Hotel Swiss Belinn, Bukan Aturannya yang Mengurangi Kenyamanan
Traveling
Ilustrasi Hotel Swiss Belinn
Pukul 19.30, kami sampai di hotel Swiss Belinn, Kota Medan. Artinya, waktu tempuh Kaldera Danau Toba-Medan kurang lebih 6,5 jam termasuk isoma pada 2 titik, yang rata-rata 60-an menit.
Padahal jaraknya cuman 190-an kilometer, sebagian lewat tol. Normalnya 4 jaman. Tetapi dari awal konsep perjalanan kami, “Santai merayap, alon-alon asal kelakon.”
Saya ternganga melihat fasilitas di hotel bintang 3 itu. Maklum sejak pensiun tiada lagi yang bayar nginap di hotel kelas apapun.
Terakhir tahun 2017 nebeng jatah staycation suami si sulung. Karena sang menantu berada di luar kota, saya diajak sebagai penggati. Tempatnya di Abadi Suite Hotel Kota Jambi.
Oh ..., ya. Beberapa bulan kemudian di Hotel Metro, di kawasan Pudu, Kuala Lumpur, Malaysia. Standarnya jauh di bawah hotel yang pernah saya inapi dalam negeri. Lagi-lagi liburan nebeng sama si sulung, melalui biro.
Waduh ...! Jujur. Awalnya saya bingung mau nulis apa tentang Swiss Belinn ini. Sebab, setiap bepergian bersama anak menantu, saya hanya sebagai makmum. Terutama menyangkut akomudasi yang menggunakan teknologi. Mulai urusan makan sampai belanja-belanji.
Jadi ingat semasa di Inggris. Belanja ambil sendiri, hitung sendiri, bayar sendiri, kembalian duitnya ambil sendiri. Mau nukar duit receh juga ambil sendiri. Manalah nenek udik ini bisa, coba. Ha ha ....
Jika sedang di luar, kadang-kadang buang air kecil pun dibantu anak. Habis ...! Jalan ke tioletnya pakai duit (koin). Tanpa itu, pembatas tersebut tak bakalan bisa dibuka.
Kadang-kadang timbul juga rasa takut. Andaikan saya nyasar atau tercecer di suatu ruangan tertutup , sementara buka pintunya pakai teknologi canggih. Pasti kering air mata si nenek ini menangis. Mau minta bantuan orang lain? Pandainya cuman bilang help me. Semua rambu-rambu pakai bahasa Inggris. Ha ha .....
Duh .... kok jadinya curhat. Tak apa-apa ya, berbagi pengalaman sekalian ngocok perut. Kalau ada yang tertawa geli.
Check in di Hotel Swiss Belinn
Proses chcek in di Swiss Belinn itu agak rumit. Banyak dokumen yang harus ditandangani. Salah satunya masalah no smoking. Jika ada yang merokok di dalam ruangan dan kamar, dapat terdeteksi oleh pihak hotel. Pelaku tak bisa mengelak. Sangsinya denda Rp. 5 ratus ribu.
Selain itu, setiap tamu dikenakan uang deposit. Rp 200 ribu per kamar dibayar kes, tak bisa didebet.
Konflik batin dan fasilitas kamar Hotel Swiss Belinn
Giliran berhadapan dengan serba otomatis, itu yang membuat saya kaku dan kurang nyaman. Naik dan turun lif tak berani sendirian.
Belum lagi gamang membayangkan seribu andai. Andaikan terjadi kebakaran, andaikan gedung itu rubuh diguncang gempa, dan pikiran negatif lain-lainnya.
Huuuhh .... Dasar nenek-nenek kampungan tak bisa jadi orang elit.
Gangguan kenyamanan
Ujung-ujungnya otak kecil saya ngomel, “Enaknya nginap di homestay sederhana saja. Sekelas Ahza Syariah dan Vyns.” He he ....
