Simak! Berurusan di Kantor Enaknya Lewat Calo atau Langsung
Kenapa harus lewat calo?
“Lewat calo apa urus sendiri, Bu?” tanya HF saat saya melengkapi bahan untuk keperluan mutasi Kartu Sehat Indonesia atas nama suamiku. Dari sebelumnya sebagai peserta PNS aktif ke anggota pensiunan.
Saya balik nanya, “Enaknya bagaimana?”
“Pengalaman saya, daripada menghabiskan biaya ratusan ribu, bolak balik sampai 2-3 kali, titipkan saja sama calo,” tambah pemilik usaha foto copy itu.
Bapak 2 anak tersebut menceritakan pengalamannya ketika berusan di kantor pemerintah Kabupaten kami. “Data sudah komplet, persyaratan terlampir. Tahu-tahu, oknum pegawainya bikin salah,” keluhnya.
Besoknya saya ulang lagi, bagian yang salah saya lingkar pakai spodol merah. Eh ... salah lagi, masih poin yang sama. Padahal dia tinggal mindah data yang sudah saya isi lengkap. Urusan yang seharusnya selesai beberapa jam, jadi 3 hari.
“Spontan, saya marahi oknum tersebut. Sampai-sampai bosnya keluar mendekati saya dan minta Maaf. Saya terbiasa berurusan di Sumbar sana, Bu. Masalah seperti ini bisa selesai kurang dari 1 jam,” tambahnya.
“Berapa kost yang harus saya bayar. Sekali ke sana 100 ribu, biaya bensin, belanja makan, dan tetek bengek lainnya. Tiga kali, 300 ratus ribu. Belum lagi di segi waktu.”
Minta diaktifkan KIS malah disuruh ganti
Lain kisah HF beda pula dengan masalah suami saya. Beberapa bulan lalu dia minta medical cek di Puskesmas, pakai kartu BPJS kesehatan.
Karena selama pensiun 10 th tak pernah digunakan, ternyata kartu KIS-nya sudah terblokir. Mungkin Pihak Askes mengaggap beliau sudah meninggal.
Karyawan Puskesmas tersebut memberi saran, supaya diaktifkan kembali di kantor Askes.
Anehnya, oknum pegawai Askes malah mau mengantinya jadi KIS Khusus Pensiunan, dengan melampirkan beberapa persyaratan. Antara lain KTP dan Kartu Keluarga. Padahal, kartu tersebut dikeluarkan tahun 2019, lima tahun setelah pensiun.
Rantai kerumitannya bertambah panjang
Tiga hari kemudian kami ke sana lagi. Setelah diperiksa, eh ..., nomor NIK (Nomor Induk Kependudukan) di KTP beda satu angka dengan yang tercantum pada Kartu Keluarga. Sang pegawai Askes minta supaya kami memperbaikinya di Catatan Sipil. Duh ..., Rantai kerumitannya bertambah panjang.
Lolos di BKN, nyangkut di Askes Kabupaten
Saya tak habis pikir, kok tidak lolos. Padahal, KTP elektronik keluaran 2012 tersebut sudah bertahun-tahun dia pakai untuk segala keperluan. Mulai mengajukan pensiun ke BKN, ambil SIM, naik pesawat dan sebagainya, tak pernah nyangkut. Termasuk dasar dia memperoleh KIS yang akan diganti ini.
Ya sudah. Harus bagaimana lagi. Saya konfirmasi salah satu orang Capil. Apa saja bahan yang harus dilengkapi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jawabnya, “Siapkan foto copy A, B, C, dan D, Bu.”
Kalau mudah pakai jasa calo, ngapain urus sendiri
Kini bahan-bahan tersebut telah standby. Tinggal menghadap ke Catatan Sipil, yang jaraknya kurang lebih 35 km PP dari kediaman saya.
Setelah dipikir-pikir, saya dan suami setuju dengan saran HF kemarin. Kalau mudah pakai jasa calo, ngapain urus langsung. Buang-buang waktu, menghabiskan energi, Boros biaya pula. Sekali ke sana, minimal kami berdua mengeluarkan duit Rp 100 ribu. Andaikan tak bisa tuntas satu hari biayanya tambah lagi. Sebab, masalah KTP biasanya tidak bisa sekali jadi.
Susahnya, si cowok gantengku tidak sabar dengan hal rumit begini. Jadi, ke mana-mana harus berdua. Tentu dananya doble.
Tahap pertama di Kantor Askes kami sudah bolak balik 2 kali, urusannya belum juga kelar. Malah merembet ke NIK.
