Kehadiran IndiHome Mengakhiri Perdebatan Pasangan Lansia di Kerinci
Menanggapi judul ini mungkin anda kaget dan membully. Mosok IndiHome bisa mengakhiri perdebatan nenek dan kakek. Memangnya jaringan internet bisa menjadi juru damai.
Faktanya Begitu. Kisahnya berawal dari suami saya punya rencana aneh. Kakek 5 cucu itu berambisi menambah bangunan rumah bedeng di kebun miliknya, yang berlokasi di ujung Desa Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi. Kurang lebih 60 km dari Kota Sungai Penuh.
Perdebatan tak kunjung selesai
Saya menentang keras rencana si kakek Untuk apa buang-buang duit. Usia telah mendekati garis finish. Bangunan yang ada tak pernah dihuni. Cuman sekadar tempat istirahat siang saat ke kebun.
Sering beliau ngajak saya nginap di sana barang semalam. Saya menolak. Soalnya, walaupun listrik sudah masuk, koneksi internet kosong melompong. Nelepon bisanya pada titik-titik tertentu saja. Di luar rumah pula.
Setiap ada yang mau ngontrak, mereka bertanya, “Ado sinyal internet dak, Pak?”
Saya bilang ke kakek pensiunan itu, “Wajar. Zaman sekarang, Manfaat Internet bagi masyarakat sangat tak terbatas. Mulai untuk berkomunikasi, edukasi, hiburan, dan lain sebagainya. Terutama buat menunjang kelancaran bisnis dan ekonomi,
“Jangan berpikir sejauh itu dulu. Minimal tempat kita dan anak cucu staycation di akhir pekan. Beberapa tahun ke depan daerah ini bakalan ramai. Pasti banyak yang mau ngonktrak,” katanya.
Hati kecil saya mengakui. Alasan tersebut masuk akal. Namun ego saya tak bisa diajak berdamai. Apabila disebut menambah bangunan, saya protes. Alasan saya, ya, itu-itu saja. Sama dengan mereka-mereka yang batal ngontrak tadi. “Tak ada jaringan internet.” Saat liburan akhir pekan, nulis artikel boleh-boleh saja absen. Tapi saya ingin tetap terhubung dengan teman maya.
Kadang-kadang suasana berubah menjadi perdebatan panas. Jika sudah demikian, saya segera kabur. Maklum, bapak-bapak, makin ditentang nada suaranya makin tinggi. Kasus tersebut berlangsung kurang lebih satu tahun.
Nenek lansia butuh internet?
Sejak kenal dunia internet 2013, ngenet tak bisa terpisah dari kehidupan saya. Boleh dikatakan semacam ketergantungan. Pasalnya, dari muda saya suka nulis coret-coretan ringan ala saya sendiri.
Setelah pensiun tahun 2014, hobi tersebut saya lampiaskan lewat menulis di media sosial facebook. Akhir Desember 2017 saya kenal dan bergabung dengan blog keroyokan kompasiana, sampai sekarang. Dua tahun terakhir saya juga menulis di blog pribadi. Kebutuhan akan jaringan internet semakin tak bisa diganggu gugat.
Pertama mengenal IndiHome
Singkat cerita, suatu hari si suami mengajak saya jalan-jalan ke kebun. Di pinggir jalan raya daerah Batang Merangin terpancang tiang-tiang besi. Sampai ke depan rumah kebun kami. Seperti tonggak telepon zaman penjajahan dahulu. Saya tanyakan kepada si kakek, “Ini besi apa.”
“Tiang endehum (IndiHome maksud dia). Tak lama lagi daerah sini bakalan bermandikan sinyal internet. Kata orang-orang kecepatan sinyalnya tak tertandingi .... bla bla bla ...,” jawabnya sambil senyum-senyum.
Karena ada kata Home, saya memprediksi ini pasti telepon rumah. Seketika hati saya melunak. “Betul juga kata si kakek. ‘Negeri ini bakalan rame.’ ”
Penasaran tentang apa itu IndiHome, sampai di rumah, saya cari informasinya di Internet. Oh ..., ternyata perangkat komunikasi ini betul untuk telepon rumah, bernaung di bawah PT Telekom Indonesia.
Pemasangan tiang IndiHome terus berlanjut, sampai ke daerah kediaman kami di desa Simpang Empat, Danau Kerinci. Empat puluh kilometer dari Desa batang Merangin.
Mirisnya, setahun lebih benda tersebut terkapar tidak terurus. Khusus di sepanjang jalan dari dan menuju kebun kami, beberapa tiang sekalian kabel serat optiknya, jungkir balik tertimbun longsor. Ada juga yang tertimpa pohon.
