Sering ke Pesta? Jadilah Tamu Beradab
Untuk antisipasi, pemilik acara biasanya berprinsip lebih baik kelebihan stok daripada kekurangan. Sebab, yang namanya pesta segala sesuatu, seratus persen disiapkan untuk memuaskan tamu.
Namun pas hari H-nya ada saja tamu yang kurang beradab yang kadang-kadang bikin kesal. Mereka termasuk dalam golongan berikut:
1. Pribadi nakal
Dalam bersantap di tempat hajatan, ada saja pribadi yang nakal, tak tahu sopan santun (meskipun tidak banyak). Akibat perbuatannya menu yang telah disiapkan banyak mubazir atau terbuang percuma.
Saya dan mungkin juga Anda sering menyaksikan pada sebuah pesta pernikahan atau perjamuan lainnya, oknum undangan mengambil ransum dalam porsi jumbo. Bahkan melampaui batas kewajaran. Setiap macam lauk yang terhidang di prasmanan dia sikat. Sehingga isi piringnya monjong seperti gunung merapi.
Celakanya, baru satu atau dua suap dia mencicipi, sang oknum berhenti. Menyisakan makanan yang masih banyak, disertai beberapa potong lauk. Di sisi lain, tak jarang undangan yang datang belakangan tidak kebagian.
2. Tidak orang sembarangan
Anehnya, pelakunya tidak orang sembarangan. Gayanya perlente dan kekinian. Sepengamatan saya, mereka kebanyakan dari kaum emak-emak. Hanya sedikit dari golongan bapak-bapak.
Susah ditebak, apa motifnya mereka berbuat demikian. Apakah menunya keasinan atau kurang enak. Atau pamer gengsi.
3. Kenyang tapi ngambil menunya banyak
Suatu ketika saya makan satu meja dengan individu tipe ini. Geram dengan sikapnya, saya beranikan diri untuk menyapa, “Kok tak dimakan, Bu?”
“Udah kenyang,” jawabnya sambil mengangkat bahu. Seperti ada sesuatu yang menjijikkan.
Alasan yang tidak masuk akal. Sudah tahu perutnya kenyang, mengapa makanan diambil sebanyak-banyaknya.
4. Mengganggu pemandangan
Terlepas dari dimakan atau tidak, tamu yang mengisi piringnya segunung runtuh, di segi etika pun tidak elok. Merakus di tempat undangan, dilihat puluhan pasang mata.
Seakan-akan datang ke pesta sengaja mencari kepuasan perut mau makan enak. Seperti lidahnya tak pernah tersentuh makanan lezat.
Selain itu, sisa makanan yang tergeletak di piring dapat mengganggu pemandangan. Sehingga merusak keindahan ruang pesta.
5. Merusak citra
Saya tak habis pikir, mengapa setiap menghadiri hajatan ada saja oknum yang bersikap tidak terpuji terhadap sajian yang disuguhkan tuan rumah.
Bagi tuan rumah mungkin persoalan begini tidak masalah. Yang penting acara sukses sesuai harapan. Namun bagi tamu dan selaku manusia yang bermartabat, dapat merusak citra dirinya.
6. Perbuatan mubazir
Apapun dalihnya, prilaku membuang-buang makanan itu pemborosan dan mubazir. Dalam Al-Quran Surah Al-Isra, Ayat 26-27, Allah berfirman, yang intinya, Beliau menyebut para pemboros adalah teman setan.
Selaku nenek-nenek kampung, saya kurang suka kepada anak cucu yang mengambil nasi dan sambal melebihi kapasitas perutnya. Bila tidak habis dibuang.
Sementara di luar sana kaum miskin dan anak-anak terlantar banyak yang kelaparan karena tak punya apa-apa untuk mereka makan.
Kesimpulan dan Penutup
Sejatinya kehadiran tamu di tempat pesta tidak semata-mata untuk makan. Lebih dari itu adalah menghormati tuan rumah dan menyambung silaturrahmi karena lama tidak saling kunjung.
Sering pula secara kebetulan di tempat pesta terjadi reunian kilat dengan sahabat lama, membuat hati kita berbunga-bunga.
Demikian ulasan singkat ini ditulis berdasarkan temuan pribadi. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Pengalaman Jadi Pembuntut Emak: Disodor Tinja Sampai Dikunci di Kamar
- Lika-liku Hidup: dari Takut Menyanyi Sampai Bisa Menulis Blog
- 5 Kerugian Mengintai Saat Orang Tua Menunggu Anaknya Belajar di Kelas
- Dahulu Layak Dikatakan Negeri Miskin, Kini Rumah Cantik Bak Jamur di Musim Hujan
- Tak hanya Anak SD, Anak Orok Pun Terperangkap Pernikahan Dini
****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi
________________
Notes: Artikel ini Telah tayang di Kompasiana.com tanggal 21 September 2019.
wah, kalau dibuang karena ngambil melebihi porsi, sayang memang... mubazir.
BalasHapus# Tulisan yang mengingatkan kondisi kampung halaman.... thank you for sharing.
Mungkin tabiat tersebut terbawa dari kebiasaan di rumah tangga mereka. Yang menganggap hal tersebut bukan suatu kekeliruan. Selamat malam dari tanah air, Mas Tanza.
HapusMubazir banget ya, Mas Tanza. Enak biarkan dia tersisa di prasmanan. Kemudian disedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Selamat malam, Dari tanah air, Mas. Terima kasih telah singgah.
HapusSaya juga empet bu kalau liat tamu engga habisin makanan dan pindah ke tempat makan lain
BalasHapusKayak (maaf) monyet aja belum selesai makan di tangan kanan udah ambil lagi.