Paginya baru ngeh, kalau remote Ac tertempel di diniding. Kata putri saya, “Ngapain Nenek keluar. Nenek bisa nelepon kami via telepon kamar.”
Wajar, kerena peralatan kamar mandi dan toilet di Swiss Belin memanjakakan tamunya dengan kemewahan (versi saya).
Mau mandi hangat atau dingin tinggal menyesuaikan. Beda dengan waktu nginap di Ahza dan Vyns, dia menolak mandi pagi alasan tak tahan dingin.
Menu sarapan dan keamanan di Hotel Swiss Belinn
Kesimpulan dan penutup
Simpulannya, Menurut saya nyaman tidaknya nginap di Hotel Swiss Belinn itu, bukan tersebab aturannya yang ketat dan besar kecilnya tarif. Hanya saya yang berselera ndeso. Sungguhpun demikian, saya ketagihan dan kangen ke sana lagi. He he ....
Inilah yang dapat saya paparkan tentang Hotel Swiss Belinn Medan. Mohon maaf jika informasinya belum memuaskan. Sebab tulisan ini lebih tepat dikatakan curhatan pribadi, bukan review.
Sekiranya anda berkunjung ke kota Medan, silakan menginap di Hotel Swiss Belinn. Alamatnya di Jl. Surabaya No. 88, Ps. Baru, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20212. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Jalajah Kaldera di Danau Toba
- Pengembaraan ke Parapat dan Dicegat Pemilik Vyns Guest House
- Kejutan di Pintu Pohan
- Guest House Ahza Syariah, Menantang Saya untuk Berinovasi
- Ke Rantauprapat? Awas Nyasar
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS,
di Kerinci Jambi
Sumber Ilustrasi: Dokpri
wah...sayapun termasuk yang gaptek...
BalasHapusbingung juga kalau serba otomatis..
😁😁😁
# Thank you for sharing
Hehe. .. Tak mungkin orang sekelas MasTanza itu gaptek. Terima kasih telah mengapresiasi. Doa berkah untuk keluarga di sana.
HapusSemoga semuanya baik baik saja... Aamiin YRA
HapusWaah jalan-jalan terus nih Bu Nur..😅👍
BalasHapusCuman sekali ini, Mas Warkasa. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.
HapusAku malah belum pernah menginap sekalipun di hotel Bu, soalnya jarang piknik. Hotel sebenarnya banyak di kampung halaman, cuma duitnya lumayan, mendingan nginap di rumah mertua saja lah yang gratis.😅
BalasHapusMewah dan lengkap hotel Swiss Belinn ya Bu. Di Banten juga ada, baru dua tahun berdiri masih bagus, tapi aku paling lihat saja, mau nginap sayang, kayaknya tarifnya per malam di atas 100 ribu ya Bu, lumayan buat jajan anak sebulan.😄
Super sekali. Mas Agus. Mas Agus tuh masih muda. Masa depan masih panjang. Mau nyekolahkan anak. Beli rumah dan sejumlah keperluan penting lainnya. Kalau tak ada hal mendesak, ngapain nginap di hotel. Enak kasih belanja isti. Saya juga gak pernah kalau bayar sendiri. Seringnya diajak anak. Meskipun saya sudah bebas dari tanggung jawab dan beban terhadap anak. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.
Hapus@Agus> asiik ada rumah mertua di lokasi wisata...
Hapus👍👍👍
wah memang bagi yang gaptek yan susah ya apalagi kalau serba otomatis
BalasHapusSusah banget, Mbak. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat pagi .
Hapusbiasalah itu Ibu Nur. Kadang-kadang kita lagi selesa dengan kesederhanaan. Kalau ibu bapa saya pun rasanya akan ada pendapat yang sama. Kalau generasi muda sukalah kemewahan begini
BalasHapusBetul sekali, ananda Sal. Begitulah tabiat orang sudah tua. Terima kasih telah singgah. Salam dari jauh.
Hapus