja
Habis mau bagaiman lagi, Mbak Asmawati. Orang pegang kendali. Ibarat pisau, pemerintah pegang ulunya kita megang matanya. He he .. ... Selamat sore. Terima kasih telah singgah.
HapusSalam kenal juga, Mbak.
HapusMbak Asmawati. Saya kok gak bisa komen di blogmu?
Hapussaya pun setuju. kalau tulisan itu banyak mendatangkan buruk dari baik, lebih baik tidak dipublish
BalasHapusTerima kasih dukungannya, ananda SalbiahM. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat sore dari negeri seberang.
HapusIkut menyimak Bu Nur..
BalasHapusjudul artikel yang kritis terkadang mengundang banyak perhatian, jadi memang harus hati-hati sepertinya, he-he
BalasHapusAlhamdulillah, untung batal publish. Kalau tidak, mungkin jadi beban pikiran. Selamat malam, Mas Kuanyu.
Hapusselamat malam juga mba Nur
HapusNulis ikut hati ikhals ya Cik nur..Dunia zaman sekarang kan ..apa saja info di hujung jari..silap tulis nah tindakan kan
BalasHapusInsyaallah, iya, temanku Etuza. Apakah di Malaysia juga begitu? he he .... Selamat malam, selamat istirahat.
HapusPenasaran deh Nek, Tulisan apa ya?
BalasHapusHe he ... Ntar nenek edit dulu. Suatu ketika insyaallah publish.
HapusBaiklah Nek
Hapusbegitulah hidup di negara nganu: orang gampang tersinggung, gampang menuntut.... apalagi kalau menyentil yang punya kuasa.
BalasHapus# memang lebih baik mencari selamat, daripada mencari masalah