Belum tahu entah apa pula halangannya di Capil kelak. Takutnya disuruh ganti KTP. Sebab Usia KTPnya telah 10 tahun. Dan tiada tercantum masa berlakunya seumur hidup. Meskipun usia beliau sudah 70 tahun. Duh .... Tentu harus minta pengantar dari Kepala Desa. Subhanallah. Ya wes .... Enaknya lewat calo saja.
Ini belum termasuk kelanjutan urusan pokoknya. Yakni mutasi KIS PNS ke KIS Pensiunan.
Penutup
Begitulah wajah birokrasi di negeri ini sejak era merica sampai ke zaman ketumbar. Ha ha ....
Pelayanan oleh aparatur negara yang seharusnya berpihak kepada masyarakat masih jauh dari harapan. Katanya sudah dilakukan reformasi birokrasi, tapi tetap saja pakai cara basi.
Demikianlah alasan kenapa urusan di kantoran lebih nyaman lewat calo daripada melakukannya sendiri. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Pengalaman Mengajukan Pinjaman di Bank, Nangis Sambil Gendong Anak
- Kenama Nama Baik Ayah Sangat Penting Dalam Sebuah Keluarga
- Sekali Klik Foto Langsung Jadi. Nunggu 3-4 Bulan? Kuno
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
Memang lebih mudah urusan seperti itu lewat calo Bu, soalnya pakai duit. Kalo misalnya ngurus sendiri habis 100 ribu, lewat calo cuma 110 ribu kasih saja Bu. Beda 10 ribu buat amal.😁
BalasHapusAku pernah tanya, urus KTP lewat calo 50 ribu, karena sayang aku urus sendiri, ternyata cuma habis 20 ribu, tapi ditambah ongkos bensin dan makan di warung habisnya 50 ribu juga.😂
Terbukti, bukan? Ha ha .... Itu cuman sekali urusan langsung tuntas. Andaikan ada halangan? Bahan A yang kurang, bahan B yang tidak lengkap? Bisa dua atau tigakali bolak balik. Kalau lewat calo, yang kurang bisa dilengkapinya sendiri. terima kasih telah mengapresiasi, Mas Agus.
HapusTapi aku nyoba sendiri itu buat pengalaman sih Bu, jadi tahu ternyata ngurus KTP tidak terlalu ribet. Sebelum berangkat pastikan tanya dulu ke pak RT syaratnya apa saja biar gak bingung
HapusDi sini walau persyaratannya lengkap dari desa, ngurus ktp tak bisa sekali jadi. Di capil nunggu besoknya baru siap. Selamat pagi, Mas Agus. Maaf telat merespon.
Hapuskalau tidak ada waktu memang mengurus lewat calo menggiurkan
BalasHapustapi sekarang sudah banyak kantor yang memasang anti calo
jadi ya kadang mengurus sendiri jauh lebih mudah ya bu
Di Jawa birokrasinya memang lebih tertib ya, Mas Ikrom. Di sini belum. Meskipun ada juga yang pelayanannya agak bagus. Tapi termasuk langka.
Hapuskalau saya, sukanya pakai calo waktu di Indonesia.....
BalasHapuscepat dan beres.... hehehe
Enaknya begitu. Mas. Kami juga sering begitu. Kecuali urusan pertanahan (sertifikat).
HapusTakut dipalsukan.
Kalo saya liat situasi Nek 😂😂😂
BalasHapusKalau di sana mungkin tidak terlalu ribet seperti di sini ya, ananda.
HapusBaru sempat berkunjung ke blog ini. Di kita, apa-apa sudah berpikiran birokrasi yang ribet. Ternyata jika dipelajari dan tau tipsnya memang lebih mudah. Cuma jalur resmi ini ya harus sabar saja menghadapi antrean hehe...
BalasHapusSetuju, Pak Vicky. Mungkin sayanya yang kurang sabar. Maklum jarak ke kantoran sekarang udah jauh 70 km pp. Kerena kami baru pindah ibu kota Kabupaten. Kantor Askes masih dekat. 30 km pp. Capil 40 km pp.
BalasHapus
BalasHapusWarisan Petani commented on "Simak! Berurusan di Kantor Enaknya Lewat Calo atau Langsung"
20 hours ago
"Kalau boleh urus sendiri lagi bagus."
Maaf, Wak Petani. Komen Wak tak muncul di kolom komentar. Mungkin blog saya ini sedang bermasalah.
banyaknya sih pada make calo..dikarenakan waktu serta tempat yang tidak dekat dari rumah , ditambah antrian yang bikin males....resikonya biaya lebih bengkak..D
BalasHapusBetul, Mas. Karena jarak yang jauh. Rumah saya 70 km pp dari perkantoran/pemerintahan. Kalau berulang2 untuk satu urusan, enak pakai calo saja. Terima kasih telah mampir. Selamat sore.
