Berkunjung ke Istana Maimun? Cari Tahu juga Sisi Minusnya
Ini adalah destinasi wisata terakhir yang akan kami singgahi selama bersafari wisata dari Jambi ke kota Medan.
Sekilas tentang Istana Maimun
Menurut sejumlah sumber, gedung antik berlantai 2 ini mulai dibangun 26 Agustus 1888, selesai pada tahun 1891. Memiliki luas 2.772 meter persegi.
Istana yang dominasi oleh warna kuning dan putih ini terbagi dalam 3 bagian. Bangunan induk, sayap kiri dan sayap kanan. Dengan corak perpaduan unsur-unsur budaya Melayu, Islam, Spanyol, India, dan Italia.
Kata Maimun diambil dari nama sang ratu Siti Maimunah. Berasal dari Bahasa Arab yang berati berkah. Istana ini pernah ditempati oleh 4 kesultanan.
Menelusuri ruangan induk Istana Maimun
Pengunjung bebas berkeliling dan berfoto selfie di ruangan bangunan induk istana. Di sana terparkir sebuah singgasana berwarna kuning menyala.
Sementara bangunan sayap kiri dan kanan dihuni oleh keturunan Sultan.
Dimensi lain di Istana Maimun
Hampir di setiap sudut dan bilik ada pedagang menggelar dagangannya. Mulai dari baju, topi, dompet dan barang lainnya.
Kawasan tersebut seakan beralih fungsi menjadi los tempat jualan. Nuansa sopingnya lebih kental ketimbang menggali informasi sejarah Kesultanan Deli dan istana Maimun itu sendiri. Hal ini patut menjadi keprihatinan kita bersama.
Setelah memotret beberapa objek, kami segera meninggalkan ruangan.
Lingkungan pekarangan Istana Maimun
Ada juga monyet yang dipaut pada pohon. Terbayang bukan? Aromanya kotoran monyet.
Kesimpulan dan penutup
Simpulannya, di satu sisi Istana Maimun patut diacungi jempol. Sebab, walaupun usianya telah 130 tahun lebih, kondisi bangunan dan barang-barang peninggalan di dalamnya masih awet dan terawat.
Namun di sisi lain, masih banyak kekurangsn yang perlu dibenahi. Sebab, Istana Maimun ini merupakan bagian dari kekayaan dan budaya bangsa, yang harus dijaga bersama. Dalam hal ini, uluran tangan dan perhatian pihak terkait sangatlah dibutuhkan.
Kalau bukan kita siapa lagi. Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Hotel Swiss Blinn, Bukan Aturannya yang Mengurangi Kenyamanan
- Jalajah Kaldera di Danau Toba
- Pengembaraan ke Parapat dan Dicegat Pemilik Vyns guest house
*****
Penulis,
Hj NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Simber ilustrasi: Dokpri
wow... baru tahu kalau bagian dalam ruangan istana dipakai untuk jualan....
BalasHapusApa bagian luar istana kurang luas?
# Thank you atas ceritanya, informatif dan nambah wawasan
Pekarangannya luas banget, Mas Tanza. Di sisi kanannya ada toko2 semacam kios. Tak tahu apakah pemiliknya keluarga istana atau tidak.. Kalau yang jualan di dalam itu katanya, pemilik toko keluarga istana. Tapi penjualnya (pelayan) orang luar.
Hapusoh, begitu.... jadi tidak nyaman, kalau ada yang jualan di dalam istana..
HapusSangat disayangkan.
HapusWalaupun saya berasal dari sumut tapi belom pernah sekali pun main ke istana maimun 😅
BalasHapusWsh ... Rugi tuh. Bang siregar. Saya dari Jambi naik mobil 3 hari ke Medan. He he .... terima kasih telah singgah. Selamat malam.
HapusMemang kalo banyak pedagang di tempat wisata jadi agak malas, mau beli duit mepet, mau nolak ngga enak
BalasHapusSepakat, Mas Agus. Saya juga begitu. Walaupun ada duit. Sejak pensiun tak ada lagi selera beli apa2.
HapusAgus> Bener banget....
