Belum Tahu Kenduri Sko Tanjung Tanah? Ikut Saya ke Lokasi, Dijamin Puas!
Upacara syakral itu diselenggarakan dalam rangka pengukuhan pemangku adat. Personel yang telah unzur, meninggal dunia, atau tidak memenuhi syarat lagi untuk menunaikan tugas, diganti dengan anggota baru.
Hari pertama; Ziarah ke makam leluhur
.
Dengan mengenakan pakaian serba putih, warga Tigo Luhah Tanjung Tanah mengadakan ziarah ke ke kuburan, sekaligus gotong royong serentak membersihkan makam para leluhur.
Salah satu objek aktivitas mereka adalah makam Ninek Kuja Ali, penulis Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah.
Kegiatan ini merupakan ritual awal pelaksanaan Kenduri Sko.
Hari ke dua; Pemotongan/penyemblihan kerbau.
Tidak tanggung-tanggung. Untuk kenduri Sko Tahun 2022 ini masyarakat setempat menyemblih 3 ekor kerbau. Satu darinya kerbau putih, sumbangan dari Bupati Dharmas Raya. Sumatera Barat. Ulasan tentang penyemblihan hewan ada di sni
Ritual pembersihan benda pusaka ini merupakan seremoni yang paling dinanti-nantikan oleh banyak kalangan. Tak heran, Bapak Ahmad Mahendra Direktur Perfilman Musik, dan Media (mewakili Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI) jauh-jauh datang dari Jakarta, demi menyaksikan momen langka tersebut.
Tamu lainnya datang dari jauh. Beliau adalah Sutan Riska Tuanku Kerajaan, SE, Bupati Dharmasraya, sekaligus raja Kerajaan Koto Besar Darmasraya. Sebuah Kerajan yang mempunyai keterkaitan historys dengan Tanjung Tanah pada masa lampau.
Entitas Sko Wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah
- Depati Talam: menyimpan Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah, 6 ikat daun lontar, 9 jenis kain, 1 lembar baju hakim, dan stempel dari tanah.
- Depati Bumi: dipercayakan padanya 1 peti dari buluh (bambu), kain 5 warna; hitam, putih, merah, dan belang.
- Depati Sekumbang: memegang amanah 1 peti dari seng, kulit kayu bertulis aksara arab tapi sukar dibaca. Kecuali ada secarik kecil seruas ujung telunjuk yang tercatat nama Allah, dan 1 potongan buluh (bambu), kain warna hitam, putih, dan kain merah putih.
Namun, yang paling menyita perhatian publik adalah Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah (KUTT), yang titipkan kepada Depati Talam.
Naskah tersebut menjadi primadona setelah dinobatkan sebagai Naskah Melayu tertua di dunia. Hal tersebut berdasarkan penelitian Uli Kozok, seorang peneliti bahasa, kelahiran Jerman 26 Mei 1959. Awalnya dia minta izin pada pemuka adat Tanjung tanah memotret naskah tersebut untuk diteliti.
Guru Besar University Hawaii itu membawa sepotong kecil naskah tersebut untuk diteliti. Itupun minta izin kepada Pemuka Adat Tanjung Tanah, Kemendapoan Seleman, Bumi Sakti Alam Kerinci.
Hasil uji karbon dari Rafter Radiocarbon Laboratory, Wellington, New Zealand, 18 November 2003, Pusako lamo tak lapuk dihujan tak lekang dipanas itu dinyatakan sebagai Naskah Melayu Tertua di Dunia. Usianya 600 tahun lebih.
Banyak hal menarik lainnya tentang Naskah Undang-Undang Tanjung Tanah ini yang patut diperbincangkan. Misalnya tentang aksara dan media yang digunakan, penulisnya, dan sebagainya. Karena saya bukan pakarnya takutnya salah ulas.
Proses pencucian Sko Warga Tigo Luhah Tanjung Tanah
Lazimnya, orang Kerinci menyimpan benda-benda peninggalan para leluhurnya itu di atas loteng. Hanya diturunkan, dibersihkan, dan dipamerkan pada upacara penobatan pemangku adat saja. Ritual itulah yang sesungguhnya desebut “Kenduri Sko”.
Di Wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah upacara tersebut dilaksanakan sekali lima tahun. Terakhir sempat tertunda gara-gara pandemi covid 19.
