2 Desa Ini Mendadak Terkenal, Gara-Gara Helikopter Jatuh di Bukit Tamiai Kerinci
Gara-gara Helikopter jatuh, desa Tamiai dan Muara Emat mendadak terkenal sampai ke tingkat nasional. Lucunya, kedua daerah ini mendapat beberapa nama baru.
Fenomena ini berawal dari beberapa host televisi kepeleset lidah, tatkala mewartakan kecelakaan helikopter yang terjadi, di hutan wilayah Bukit Tamiai, Muara Emat, Kecamatan Batang Merangin, Kerinci, Jambi.
Nama-nama baru untuk Desa Tamiai dan Muara Emat.
Untuk desa Tamiai, ada yang mengartikulasikan Tamia, ada pula Tami-a, (“a” terakhir diucap terpisah dari “mi”. Jadinya Tami-a. Huruf “i” di belakngnya tercecer ). Host lain menyebutnya Tami-ai (“ai” terpisah).
Padahal pelafalan sesungguhnya biasa-biasa saja. Tamiai. (“ai” diseret langsung bersama mi. Sekilas terdengar seperti Tamiyai).
Plesetan senada juga terjadi pada nama desa “Muara Emat”. Beda host peda pula cara pengucapannya. Mulai Muara Emat, Mara Imat, Mara Amat, Muara Amat, sampai keseleo jadi Muara Mat. He he .... Lumayan juga buat lucu-lucuan. Kasus tersebut hanya berlangsung 2 hari pasca kecelakaan. Selepas itu normal kembali.
Heli mendarat darurat, semua penumpangnya selamat termasuk Kapolda Jambi
Sebagaimana kita ketahui bersama, Minggu 19 Februari lalu, sebuah helikopter mendarat darurat di kawasan hutan Bukit Tamiai, Muara Emat, Kerinci. Pesawat hancur bekeping-keping, 8 penumpangnya selamat, meskipun mengalami cidera parah.
Mereka adalah, 3 kru, 5 rombongan Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono yang hendak mengadakan kunjungn kerja di Kabupaten Kerinci.
Terbang dari Sulthan Thaha Jambi pukul 09.25 WIB, menuju Bandara Depati Parbo Kerinci. Jam 11.02 Posko Polda Jambi mendapat laporan dari kru, bahwa Pesawat jenis Bell 412 SP, nomor registrasi P-3001 itu mendarat darurat akibat cuaca buruk.
Titik koordinat jatuhnya pesawat ditemukan
Senin 20 Februari pukul 07.40. Tim SAR gabungan TNI, polri dan Basarnas menemukan titik kordinat jatuhnya pesawat.Yakni, S20 9' 3.53" E1010 42' 12,63" desa Tamiai.
Namun Heli Beel milik 429 milik polri yang mereka gunakan tak bisa mendarat karena cuaca yang tidak mendukung. Tim hanya berhasil menjatuhkan logistik di lokasi kejadian.
Dengan bantuan alat GPS, hari itu juga (Senin) pukul 11.00 menjelang siang, Tim evakuasi darat sampai di lokasi, setelah berjalan kaki 21 jam. Rombongan dipimpin Kapolres Kerinci, AKBP Patria Yuda Rahadian, dibantu masyarakat setempat.
Hutan Hijau yang tak pernah dijamah manusia
Kebetulan lokasi jatuhnya heli yang ditumpangi rombongan Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono itu, satu kawasan dengan kebun kami. Penasaran dengan berita berbagai media, kemarin (Selasa) saya ajak cowok gantengku ke kebun sekalian jalan-jalan ke posko penyelamatan di Jembatan Payung Desa Batang Merangin.
Dari masyarakat setempat saya sedikit tahu kondisi titik jatuhnya Pesawat. Menurut mereka, sebenarnya posisinya tidak terlalu jauh. Tetapi medannya sangat ekstrim. Berbukit-bukit dan lereng-lereng yang terjal. Untuk ke sana butuh waktu 2 hari jalan kaki. Paling tidak 1 hari, bagi orang yang berpengalaman beraktivitas di hutan.
“Kami di sini menyebutnya hutan hijau. Ia termasuk kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat. Rimbanya lebat pepohonnya besar. Belum ada dalam sejarah orang yang berani datang ke sana.” Kata salah satu penduduk Tamiai.
3 hari terakhir cuaca Kerinci tidak bersahabat
Evakuasi korban sempat terkendala cuaca. Sejak hari pertama sampai hari ke 3 pasca insiden, helikopter tim penyelamat beberapa kali gagal mendarat di lokasi. Evakuasi jalur darat tidak memungkinkan.
Kemarin saya sendiri nyaris putus asa. Pasalnya, dari pagi langit Tamiai dan Batang Merangin umumnya gelap. Terutama di daerah yang diprediksi Bukit Tamiai, sebagai titik jatuhnya pesawat. Kira-kira pukul 09.00 hujan turun lumayan lebat. Sorenya baru agak cerah, tetapi sesekali gerimis-gerimis kecil, kemudian cerah dikit, terus mendung lagi.