Hapus👍
mungkin seperti di Malaysia Ibu Nur. Gara-gara pandemik, banyak tempat pelancongan terbiar sebab takde dana pulangan dari pelancongan luar. semoga kondisi Istana Maimun ni diperbaiki sebab sayang sejarah di dalamnya
BalasHapusIya. Boleh jadi tersebab pandemi, pihak terkait kekurangan dana untuk pemeliharaannya. selamat malam dari seberang. Salam sehat selalu.
HapusHehe lucu juga disamping istana megah ada kandang ayam reot, itu peliharaan milik raja atau bukan ya?
BalasHapusHa ha .... Mungkin ayamnya juga keturunan ayam kesultanan. Tapi kandangannya berantakan. He he ..... Maaf nenek sedikit bergosip.
HapusBener banget sih, pengelolaannya belum maksimal, padahal wisata yang ada di pusat kota Medan.
BalasHapusAndai pedagangnya disediakan tempat yang lebih layak, pasti bisa lebih bagus.
Seharusnya memang begitu ya, ananda Tudi. Dibuat kios dagangan di luar istana, tata dengan rapi, pasti ruang dalam istana jadi nyaman. selamat sore. Terima kasih telah mengapresiasi.
Hapus
BalasHapusYaa apapun bentuk tempat wisata atau meseum sekalipun pastinya akan selalu ada keunikan serta keanehan yang boleh dikatakan sesuatu kelebihan atau kekurangan.
Seperti yang terjadi pada Istana Maimun. Mungkin tak beda jauh dengan tempat2 wisata atau tenpat sejarah lainnya yang pastinya ada plus dan minusnya.😊😊
Plusnya ya pasti ada, Mas Satria. Di antaranya, barang2 milik kesultanan masih dipelihara. Minusnya Istana seperti kurang diperhatikan oleh pihak terkait. Terima kasih telah singgah. Selamat pagi.
HapusHadu saya mau banget ke sini Bu NUr
BalasHapusini apa bisa naik Teman Bus medan ya
saya suka cari yang gratisan hehe
sayang juga kalau kandangnya tak terawat'padahal bagus banget istananya
Kalau pergi sendiri bisa ngirit, Mas Ikrom. Yang susah tuh bawa keluarga. Selamat malam. Terima kasih telah singgah. Doa sehat untuk mu sekeluarga.
HapusApa kabar bunda? 😁😊
BalasHapusIstana nya sangat bagus yaa. Punya nilai sejarah yg tinggi. Nampaknya nanti kalau aku berkesempatan ke Medan, wajib untuk mengunjungi istana ini yaak..
Tapi sayang sekali yaa, di luarnya bisa ada jemuran baju gitu. Jadi ga estetik :((
Kabar baik, ananda. Terima kasih telah singgah ya. Dari jemuran itu mungkin kita bisa tebak2manggis, baaimana kondidi penghuninya, yang konon semuanya anak keturunan sultan. He he ....
Hapusmemang istana maimun bnyak pedagangnya mbak., terakhir saya ksana bbrpa tahun lalu habis tenaga + habis isi dompet,, buat belanja., pdhal saya kira cuma mau lihat2 istana doank.,.,
BalasHapusHaha ... Dasar anak muda. Nenek2 seperti saya tak ada selera untuk soping. Terima kasih telah singgah, Mbak. Salam sehat selalu buat keluarga di sana.
HapusWaaah baru tau, terimakasih untuk ulasannya Bu Nur..
BalasHapusTerima kasih telah singgah, Mas Warkasa. Doa sukses selalu untuk mu.
Hapussayang sekali bu Nur, sy jadi serasa gimana gt habis baca serasa sayang, kenapa ya kesadaran masyarakat dan bangsa kita begitu kurang dalam menghargai budaya,untuk sekarang kita boleh memasukkan unsur budaya lokal untuk mapel disekolah Nek, mungkin salah satu alasan mendasar untuk membangkitkan rasa memiliki budaya
BalasHapusBarangkali pihak terkait kekurangan dana untuk biaya perawatannya ya, ananda Nita. Maklum selama pandemi, tempat wisata beberapa bilan ditutup. Meskipun kembali dibuka, wisatawan yang datang mungkin berkurang dari biasanya.
Hapus