Berhasil Menakluk Bukit Tengah, Ini Hadiah yang Kami Peroleh dari Bu Vivi
Hallo sobat bloggers-ku tersayang. Salam jumpa lagi. Sudah 4 hari saya tidak corat-coret di celotehnur54.com. Rindu rasanya ingin curhat.
Bukan tersebab malas bukan pula karena kebanyakan makan, he he .... Tapi saya dan cowok gantengku sibuk dengan urusan kantor.
Hah ..., memang nenek orang kantoran? He he .... Bukan. Ada urusan dengan pegawai Pemda, menyangkut administrasi kehidupan. Yaitu, melakukan pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Hubungan yang jauh
Ilustrasi: Berhasil Menakluk Bukit Tengah, Ini Hadiah yang Kami Peroleh dari Bu Vivi (Sebagian halaman belakang Kantor Pemda Kerinci)
Asalkan namanya berurusan dengan kantoran, tidak bisa bim salabim satu hari selesai. Terlebih kami yang berdomisili di Kerinci bagian timur.
Pasalnya, pusat pemenintahan Kabupaten kami telah bergeser ke arah barat. Tepatnya, di Bukit Tengah, Kecamatan Siulak. Kurang lebih 50-an kilometer dari kediaman saya. Lokasinya di puncak Bukit Tengah yang berketinggian 400 meter dari permukaan laut. (tribun news.com).
Untuk ke sana, setelah melewati ujung perkampungan, kita harus naik ke puncak bukit melewati jalur tak kurang dari 8 kilometer. Lingkungannya didominasi lahan perladangan rakyat yang rada-rada semak, belum banyak yang ditanami apa-apa.
Rumah penduduk boleh dihitung dengan jari, jalannya berliku-liku, mendaki, menurun, dengan kemiringan yang susah diperkirakan.
Sialnya, pertama saya dan suami ke sana 25 Januari lalu, motor kami mogok diajak mendaki.
Suka tidak suka, setiap ada pendakian tajam, saya harus rela berjalan kaki. Jumlahnya tak kurang dari 5 pendakian yang panjangnya mungkin antara 50 70-an meter. Masyaallah, benar-benar menguji adrenalin. Kaki ringkih ini gemetar seakan tak berdaya.
Hal yang meringankan Langkah
Ada sedikit yang meringankan langkah, sambil mendaki sesekali saya dapat menikmati panorama indah. Menoleh ke kanan, lingkungan bukit nan hijau dan asri, ke kiri, perkampungan dan sawah yang terbentang luas.
Setelah 45 menit berjuang, kami berhasil menaklukkan puncak Bukit Tengah. Bangunan tempat Bupati Kerinci berkantor itu teronggok di depan mata. Yang
Ternyata, gedung baru itu sedang berbenah. Di halaman depanya satu unit escavator berdengung-dengung meratakan tanah. Bagian dalam dekat pintu masuk depan, puluhan karung berisi barang-barang menumpuk di sana-sini. Kurisi, meja, dan lemari acak-acakan.
Rupanya perabotan tersebut merupakan aset Pemda Kerinci yang baru dipindahkan dari kantor lama di Kota Sungai Penuh.
Hadiah yang tak ternilai
Ilustrasi: Berhasil Menakluk Bukit Tengah, Ini Hadiah yang Kami Peroleh dari Bu Vivi (Petugas loket sedang melayani masyarakat)
Singkat cerita, sampai di loket yang kami tuju, jerih payah saya terobati oleh keramahan karyawan dan karyawatinya melayani.
Setelah mereka teliti, ada satu dokumen yang kurang. Untuk melengkapinya kami harus menghadap Kades. Berbalik ke arah timur kurang lebih 75 km dari Bukit Tengah. Karena posisi Kadesnya di Kecamatan paling timur. Bukan di tempat saya berdomisili.
Hati saya berbisik. “Emak ... besok dan besoknya saya harus ke sini lagi.” Jalan terjal kembali mundar-mandir di ruang mata. Saya sedih. Mau menangis, air mata ini sudah kering dihisap usia.
Mungkin karena Mbak-mbak cantik dan Mas-mas ganteng tersebut kasihan melihat kami sudah tua, mereka membantu mencarikan solusi.
Atas kebijakan Ibu Vivi selaku atasannya, bahan yang kurang tersebut bisa diganti dengan surat keterangan sejenis, yang kebetulan kami punya.