Evakuasi berlangsung dramatis
Berkat doa kita semua, Selasa sore, di tengah cuaca yang tidak menentu itu (kadang terang, seketika gelap ditutup awan), tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi korban satu persatu dari lokasi kecelakaan melalui jalur udara.
Evakuasi menggunakan helikopter Super Puma H 3211 milik TNI Anggkatan Udara, dilengkapi peralatan hoist tanpa harus mendarat.
Penyelamatan korban berlangsung dramatis. Dalam video yang ditayangkan oleh beberapa saluran televisi, tampak proses evakuasi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Sartono sangat menantang dan mengerikan.
Petugas memeluk erat tandu berisi korban (Kapolda Jambi), meskipun terombang-ambing dan berputar-putar 360 derajat ditiup angin, sebelum dinaikkan ke heli penyelamat. Petugas dimaksud adalah Kopda Ahmad Nofrizal Prajurit Batalion Komando Kopasgat Pekanbaru.
Kini semua korban telah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Bayangkara Jambi. Kabar terakhir dari beberapa media, siang tadi Kapolda Jambi dan Asistennya diterbangkan ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Polri Keramat Jati. Keduanya terbilang kronis. Tetapi luka paling parah dialami Pak Kapolda. Tangannya patah, tulang punggungnya remuk.
Penutup
Sebelum bertemu tim evakuasi darat tepatnya malam pertama nginap di hutan Bukit Tamiai, tak terbayang betapa beratnya perjuangan 8 korban itu untuk bertahan hidup di tengah cuaca ekstirim.
Gelap gulita tanpa penerang, nyamuk berjibaku, cuaca yang dingin menggigit. Jangankan di hutan, dalam rumah pun suhu Kerinci pada waktu-waktu tertentu pernah mencapai 16 derajat Celcius. Belum lagi ancaman hewan buas yang jika kebetulan bertemu, pasti penasaran ingin mencicipi bagaimana sedapnya darah manusia.
Peristiwa ini, mengingatkan saya pada gurauan cucu saya Ratu. Dia pernah bilang kalau dirinya berani pulang Kerinci sendirian numpang pesawat dari Jambi. “Nenek jemput Ratu di Bandara,” katanya. Saya menolak keras. Waktu itu dia baru kelas 5 SD.
Kejadian jatuhnya heli ini bisa jadi pembelajaran bagi kita orang tua, supaya jangan sekali-kali mengizinan anak kecil naik pesawat tanpa didampingi. Sekalipun atas nama dititip pada orang dewasa.
Baca juga:
- Mengenal Ujang Kampuang si Cuek nan Ceria, Senang Bergoyang
- 7 Kiat Manjur Malawan Stres tanpa Modal
- Yuk, Sambut Tahun Baru 2023 dengan Syukur, Doa, dan Harapan
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Nama desanya langsung viral ya Bu, ada desa Tamiya eh Tamiai sampai muara amat eh emat. Kirain aku muara Empat.😁
BalasHapusSyukurlah semua penumpang selamat.😀
Iya, Mas Agus. Memang sering begitu. Lubuk Aluang mereka baca Lubuk Alu-ang. He he ....
HapusSaya kalo baca berita tentang kecelakaan pesawat atau heli jatuh suka merinding bund..karena ada beberapa kejadian seperti ini yg sering terjadi,menimbulkan trauma bagi korban yg selamat...semoga mereka di beri kekuatan dan kesembuhan ...amiiin...nama desanya langsung jadi terkenal ya bund ...ada hikmah positif di balik musibah.
BalasHapusUntungnya tak ada yang meninggal. Apa jadinya di hutan korban bebaur dengan mayat. Pasti harimau akan datang karena mencium bau busuk.
HapusSemoga pak kapoldanya bisa pulih lagi yaaa. Saya ngilu baca yg tulang punggungnya remuk bunda 😔.
BalasHapusTadi sebelum baca nama2 baru utk tempatnya, saya juga siwer, muara emat, malah saya baca muara empat 😅.
Yg saya takutin tiap kali terbang, ya kecelakaan seperti ini. Kebayang aja, itu para korban selamat jadi trauma terbang kayaknya Yaa 😖
Kabarnya beliau (apak Kapolda Jambi), kondusinya kian membaik, ananda Fanny.
HapusIya, sebenenarnya jalan darat dan udara sama2 berisiko ya, ananda. Tapi membayangkecelakaan pesawat itu lebih mengerikan. Coba kayak rombongan Pak Kapolda Jambi ini. Jatuhnya di hutan balantara. Untung peswatnya tak langsung meledak. Terima kasih telah singgah, ya. Selamat siang.
Terima kasih untuk informasinya Bu Nur, jadi tahu tentang daerah Kerinci.
BalasHapusSama-sama Pak Eko. Terima kasih juga telah hadir.
Hapussemoga semua yang kritis cepat sembuh kembali.... Aamiin YRA
BalasHapusAmin. Begitu harapan kita semua. Terima kasih telah singgah, Mas Tanza.
Hapussyukurlah masih selamat.
BalasHapusjadi parno
Ini dekat Tempat saya, Semoga Para Korban Di Berikan Kekuatan Untuk Menghadapi cobaan ini.
BalasHapusAmin. Kalsu boleh tahu tepatnya Mas tinggal dimana?
Hapus