Makanya kalau ke hajatan ambil dikit aja
Tar kalau masih muat dan udah habis baru ke tempat makanan lain
Ha ha ... Seperti manusia lapar ya, Mas Ikrom. Tapi kalau memang dia makan masih bisa ditolerir. Yang disayangkan, ambilnya banyak, kemudian dibuang. Selamat malam, Mas Ikram. Terima kasih telah singgah. Doa sehat untuk keluarga di sana ya.
HapusIya saya juga benci yang model seperti itu. Malah lebih suka model pondokan seperti khusus bakso dan porsinya segitu. memang model seperti ini banyak tamu kurang puas tapi setidaknya mengontrol makanan yang ada. Bahkan pernah sekalinya prasmanan pihak katering yang ambilkan kita tinggal tunjuk saja mau menu yang mana. Ini lebih efisien meski ya kita gak bisa nambah seenaknya cuma satu menu.
BalasHapusTapi pernah juga waktu saya di Bengkulu dulu ada yang ngambil nasi kayak gunung gitu. Bapak2 sih pelakunya, tapi ya habis dan setelah itu si bapak duduk sambil ngerokok dan ada juga yang nunggu giliran nyanyi.
Nah, ambil nasi banyak, tapi dihabisin, gak masalah. Tuan rumah mungkin bangga. Asal jangan dibuang. Rasanya saya juga setuju kalau orang katering yang ngambil. Efektif dan tidak seenaknya ngambil, terus dibuang. Selamat malam, Mbak Indri. Terima kasih telah mengapresiasi.
HapusMaaf Mama Indri. Saya tak bisa masuk ke blogmu. Halamannya kosong. Terima kasih.
HapusSuka lihat majlis perkahwinan di Indo. Sahabat baik saya sejak kecil bernikah sama org jakarta. Majlisnya awesome gitu.. mengekalkan adab dan budaya tradisi
BalasHapusNtar kalau punya anak bujang, jodohkan sama orang Indonesia saj. he ...he. Selamat malam, azmer
HapusBaju adat Jambi dan Palembang itu agak mirip ya bu..
BalasHapusDan bener, saya juga kalau ke kondangan paling kesal dengan orang yang mubazir dalam mengambil makanan. Malah kalau di daerah saya sekarang kan sistemnya hidangan, jadi prasmanan juga tapi semua tamu undangan datang dan makan serentak dalam satu waktu. Jadi untuk yang antrian belakang sering sekali ga kebagian makanan.
Memang ada kemiripan pakaian pengantin Palembang dan jambi, ananda Nisa. Itulah Indonesia. Bhinika tunggal ika.
Hapus"... prasmanan juga tapi semua tamu undangan datang dan makan serentak dalam satu waktu ..." Sistem lama yang masih cocok dengan zamannya.
Selamat siang. Terima kasih telah singgah.
Alhamdulillah sampai sini lagi, banyak nasihat ..isi blog menarik bermanfaat..
BalasHapusAlhamdulillah, mari kita saling menasihat, sobat Etuza. Selamat pagi selamat beraktivitas.
HapusLengkap selali paparannya ,sama saja disini Jawa Timur untuk Jember kalo masalah sajian bisa jadi gunjingan
BalasHapusTerima kasih telah singgah, ananda Nita. Selamat pagi dan selamat beraktivitas
Hapusterima kasih atas peringatan. sudah lama tak menghadiri majlis gara-gara virus. Apa pun kalau hati tak kuat, tak perlulah hadir ke acara pernikahan mantan. hihi. gurau aja kak
BalasHapusYa, hadir di pesta mantan, bukannya dijangkit covid 19, tapi boleh jadi digigit bininya. Ha ha ... Bercanda only. Selamat sore.
HapusBetul sekali nek,banyak yang ambil makanan tidak semestinya, bahkan saya sendiri pernah melihat ada tamu undangan yang memasukan makanannya ke kantong plastik 😁 miris lihatnya
BalasHapusMasyaallah, sampai masukan makanan ke kantong plastik? TERLALU. He he .... Selamat malam, ananda Dinni.
Hapuspadaahl prasmanan ya, artinya bisa ambil sesuai dengan kemampuan
BalasHapusTernyata ngambilnya tidak sesuai dengan kemampuan perut. Selamat malam minggu, Mbak Tira. Rasanya kita pernah ketemu di kompasiana.
HapusWaah... Ikut menyimak, Bu Nur..
BalasHapusSilakan, Mas Warkasa. Selamat berakhir pekan. Terima kasih telah singgah.
HapusPaksu saya banget ini Bu, seringnya kalau ke kondangan dan nemu menu kesukaannya, dia langsung ambil banyak, udah deh saya ngomel, kan mestinya ambil secukupnya dulu, belom tentu seenak yang dia inginkan kan.
BalasHapusKalau saya lebih suka ambil dikit alias cicip-cicip.
eh kecuali es krim sih Bu, wakakakka.
Saya pernah kondangan ke acara anak mantan atasan saya, dia sediain es krim beberapa kotak gitu, ya ampuuunnn, udah deh saya nggak mau pulang, bolak balik ambil es krim, terlebih memang dipersilahkan duduk di space buat keluarga dan mantan atasan saya tau banget saya suka es krim. etdah saya jadi malu wakakakakak
Tapi biasanya laki-laki ngambil banyak jarang tersisa. Karena mereka makan benaran. Biasanya mantan atasan itu sudah tahu persis kesukaan anak buahnya. Karena merasa telah dekat seperti keluarga sendiri. Terlebih jika usianya jauh di atas karyawannya.Selamat malam ananda Rey. Terima kasih telah singgah. .
Hapus