Syukur Alhamdulillah. Saya bilang ke suami, “Kini saatnya Allah menepati jannjiNya dalam surah Al-Insyirah ayat 5, ‘Sesungguhnya di balik kesulitan pasti ada kemudahan.’ ”
Hati saya kian berbunga-bunga ketika salah satu pegawai wanita mendatangi kami di ruang tunggu. “Bahan Ibu bisa diterima. Tinggal nunggu diproses. Ibu tak perlu bolak balik ke sini. Untuk mengetahui perkembangannya, telepon saja Ibu vivi pimpinan kami, ” katanya sambil membaca nomor di layar HP miliknya.
“Prosesnya agak lama. Mungkin kira-kira seminggu atau lebih. Sebab, petugas harus turun dulu ke lapangan untuk ngecek tanah milik Ibu, sebelum menetapkan besaran pajak yang Ibu Bayar,” tambahnya.
Masyaallah, rezeki nenek sholehah. Ha ha ... Menurut pengalaman, tidak semua orang kantor mau memberikan nomor HP-nya ke sembarang orang. Kemudahan ini saya anggap hadiah yang tak ternilai dari Bu Vivi untuk kami, setelah berhasil menaklukkan Bukit Tengah dengan susahpayah.
Takut dikasari, ternyata bersahabat
Seminggu kemudian, saya telepon Ibu Vivi. Menanyakan nasib bahan yang saya titipkan terdahulu. Alhamdulillah wa syukurillah. Wanita cantik bernama asli Pipi Sumarni itu menjawab pertanyaan saya dengan ramah.
Awalnya agak sungkan juga terlalu nyinyir. Takutnya dia menjawab dengan kasar. Nyatanya beliau sangat bersahabat. Semua pertanyaan saya via WA pun dia balas. Padahal saya belum kenal wajahnya.
Sikap yang bernada kompromi
Saya semakin mengagumi sosok yang masih misterius ini, karena sikapnya yang bernada musyawarah. Dia tidak memutuskan sesuatu secara sepihak. “Ibu ...! Hasil survei kami menunjukkan bahwa nilai tanah Ibu pantas dihargai sekian. Kalau ibu setuju, silakan datang bayar pajaknya.”
Allahuakbar, Hati ini sejuk.
Saya minta waktu 2 hari untuk memberi umpan balik. Apa jawab dia selanjutnya? “Kapan Ibu menyelesaikannya?” Di lain kesempatan dia menulis pesan, “Ditunggu ya, Bu.”
Saya bergumam, “Pak Bupati tidak salah pilih. Dia memang pantas dipercayakan memegang amanah sebagai Kasubbag PBB dan BPHTB.
Setelah bertemu muka dengannya saya berdecak. Dugaan saya tidak meleset. Bu Vivi memang masih belia. Palingan seumuran anak pertama saya. Kini urusan saya di kantornya sudah tuntas.
Penutup
Sebagai informasi tambahan. Sebelum tahun 2011, pusat pemerintahan Kabupaten Kerinci berada di Sungai Penuh. Lokasinya kira-kira di pertengahan, antara daerah Kerinci Hilir dan Kerinci Mudik (Timur dan barat).
Ini adalah posisi paling adil menurut saya dan banyak orang. Wilayah timur mudah menjangkau, bagian barat gampang dirangkul.
Namun, buah dari pemekaran tanggal 08 Oktober 2008, membuat Kota Sungai Penuh berdiri sendiri. Suka tidak suka mulai tahun 2011 Pusat pemerintahan Kabupaten induk, harus angkat kaki dari Kota yang baru lahir dari rahimnya itu. Terus bertransmisi ke arah Barat, di Bukit Tengah. Kecamatan Siulak.
Waih ..., Lucu bin aneh, ya. Setelah melahirkan anak, Emak di depak. Ha ha ....
Efeknya, penduduk yang berada di ujung paling timur semakin jauh dari ibu kota kabupaten. Kelompok paling diuntungkan saudara kami yang berdomisili diujung barat.
Ya sudah. Ini merupakan sunatullah. Kata orang tua-tua, “Sekali air dalam sekali tepian berubah. Setiap ada yang diuntungkan pasti ada pihak yang merasa dirugikan.” Selaku masyarakat akar rumput, secara pribadi saya tidak berkecil hati dengan kondisi tersebut.
Inilah kisah panjang dari perjuangan kami menaklukkan Bukit Tengah, hingga memperoleh hadiah dari Bu Vivi. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- 6 Alasanku Betah Merantau 45 Tahun di Tanjung Tanah, Kerinci
- 10 Kebiasaan Bukruk Membuatmu Sulit dalam Bergaul
- 5 Tips Cerdas Menghadapi Pembenci Kita
*****
Penulis.