Hari ke empat; Acara puncak sekaligus penutup
Andaikan ritual penurunan dan pembersihan sko boleh dikatakan momen yang paling syakral, maka hari penutupannya adalah momen paling heboh.
Saat inilah acara puncak kenduri adat itu. Yakni, penobatan dan pengukuhan para pemangku adat Wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah.
Mereka diambil sumpah dan janjinya supaya menjalankan tugas dengan adil dan sejujur-jujurnya sebagai pengayom anak jantan anak batino dalam kedepatian masing-masing dan Wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah Umumnya.
Acara tersebut, dihadiri juga oleh Bapak Ahmad Mahendra Direktur Perfilman Musik, dan Media RI serta rombongan, Wakil Gubernur Jambi serta rombongan, utusan dari bupati/Kerajaan Koto Besar Dharmasraya, dan Bupati Kerinci Adirozal bersama pejabat Kerinci lainnya.
Begitu memasuki gerbang area, orang-orang penting tersebut disambut dengan atraksi pencak silat, tari-tarian daerah yang semuanya dilakoni oleh putra putri daerah setempat.
Ribuan masyarakat Tigo Luhah Tanjung Tanah dan undangan dari desa tetangga tumpah ruah di halaman panggung kebesaran, tempat berlangsungnya acara pelantikan.
Puluhan awak media lokal dan nasional diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengambil gambar.
Ringkas cerita, 48 personel pemangku adat Wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah telah dilantik. Acara Kenduri Sko ditutup dengan doa dan makan bersama.
Yang menarik, setiap tamu pulang diberikan sebatang lemang. Lemang tersebut dikumpulkan dari seluruh rumah tangga dalam Wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah.
Demikianlah sekilas gambaran pelaksanaan Upara Kenduri Sko di Wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah, Kerinci, Provinsi Jambi. Semoga bermanfaat.
Baca juga :
- FenomenaUnik Mudik Lebaran yang Belum Banyak Orang Tahu.
- Ada Apa dengan Orang Rimba, Jalan Kaki Ratusan Kilometer Tujuannya tidak Jelas
- Dulu Demi Kue Lebaran Ayam Dipaksa Bertelur, Kini ...
*****
Referensi:
Kozok, Uli. 2006. Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah Naskah Malayu yang Tert. Jakarta: Yayasan Naskah Nusantara Yayasan Obor Indonesia.
Wanhar, Wenri. 2022. “Kenduri Sko Tanjung Tanah, Naskah Melayu Tert” https://langgam.id/kenduri-sko-tanjung-tanah-naskah-melayu-tertua/ , Diakses 15 Mei 2022 pukul 14.30 WIB.
____________
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi
terima kasih berkongsi info. seronok membaca tentang budaya masyarakat lain
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih kembali, ananda Sal. Yuk datang ke Indonesia. Dekat, kok. he he ... Salam rindu ingin bertemu.
HapusBudaya tradisi yang perlu dikekalkan
BalasHapusIndonesia punya banyak budaya dan tradisi, Wak. Terima kasih telah mengapresiasi. Salam sehat dari seberang.
Hapusmenarik.....
BalasHapussemoga terus dilestarikan budayanya
Amin. Terima kasih, Mas Tanza
Hapuswah seru sekalo budaya kerinci memang sangat bernilai
BalasHapussalut sama yang menyimpan benda bersejarah seperti itu
tidak mudah ya bu menyimpan dan merawatnya apalahgi usianya sudah sangat lama
Makanya pemerintah pusat sangat respek. Waktu acara dirjen Kebudayaan ngasih sumbangan 2 karung beras dan 1 ekor kerbau gede banget.
Hapusunik juga tradisi dan ceremony ini. Itu mansuskrip pasti sangat berharga dan bersejarah!
BalasHapusBetul, Pak Sofyan. Sayangnya keinginan pemerintah pusat untuk mengitalisasinya kayaknya mengalami kendala.
Hapusmenarik bunda, kalau berkunjung ke daerah trus kebetulan lagi ada acara adat atau pawai budaya rasanya seneng banget karena bisa ikutan nonton, nambah wawasan juga karena selama ini cuma tau sedikit2 aja adat daerah dari buku
BalasHapusYa, kalau ingin mengetahui detailnya. Harus mengamati langsung di lapangan. Terima kasih telah mampir, ananda Naia. Salam sejahtera untuk kita semua ya
Hapus