Kebun bermandi sinyal internet tinggal mimpi
Syukur, tahun 2021 sampai sekarang pengerjaan proyek IndiHome itu dilanjutkan kembali. Malahan dikebut. Di desa saya, pekerjanya beraktivitas dari pagi sampai sore.
Iseng, saya tanyakan kepada mereka (pekerja), “Mas! Kelak jaringan IndiHome ini dijual ke masyarakat ya. Seperti provider lain.”
Salah satunya menjawab, “Ini koneksinya antar provinsi, Bu. Bukan untuk umum.”
Masyaallah. Saya kecewa. Ekspektasi saya dan suami pupus. Khayalan kebun bermandi sinyal internet tinggal mimpi.
Hati saya cemburu. Apa bedanya masyarakat pedesaan Kerinci dengan yang di luar sana. Sebab, teman-teman blogger dari berbagai daerah banyak yang pake. Mereka sering menulis di blog pribadinya tentang keunggulan jaringan IndiHome. Yang unlimited-lah, sinyalnya secepat kilatlah, dan sebagainya.
Sementara di tempat saya sinyal internat lemot melorot. Bahkan pernah tenggelam seharian.
Kejutan datang tiba-tiba
Minggu pagi 03 Juli 2022 lalu, kejutan datang tiba-tiba. Selembar foto kopi bergambar wanita cantik terkapar di halaman rumah saya.
Selebaran tersebut memuat iklan penawaran berlangganan IndiHome. Di pojok bawah tertera nomor petugas marketingnya.
Saya hubungi nomor tersebut minta dia datang. Lima menit kemudian anak muda bernama Samwil itu muncul.
Setelah mendapat informasi dari sang marketing, saya langsung jatuh hati pada IndiHome. Betapa tidak, penyedia layanan internet anak perusahaan Telekom Indonesia itu menawarkan jenis layanan lengkap, dengan tarif yang masuk akal.
Ada paket Internet + Phone, Internet + TV, dan Internet + Phone + TV. Kecepatannya pun bevariasi. Mulai 30 Mbps, 50 Mbps, sampai 100 Mbps. Tinggal pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan kantong.
Bagi saya dan mungkin juga anda, soal harga tak masalah. Yang penting internetan, teleponan, dan nonton TV sepuasnya dengan signal yang kuat. Anti lemot, anti loding.
Rupanya tetangga depan sudah duluan pake. Sorenya saya sampirin anak pertamanya Dulsa. Saya minta cowok ganteng itu membagi pengalamannya selama menjadi pelanggan IndiHome. Plus minusnya apa? Dan aturan mainnya seperti apa?
“Kami baru 2 minggu bergabung, Bu. Ngambil paket 30 Mbps Internet + phone. Sebatas ini belum ada kendala. Sinyalnya lancar, cepat, tak pernah macet, dan tidak terpengaruh oleh cuaca. Cuman, dipake atau tidak, iyuran perbulannya tetap bayar,” jawab anak muda yang biasa disapa Dul itu. “
Soal harga, dibanding pulsa dan paket yang biasa kita pake, IndiHome malah lebih irit,” tambahnya.
“Biasanya dalam kondisi normal kos untuk 3 HP (ayah, Emak, dan saya), minimal Rp 300-400 ribu per bulan. Itu pun diirit-iritkan. Ketika keponakan berkunjung, saya tak mau kasih pinjam HP untuk main game. Saya juga membatasi diri nonton you tobe, tak pernah pula main game.
“Jika adik-adik saya dan suaminya pulang beda lagi. Barangkali bisa dua kali lipat. Belum lagi masalah sinyal yang hilang-hilang timbul.
“Sejak beralih ke IndiHome, kondisinya berubah total. Saya tak perlu lagi ngirit. Internetan, ngeyutub, dan buka link sepuasnya tanpa batas. Enaknya, meski listrik padam, selagi baterai HP masih standby, akses internet bebas hambatan.
“Dua karyawan ayah saya pun bisa terbantu. Ketika mereka sedang di sini (masuk kerja), jam istirahat mereka bisa internetan gratis, VC, dan WA gratis.”
“Manfaat Internet pake jaringan IndiHome paling terasa ketika komunikasi ayah saya dan kliennya tak pernah terkendala sinyal. Begitu panggilan, pesan masuk atau terkirim, seketika pula dapat direspon. Beda dengan sebelumnya.” Putra tukang las itu mengakhiri penjelasannya.
