Lemang dalam Cerita dan Emak-emak Milenial Simpang Tanjung Tanah, Kerinci
Lemang adalah makanan terbuat dari beras ketan, santan kelapa, plus garam secukupnya. Dimasak dengan cara dibakar dalam seruas bambu yang dilapisi daun pisang muda.
Kecuali untuk bisnis, kudapan khas Nusantara ini hanya dibuat pada waktu tertentu saja. Seperti, memasuki bulan Ramadhan, menyambut lebaran, kenduri adat, dan sebagainya. Khususnya di kampung-kampung.
Pada momen tersebut lemang digunakan sebagai menu pelengkap jamuan saat sedekahan, dan untuk menghidupkan tradisi hantaran dalam memperkuat kekerabatan. Umpamanya, keponakan mengantarkan pada mamak, yang muda kepada yang tua atau yang dituakan.
Membuat lemang
Membuat lemang itu relatif susah. Tidak bisa dilakukan oleh satu orang. Memerlukan waktu kurang lebih 5 jam sampai lemang matang.
Bagian tersulit mebuat lemang itu proses memanggang (membakar) karena berhadapan dengan api. Di kampung saya, urusan ini dilakukan oleh bapak-bapak. Tak heran, era digital ini tradisi membuat lemang nyaris lengser dari peradabannya.
Membuat lemang sebagai ajang hiburan, mempererat persahabatan dan persatuan
Walaupun demikian, membuat lemang bisa pula dijadikan ajang hiburan, meninggalkan sejenak kehidupan yang cendrung individualis, mempererat persahabatan serta persatuan. Dan yang terpenting bisa berpuasa sejenak buat internetan. Ha ha ....
Seperti dilakukan oleh 9 emak-emak milenial tetangga saya, Jumat, 13 Mei 2022 lalu. Beliau-beliau itu sebagian dari orang tua siswa SD No 97, Simpang Empat Tanjung Tanah.
Sambil ketawa-ketiwi mereka bekerja sama memasak lemang tanpa dibantu oleh bapak-bapak. Mulai mencari kayu bakar, pengadaan bambu serta daun pisang dan sebagainya, sampai ke memanggang.
Kegiatan tersebut berlangsung dalam lingkungan SD bersangkutan. Tentu saja atas izin dan dukungan dari Ibu Junaidah selaku Kepala Sekolah, dan majlis gurunya. Hasilnya, tak kalah enak dengan lemang-lemang kebanyakan.
Nila salah satu anggotanya mengatakan bahwa, dengan kebersamaan tersebut mereka terhibur dan larut dalam kegembiran.
Gunanya untuk menu pelengkap pada acara puncak kenduri sko, dan dibagi-bagikan kepada tamu untuk dibawa pulang. Yang belum tahu tentang kenduri sko ada di sini.
Berharap lemang tanpa melakukan apa-apa
Dua hari sebelum hari H-nya terdengar kabar bahwa di desa tetangga ada pedagang lemang. Saya telepon dia. Rabu sore lemang mendarat ke rumah saya.
Deikian cerita perlemangan dan semangat emak-emak milenial Simpang Tanjung Tanah, Kerinci. Semoga inspiratif.
Baca juga :- Fenomena Unik Mudik Lebaran yang Belum Banyak Orang Tahu.
- Ada Apa dengan Orang Rimba, Jalan Kaki Ratusan Kilometer Tujuannya tidak Jelas
- Dulu Demi Kue Lebaran Ayam Dipaksa Bertelur, Kini ...
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci Jambi
seru nek, kalau rame rame gini masaknya. banyak bahan buat jadi foto ni
BalasHapusSeru banget, ananda. Fotonya banyak. Nulis artikelnya yang sedikit dan sulit. Maklum. Nenek2. He he ....
Hapusrumit juga ternyata membuat lemang....
BalasHapusthanks for sharing
Makanya anak muda sekarang tidak banyak yang bisa membuat lemang. Alhamdulillah saya bisa. Karena keterpaksaan membantu orang semasa kecil. Doa sejahtera sepanjang masa untuk keluarga di sana.
HapusProses pembuatan lemang ternyata gk mudah ya.. jadi pengen tahu rasanya saya😍
BalasHapusYuk, kesini, Mbak. He he .... Saya siapkan lemang untuk Mbak.
Hapusseru ya,aku sudah merasakan lemang saat ke bukittinggi
BalasHapusYang terkenal di kampungku lemang Air Haji, Mbak. Gurih, legit, dan lembut. Di sini lemang selalu stanby setiap hari pekan. Mungkin sekarang tiap hari. Saya sudah lama tidak ke sana
HapusSuka makan lemang, tapi baru tau proses cara pembuatan. Terimakasih untuk ulasan Bu Nur..
BalasHapusSama2 Mas Warkasa. Terima kasih juga telah mengapresiasi. Salam sehat penuh berkah untuk keluarga di sana.
HapusAku baru dengar tentang Lemang ini bunda hihihi, kayaknya gurih banget ya rasanya hihi
BalasHapusMenarik juga ya, cara pembuatannya yg cukup rumit harus melibatkan banyak orang, semoga tradisi membuat Lemang seperti ini selalu dilestarikan oleh warga setempat
Amin, ananda. Insyaallah, trafisinya masih terjaga. Tetapi sekarang yang bisa membuat lemang ini hanya yang tua2 seumuran bunds. Salam pagi untuk keluarga di sana. Selamat beraktivitas.
HapusLihat fotonya, saya juga ikut semangat. Soalnya uda jarang ketemu
BalasHapusDatanglah ke sini, Mas. Tidak bikin pun kita bisa makan lemang. Setiap hari bisa dibeli. Terima kasih telah singgah. Selamat pagi.
Hapuskebiasaannya kaum lelaki yang masak lemang kalau di sini. Hebat emak-emak ini
BalasHapusDi sini bapak2 bisa emak2 pun bisa, ananda Sal. Selamat pagi dari negeri seberang.
Hapushehehehe Alhamdulillah dapat 4 batang lemang, mudah2an tradisi membuat lemang ini masih tetap bertahan tak tergerus zaman ya, bunda.
BalasHapusHe he .... Lucu ya. Mau lemang tapi malas masaknya. Iya. Kerjanya rumit dan lama, makannya tidak seberapa. Dikasih tetangga pun tak kuat makannya semua. Selamat malam, ananda Naia, selamat istirahat.
HapusLemang itu diliat simple, tapi masaknya rumit ya bundaaa 🤣. Aku sukaaa lemang ini. Kalo di Sibolga dimakan Ama durian atau tape. Duuuh jadi kangeeen Ama lemang.
BalasHapus