Jarang Diperhatikan, Ini Alasan Kakek Ditinggal Mati Istrinya Menikah Lagi
Sejak memasuki kepala 7, cowok gantengku sering berandai-andai. “Andaikan bisa kematian itu diminta, saya mau mati lebih dahulu. Kalau awak yang duluan, saya pasti sengsara,” katanya.
Saya tersenyum sambil mencibir, menganggap celotehan itu hanya basa-basi. Fakta sering bercerita, apabila istrinya telah meninggal , cepat atau lambat kebanyakan suaminya menikah lagi. Meskipun dia sudah tua. Hanya sedikit yang pilih menduda dalam menunggu ajalnya menjemput.
Beda dengan perempuan, setelah bercerai mati dengan suaminya jarang dia mencari pengganti. Terlebih lansia seumuran saya.
Daripada mengurus orang lain bukan kakeknya cucu-cucu saya, enakan melajang. Menjalani sisa hidup sambil nulis-nulis, bercengkrama dengan sahabat-sahabat online, dan ibadah bertambah taat. Sesekali ke luar daerah nengok cucu. he he ....
Ya, sudah. Siapa pun yang berangkat terlebih dahulu adalah kuasa Sang Pencipta. Terkait topik ini saya ingin sedikit beropini, tentang apa saja alasan oknum kakek-kakek yang ditinggal mati istrinya memilih kawin lagi. Khususnya beliau-beliau yang pensiunan.
1. Sepi tinggal sendiri
Siapa yang tidak kesepian, puluhan tahun hidup bersama, tiba-tiba harus dipisahkan oleh maut. Sementara di rumah tiada seorang pun yang bisa diajak bicara.
Mengutip dari liputan6.com (16/09/2020), karena kesepian ditinggal mati istrinya, seorang kakek 76 tahun di Inggris memasang iklan di koran lokal, dan membagikan kartu namanya pada orang-orang tak dia kenal. Namun tak seorang pun yang menanggapi.
Kakek bernama Tony Williams itu juga memasang poster di jendela rumahnya berisi curhatan setelah ditinggal sang istri. Dia berharap tulisan pada poster tersebut dapat menyebar luas dan akan ada seseorang yang bisa memahaminya.
Betapa
berarti seorang teman hidup bagi sesorang kakek. Tak heran gara-gara kesepian ditinggal mati pasangannya ada oknum yang memilih gantung diri.
2. Tak betah bersama anak-anak
Tidak betah tinggal bersama anak, merupakan alasan klasik bagi kakek-kakek pensiunan, yang memutuskan untuk menikah lagi.
Terlebih setype suami saya. Jika tingkah anak cucunya tidak sesuai kemauan dia, orangnya suka negur. Kalau nyinyirannya sekali dua, mungkin mereka masih bisa menerima. Apabila keseringan, takutnya diplototin. Alhamdulillah sampai sekarang hal ini belum pernah terjadi.
Di sisi lain, kami yang tua-tua ini punya sensitifitas tinggi. Jangankan dilawan, memarahi cucunya dihadapan dia saja dia bisa tersinggung.
3. Tidak terbiasa mengurus dirinya sendiri
Sebagian bapak-bapak, dapat melakukan aktivitas yang lazim dilakukan oleh perempuan. Seperti mencuci, memasak, bersih-bersih, dan lain sebagainya.
Namun, banyak pula yang tidak tahu-menahu dengan urusan dapur, pakaian, dan segala sesuatu yang biasa dikerjakan oleh kaum istri. Suami saya termasuk dalam kategori ini.
Entah memang benar-benar tidak bisa atau tersebab malas. Yang jelas makan tinggal nyuap, baju tinggal pakai.
Ketika saya bepergian agak lama dan beliau tidak ikut, pulang-pulang pakaian kotor bergelayutan di kamar mandi, rak piring kosong karena isinya sudah terpakai semua, dapur bauk kayak taik kucing. Sumbernya dari aroma piring kotor yang menumpuk. Belum lagi tempat tidurnya kayak habis berantam.