Hj. Nursini Rais
di Tanhjung Tanah Kerinci
_____________________
Sumber ilustrasi: Dokpri
Senang sekali saya menekuni entri Ibu Nur dari awal sehingga akhir. Atas kebaikan Bu Vivi saya turut mendoakan agar Bu Vivi sentiasa dipermudahkan segala urusannya sebagaimana Bu Vivi meladeni dan memberi khidma kepada para pelanggan dengan baik sekali
BalasHapusIya, temanku Amie. Sering saya berurusan di kantoran hanya ini yang terasa mudah. terima kasih telah mengapresiasi. Salam sehat buat keluarga di sana.
Hapussemoga ada kesempatan buat main ke kerinci, daerahnya ibu
BalasHapusDituggu Mas Fajar. He he ...
Hapus. Kerinci alamnya bagus, sejuk dan hijau. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.
wow.... jauh banget ibukota kabupatennya...
BalasHapusSyukur Alhamdulillah, akhirnya urusan beres...
👍👍👍
Betul, Mas Tanza. Penduduk paling timur malah 100-an km. Selamat beraktivitas. Terima kasih telah singgah.
Hapushave a nice day
HapusSemoga dipermudahkan urusan sehariannya dan urusan2 yang mendatang
BalasHapusAmin Wak. Terima kasih doanya. Salam dari seberang.
Hapusbaiknya wanita bernama Vivi itu. mungkin bila menyantuni Ibu Nur dan suami, dia terbayang ibu ayah sendiri, lantas beria nak membantu. Aneh juga ya pejabat kerajaan di atas bukit. Unik betul
BalasHapusBoleh jadi begitu, karena dia terbayang wajah emaknya.
HapusAneh memang, ananda Sal. Mana tempatnya sepi, semak2. Belum banyak rumah penduduk.
benar bu nur di setiap kesusahan pasti ada kemudahan
BalasHapusduh aku jadi makin kepingin ke kerinci
dulu udah ada rencana trip ke sumatra di 10 provinsi semoga bisa keturutan
amin
Silakan datang, Mas Ikrom. Dari Jawa naik mobil aja. Supaya bisa lihat2 alam Sumatera. Terima kasih telah mengapresiasi. Dos sehat selalu untuk keluarga di sana ya.
HapusIndahnya pemandangan di kota ibuk :) rasanya pengeen bisa jalan jalan sampai Kerinci.
BalasHapusSalut sekali saya dengan kebaikan bu Vivi. Semoga saat bekerja,saya bisa mencontoh sikap baik dan ramah beliau.
Semangat naik turun bukit ,bu nur. Sehat selaluu
Pqmandangannya bagus, Mbak Dewi. Sayang saya hanya punya hp tua untuk memotret jadi hasilnya kurang bagus. Untuk kesana itu susah.
HapusKalau naik mobil ya, mudah. Amin. Niatkan dalam hati yang tulus. Andai dirimu sudah bekerja melayani masyarakat dengan ikhlas. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat siang ananda Dewi.
Ibu Nur, saya belum pernah ke Riau (eh, Kerinci itu di Riau kan?)
BalasHapusMembaca bahwa ada kantor staf bupati yang berada di puncak bukit begini membuat saya terenyuh.
Bukan. Mas Vicky. Di Riau itu Kabupaten Pangkalan Kerinci. Ini provinsi Jambi. Kabupaten Kerinci. Tanpa pakai kata Pangkalan. Kantor pemerintahannya yang di Bukit Tengah itu baru dibangaun. Banyak yang belum selesai. Kantor bupatinya sajabelum berpapan merek. Di sekitarnya masih lahan2, kosong. Bekas semak2. Kalau punya duit bagus beli tanah di sana. Banyak merek2 "tanah ini mau dijual", ada juga yang kaplingan.
HapusSeandainya semua pejabat negara seperti ibu vivi. Bener2 membantu warganya.. salut bu . Lumayan terjal jugaa ya mau ke kantornya 😅.. untung ibu akhirnya ga usah harus bolak balik.
BalasHapusBenar sakali, ananda Fanny. Selama berurusan di kantor pemerintahan, jaranh sekali ketemu pejabat yang murah hati. Sebelum dikasih duit, seribu satu alasannya supaya kita dipersulit. Selamat malam minggu. Terima kasih telah mengapresiasi.
HapusUntunglah perjuangan naik turun gunung berbuah manis ya Bu.
BalasHapusSalam sehat selalu
Salam sehat, Mas Pical. Selamat datang di blog nenek ya. Terima kasih juga apresiasinya.
Hapus