IndiHome dijuluki Internetnya Indonesia. Pantaskah?
Menyimak penjelasan petugas marketing ditambah cerita dari Dulsa, saya tertarik level akut. Mumpung ada diskon, kinilah momen yang tepat untuk move on ke IndiHome. Menurut pengalaman, kadang-kadang hal begini, siapa duluan dia mendapat tawaran murah. Lama-lama tarifnya bisa saja naik.
Tetapi saat ini saya harus menunda keinginan dulu. Sebab, sehari sebelum bertemu Samwil si petugas marketing, saya sudah beli paket internet dari provider lain untuk jangka 30 hari.
Insyaallah, setelah masa aktifnya berakhir saya akan pindah haluan ke IndiHome. Tentu saja kalau bisa pilihan paketnya di bawah 30 Mbps. Hanya untuk kebutuhan kami berdua.
Yang paling penting, sekarang jaringan IndiHome tidak hanya hadir di kota-kota, tetapi telah bakalan merambah sampai ke pelosok desa. Makanya, penyedia layanan internet kekinian ini pantas menyandang julukan Internetnya Indonesia.
Penutup
Sekarang pemasangan tiang dan kabel optik IndiHome terus berlanjut ke hampir seluruh Kabupaten Kerinci.
Termasuk di daerah kebun kami. Tiang-tiang dan kabel yang telah rusak dan tenggelam di tanah diganti baru. Namun sampai tulisan ini ditulis, jaringan IndiHome di sana belum beroperasi.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat masyarakat pedesaan, khususnya penduduk bagian ujung Desa Batang Merangin akan dapat menikmati Manfaat Internet secara maksimum. Tentu saja dengan menggunakan layanan IndHome, yang kecepatan sinyalnya belum tertandingi.
Yang membesarkan hati saya, kehadiran IndiHome di Kabupaten Kerinci, selain membawa kenyamanan dalam berinternet bagi penggunanya, secara tak langsung dia juga telah mengakhiri perdebatan panjang antara kakek dan nenek lansia ini.
Tambahan bedeng baru di kebun kami telah dibangun dan siap huni. Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- 2 Pengalaman Berhaji Paling Ekstrim Membuatku Ingin Naik Haji Lagi
- 8 Tips Aman Traveling 2 Ribuan Kilometer
- Jajan Ropi Canai Tandak Malik, Anti Buncit Tetap Kenyang
***
Sumber Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi
Penulis,
Hj. Nursini rais
di Kerinci, Jambi
saya sudah dua tahun makai indihome saya bu, kendalanya kalau ada gangguan masal aja bisa sehari atau dua hari. Tapi setelah itu lancar, dan kalau ada gangguan petugas indihomenya cepat respon. dua tahun ini puas dengan koneksinya sih, saya pakai paket internet dan tv 30 mb bu, dari awal cuman 10 mb,hehe
BalasHapusLumayan. Setelah gangguan lancar kembali. Di tepat kami, pakai provider apapun tak ada yang lancar benaran. Minimal sekali 2 hari pasti ada sinyalnya drop. Mudah2an kalau ada IndiHome yang 10 mb saya juga mau. Untuk tv, cukuplah manual saja. terima kasih telah mengapresiasi, Mas Rizky. Maaf telat merespon.
HapusMasaAllah.. seru sekali ya baca tulisan nenek, hobi menulisnya bener bener tergambarkan dalam tulisan. Jadi semakin semangat untuk belajar menulis. Hobi menulis bisa terus disalurkan sampai lansia.
BalasHapusUntuk jaringan internet saya sendiri masih memakai yang Sel Sel. Mau pasang IndiHome rumahnya belum punya. Masih jadi anak perantauan.
Salam kenal Ibu H. Nursini, semoga hobinya nurun ke saya. Salam buat kakeknya
Salam kenal juga Mas Nuhan. He he .... Nenek ini cuman punya hobi + pengalaman hidup sebagai modal menulis. Kalau ilmu sangat minim. Ayo ..., kita saling menyemsangati. Terima kasih telah mampir. Maaf telat merespon.
HapusAlhamdulillah di Kerinci sudah ada Indihome ya Bu, sekarang internetan nyaman, tidak takut kuota habis atau sinyal ngedrop.
BalasHapusMemang kalo internet lancar jadi enak buat berselancar. Kalo aku di Banten sudah sejak lama ada Indihome tapi belum pernah daftar.
Sekarang pakai tri, kalo hujan sinyal suka drop, bahkan tidak hujan juga kadang sinyal hilang sama sekali, 6-8 jam kemudian baru muncul.