4. Masalah makan
Sebagian rumah tangga, memasak cukup satu kali sehari saja. Bikin sambal pagi, sekalian untuk makan malam. Hal seperti ini tidak disukai oleh semua suami. Termasuk suami saya. Maunya setiap makan sambalnya beda.
Bukan berarti dia selalu nuntut makan yang enak-enak dan mewah. Yang penting cocok dengan selera dia, setiap makan sambalnya harus diganti. Walaupun hanya telor rebus dan sambal terasi.
Dia paling senang, jika sebelum memasak sambal dikompromi terlebih dahulu. Maunya lauk apa, sayuran apa. Setelah klop, saya baru mulai bergerak.
5. Ketika sakit tiada ada yang merawat
Poin ini adalah hal penting yang menjadi pertimbangan, mengapa oknum duda pensiunan yang ditinggal mati istrinya menikah lagi.
Tahun 2018, saya dikunjungi keluarga suami dari kampung. Seorang kakek pensiunan PNS usia 80 tahun. Beliau datang bersama istri barunya, 30 tahun lebih muda dari dia. Saya tanyakan bagaimana mereka bisa berjodoh.
Si kakek bercerita, bahwa sejak 5 tahun kematian istri pertamanya, dia sering keluar masuk rumah sakit akbat penyakit prostad.
Kita maklum, penyakit yang satu ini kalau lagi kambuh, banyak berurusan dengan bagian yang paling pribadi. Masalah terberatnya saat ganti pempers.
Sebelumnya beliau dirawat oleh putri satu-satunya. Tentu ada batasannya. Apalagi sang anak punya suami dan anak-anak masih kecil. Dua anak laki-lakinya tinggal berjauhan.
“Saat sendirian terkapar di tempat tidur rumah sakit, saya telepon beliau ini,” katanya menunjuk sang istri. “Saya tanyakan ke dia, ‘Mau dak, kamu nikah dengan saya. Kalau mau datanglah ke sini. bla ..., bla ....’ ”
Janda subur satu anak itu setuju. Alasannya simpel. Dia kasian, karena sang kakek adalah kakak angkatnya.
Alhamdulillah, kurang lebih 6 tahun lebih mereka hidup bersama dengan segala suka duka, suaminya meninggal pada usia 84 tahun.
Demikian 5 alasan kakek pensiunan yang ditinggal mati istrinya memutuskan menikah lagi. Sejatinya banyak alasan lain, umpamanya menyelamatkan harta warisan, menyangkut tradisi, demi kehormatan dan harga diri, karena ada kaitannya dengan agama, dan sebagainya. Supaya tidak meluber terlalu jauh, saya padai sebatas ini saja.
Saya yakin kalian punya opini lain tentang tema ini. Boleh tambahkan di kolom komentar. Supaya ulasannya lebih akurat, kepoin saja sang duda yang menjalaninya kalau berani. Ha ha ...
Sekian dan terima kasih. Semoga inspiratif.
Baca juga :
- Simak, Apa Kata Ibu dan Anak ini Tentang Profesi Dagang
- Wow ..., Hebohnya Tradisi Ptang Balimau di Muara Sakai Inderapura
- Bertengkar Suami Istri? Jauhi 4 Ucapan Ini
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
kesepian merupakan hal yang ditakuti oleh semua manusia yang sudah berpasangan , ibu
BalasHapusIya. Apahendak dikata, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Selamat sore, Mas Fajar. Terima kasih apresiasinya.
HapusPoin poin diatas sesuai fakta di lapangan ya bunda. Beruntungnya mereka yang masih punya kakek nenek, selamat bersantap sahur bunda, semoga bunda dan keluarga diberikan kesehatan selalu.
BalasHapusAlhamdulillah, ananda Radhika. Semoga para anak cucu bisa memahami. Terima kasih telah mengapresiasi. Sslam sehat untuk keluarga di sana.