Hapusya alloh jauh banget 70km..iya sih mending make cara pintas..sehat terus , sama sama..makasih juga sudah visit back kemarin
HapusTerima kasih kembali, Mas Satriyo. Selamat malam.
HapusSaya belum pernah sih mengurus hal seperti ini lewat calo...alhamdulilah saya pernah ngurus ktp, kk, akte, surat NA buat nikah sampai ngurus tilang polisi saya lakukan sendiri....eh tapi ada sih yang pakai calo...yaitu pas bikin sim...2x ngurus sendiri gagal terus pas testnya...
BalasHapusSeharusnya memang begitu, Mas. Tapi, karena kondisi, mau tak mau harus lewat calo. Mengingat kebiasaan urusan yang berbelit2, jadi kapok. He he .... Terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk keluarga di sana.
HapusKalo saya lihat, dan denger cerita papa juga yg tinggal di Medan, birokrasi di daerah memang masih ampun2an ya bunda. Kalo Jakarta dan mungkin Jawa, rata2 udah lumayan bagus, walopuuuuuun terkadang kalo lagi males ngurus, sayapun pernah pake calo 🤣. Tapi lebih Krn, ga ada waktu ngurusnya . Bukan Krn birokrasi. Salah satunya kayak bikin pasport, bikin Visa, itu saya prefer calo aja. Palingan saya DTG pas waktunya interview.
BalasHapusSemoga sih ini birokrasi makin teratur, ga ribet, walopun kayak pungguk nunggu rembulan ya bunda 🤣🤣🤣🤣
Kayaknya sistim birokrat kita susah untuk berubah, ananda. Karena sudah mendarah daging. Khusudnyz mungkin fi temp tabunda. Hari ini bunda berurusan lagi di kantor tertentu. Duh Emakaaak .... Bikin pusing. Padahal di lembaran lain bukti yang diminta telah tertera nyata. Masih juga dia minta surat sejenis. Habis gimana lagi. Kita yang tingkat akar rumput harus nurut. Terima kasih telah mampir, ananda, Dalsm sayang selalu.
HapusSaya dulu pernah urus pembuatan ktp sendiri di umur 17th, Alhamdulillah cuma seminggu langsung jadi. Setelah menikah, saya ikut alamat mertua dan bikin ktp wilayah sana, prosesnya cepat karena petugas kelurahan kenal dengan bapak mertua yang bertahun2 jadi RT di sana. Lain hal begitu pindah ke Jagakarsa, ktp gak kunjung jadi sampai 2 bulan lamanya.. ckckck..
BalasHapusNah, sebelas dua belas dengan di Kerinci sini ya, ananda. Kalau tak ada orang dalam urusannya nyendat. He he .... Terima kasih telah mampir. Selamat sore. Maaf telat merespon. Bunda sedang berkunjung di tempat cucu. Gak sempat buka hp.
HapusMemang hal-hal seperti ini sudah lumrah di Indonesia Nek, susah, lama dan ribet prosesnya. Dulu pernah nemani Ibu ke DisDukCapil, ramainya Na'udzubillah. Ngantri lagi.
BalasHapusSemoga kedepannya bisa semakin baik ya Nek.
Makin ramsi antrinya, kian lama nunggunya. Kalau mau cepat, ya lewat calo. Bayar mahal tentunya. Terima kasih telah mengapresiasi, ananda Teddy. Salam sehat untuk keluarga di sana ya.
HapusHiks, dulu saya urus sim pakai calo Bu, astagaaa memalukan emang si mamak Rey ini.
BalasHapusAbisnya, kalau urus sendiri, ribetnyaaahhhh
Kalau kantornya jauh dan sulit, memsng enak pskai calo, ananda Rey. Ngurus SIM bukankah yang bersangkutan harus hadir di tepat? Karena akan difoto bersama Simnya? terima kasih telah mengapresiasi. Doa sehat untuk cucu di sana ya.
HapusKeseringannya waktu ngurus surat apa aja pakai jasa calo, karena kadang kita gak tau kali cara caranya dan urusan bisa cepat selesai pakai calo
BalasHapusSuami saya juga suka pakai jasa calo. Karena dia paling tidak sabar urusan berbelit2. Biar bayar calo mahal, daripada ngabiskan wakyu dan energi. Kecuali urusan2 tertentu. Seperti masalah keuangan, sertifikat tanah dan lain sebagainya.
Hapus