Sama dengan di Kerinci Mas Agus.di daerah saya IndiHomenya baru mulai masuk, sambil pembangunannya terus berlanjut. terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.
HapusDi kampung saya Alhamdulillah IndiHome sudah ada sejak beberapa tahun ke belakang, tapi penyebaran, perbaikan, dan perawatan selalu terlihat dengan hadirnya para pekerja dari Telkomsel Indonesia yang terlihat sedasng naik tiang-tiang pancang mereka
BalasHapusSama ananda Regen. Rupanya, mana yang selesai bisa beroperasi, sambil lanjut ke pembangun berikutnya. Terima kasih telah singgah. Maaf telat merespon.
HapusIkut menyimak bu Nur.. Salam hormat🤝
BalasHapusSilakan, Mas Warkasa. Terima kasih apresiasinya. Selamat malam. Salam sehat buat keluarga di sana.
HapusSemua butuh internet nek, untuk mempermudah komunikasi ☺️🤗
BalasHapusSepakat ananda. Sekarang tiada zamannya lagi tinggal di ruang hampa internet. Terima kasih telah mampir, ananda Dinni. Selamat malam.
HapusApo kabar bu? Sudah lamoo dak komen ke sini hehehee 😁
BalasHapus“Ado sinyal internet dak, Pak?”
Saya bacanya ini pakai logat Jambi, loh bu 😁😁
Mantap, Mas Jo. Logat Jambi boleh, logat mano pun boleh. Yang penting pesannya nyambung. Terima kasih telah singgah, Kang Mas .... He he ....
Hapussiip deh....
BalasHapus👍👍👍
Terima kasih apresiasinya. Mas Tanza. Salam sehat dari jauh.
HapusSaya pake Indihome udah sejak awal nikah Bun, dan selalu puas pakai internetnya 👍. Jarang ada masalah, kalopun ada, respon dari cs dan teknisi selalu cepat dan bisa diandelin. Beda Ama provider yg 1 nya. Tetangga selalu ngeluh, sampe lamaaaa jaringannya putus. Tapi giliran bayar, cepet bgt tagihan datang. Indihome ga gitu . Makanya saya ga mau ganti Ama yg lain. Udah puas Ama mereka
BalasHapusNah, itu yang membuat bunda ingin beralih ke IndiHome, ananda Fanny. Sebab bunda sudah puas dengan yang namanya loding dan lemot. Terima kasih telah mampir. Salam sehat buat keluarga di sana.
Hapusdulu pasang indihome tapi sering trouble dsni jdinya mles akhirnya d lepas lah
BalasHapusKayaknya tergantung daerahnya juga ya, ananda Dewi. Terima kasih telah mampir. Selamat pagi.
HapusWah seru ya membaca artikel Bu Nur, mulai dari perdebatan Kakek dan nenek hingga terpasangnya Indihome. Perlahan lahan, Internet bukan lagi kebutuhan tersier ataupun sekunder, tetapi menjadi kebutuhan pokok yang harus ada kayaknya. Sejak semua bisa diakses hanya dari permainan jari jemari, seolah olah dunia sudah ada di genggaman tangan via HP. Terima kasih sharingnya Bu Nur, semoga selalu sehat dan selamat beraktifitas.
BalasHapusBukan digenggaman tangan saja ya, Pak Eko. Malah dunis sudah di ujung jari. Hehe ... Salam pagi, Pak Eko. Terima kasih atensinya.
HapusKantorku juga pake Indihome buat internet komputer bunda, tapi buat wifi pake provider lain, emang sengaja dibedain biar kalau salah 1 mati ga kacau hihihi
BalasHapusPilihan yang cerdas. Pakai 2 provider sekaligus. Maaf ya ananda. Telat merespon. Hp bunda sedang ngambek. Ternyata baterainya bocor. He he selamat sore. Terima kasih telah mengapresiasi.
HapusIndihome ini membantu banget khususnya ketika pandemi kemaren ya Bu, karena dia menjangkau sampai ke banyak daerah di Indonesia
BalasHapusIya, ananda Rey. Sayangnya di tempat kami masyarakat banyak yang belum mengenalnya. Enaknya ya itu. IndiHome bisa masuk ke desa-desa. Terima kasih telah mengapresiasi. Lama kita tak saling sapa, ya...
HapusTest komen
BalasHapusAlhamdulillah sy juga pake sudah sekitar 5 thn dan lancar jaya
BalasHapusDi tempat kami hanya daerah tertentu saja yang bisa mengaksesnya, Mbak. Terima kasih telah singgah, ya. Selamat sore
Hapus