HapusIkut menyimak Bu Nur, lengkap sekali ulasannya. Bermanfaat 👍
BalasHapusSilakan, Mas Warkasa. Doa sehat untuk keluaga di sana. Selamat berpuasa.
HapusBermanfaat Bu Nur, mengingatkan saya pastinya.
BalasHapusSemoga Bu Nur dan Bapak Ganteng sehat selalu.
Hormat saya.
Amin. Mas Puji. Terima kasih. Doa yang sama untuk keluarga di sana. Selamat beraktivitas.
HapusMemang kadang kesepian itu yang bikin kakek menikah lagi, soalnya kakekku dulu juga begitu Bu. Setelah istri pertamanya meninggal dua tahun kemudian kakek menikah lagi, biarpun ada drama, anak banyak yang tidak setuju, sudah umur 50 soalnya. Aku sendiri masih kecil waktu itu jadi belum paham, ibu saya yang cerita.
BalasHapusEh, umur 50 tahun belum termasuk kakek-kakek ya.😂
Banyak kejadian begitu, Mas Agus. Setelah istrinya meninggal, mau nikah lagi tidak direstui anak2nya. Tapi biasanya dia tak mau dilarang. Tujuan anak2, itu supaya sang ayah bisa enjoy. Tidak dibebani oleh tugas dan tanggung jawab terhadap istri baru. Jangan2, punya anak lagi. Eh ... 50 tahun belum kakek2, he he ....
Hapustapi laki laki sepertinya lebih senang memendam sepi
BalasHapuscuma kalau masalah makan dan kebutuhan memang jadi pertimbangan utama
tergantung pribadi masing masing
kakekku dulu engga menikah lagi karena menyusul nenek setahun kemudian
Iya, Mas Ikrom. Kasiannya ketika makan dan sakit tak ada yang ngurus. Bagusnya begitu. Kakek dan nenek itu saling cepat menyusul. He he .... terima kasih telah singgah. Doa sehat selalu. selamat malam.
HapusPoin 1 dan 2 mungkin juga akan dirasakan wanita yang ditinggal suami...
BalasHapusInspiratif..... Thank you for sharing
Betul Mas Tanza. Pria dan wanita beda tipis. Tapi cara menyikapinya mungkin tidak sama. Terima kasih telah singgah. Selamat malam dari tanah air.
HapusDulu aku pernah ngomong ttg ini ke suami. Seandainya bisa memilih aku berharap jangan dia yg duluan pergi. Krn aku tau banget, aku ga bakal kuat kalo ga ada support systemku. Pak suami bener2 support system yg bisa jaga mentalku stabil bun. Jadi berharapnya, gapapa dia mau nikah lagi saat aku ga ada, tapi semoga jangan sampai dia yg duluan pergi. Kalo dia aku yakin akan kuat di saat aku ga ada. Yakin banget, tapi aku ga bakal.
BalasHapusBeda dengan bunda. Andai dia pergi duluan bunda tak akan menikah lagi. Hari sudah sore, matahari mendekati pintu kubur. Tapi kalau bunda duluan, silakan dia cari ganti, syaratnya, silakan keluar dari rumah. Harta yang cuman rumah sangat sederhana ini dllnya untuk anak2. Ha ha ..... Udah mati masih juga cemburuan ya. .... Selamat siang, ananda Fanny. Salam sehat buat keluarga di sana ya.
HapusBegitu ya Nek alasannya. Ya memang sih para duda pensiunan ini kan ingin tenang dan nyaman tinggal di hari tuanya.
BalasHapusJadi perlu adanya pendamping sebagai pelengkap hari hehe.
Terima Kasih ya Nek.
Betul, ananda Teddy. Kadang2 anak2nya kurang memaklumi. Sering tidak mendukung buat ayahnya menikah lagi. Padahal dia punya duit pensiun.
Hapus