Ketika Usia Telah Menua: Ini Alasan Istri Kabur Tinggalkan Suami
Ada uang abang sayang tak ada uang abang ditendang. Ungkapan ini sering dijadikan pameo oleh masyarakat Indonesia untuk menyindir wanita yang kabur meninggalkan suaminya dalam kondisi terpuruk, atau menua.
Ejekan tersebut tidak selamanya benar. Tengoklah kasus Dokter Wayan yang beberapa hari belakangan sempat viral. Kurang banyak apa duitnya dokter yang tinggal dan buka praktik di Kampung Pasirwaru, Kabupaten Karawang itu.
Nyatanya? Dua kali menikah, kedua istrinya kabur meninggalkan dirinya. Padahal, saat bercerai dengan istri pertamanya usia dia masih 40-an.
Kehidupan Dokter Wayan kacau tak karuan. Diduga dia tenggelam di lubuk depresi. Muaranya, pria 58 tahun itu tinggal sendiri di rumah mewahnya yang terbengkalai, dikelilingi semak, dipenuhi sampah, seakan tak layak dihuni oleh manusia waras.
Tetapi maaf, kisah ini hanya ilustrasi. Saya tidak mengulasnya lebih dalam. Karena masalah tersebut urusan pribadi. Tak elok mencampurinya. Karena saya bukan wartawan.
Terobsesi oleh kisah Dokter Wayan tersebut, saya ingin sedikit beropini, tentang sikap dan alasan sebagian istri yang kabur meninggalkan suami. Khususnya pasangan lansia.
Setidaknya ada 5 faktor yang menyebabkan oknum istri nekat kabur dari pasangannya, setelah sang suami menua.
1. Alasan perbedaan tujuan hidup
Kabur meninggalkan suami dengan dalih perbedaan tujuan hidup merupakan alasan klasik dan syah-syah saja. Namun agak jangggal jika masalah tersebut muncul setelah suami dan istri menua.
Padahal, sebelumnya mereka telah merajut kehidupan puluhan tahun hingga beranak bercucu. Tetapi itulah faktanya. Meskipun kasus serupa jumlahnya tidak banyak
Memasuki usia pensiun istri masih mau berusaha, misalnya buka warung kecil-kecilan, bertani, atau gawean apa saja yang bisa menambah penghasilan.
Di sisi lain suami punya hobi berleha-leha, ngumpul-ngumpul dengan rekan sebaya dan sehobi. Main domino di tempat-tempat khusus, makan yang enak-enak di warung, jalan-jalan ke luar daerah tanpa mengajak istri.
2. Alasan ketidakcocokan emosional
Suami atau istri adalah sumber keamanan emosional bagi pasangannya. Namun setelah menua masing-masing mengalami perubahan prilaku dan emosional. Muncul ketidakcocokan yang berujung konflik.
Pak Arif 78 tahun bukan nama sebenarnya. Istrinya 5 tahun lebih muda. Tiga tahun terakhir perubahan sikap Pak Arif sangat signifikan. Ada saja masalah yang bikin Istrinya jengkel.
Dahulu dia senang dengan makanan A. Eh..., setelah dimasakin dia bilang pahitlah, kurang manis lah kurang asam lah dan sebagainya.
Belum lagi nyinyirnya, keponya, cengengnya, dan suka merajuknya melangit. Setiap hari minta vc anak cucu. Tak peduli apakah waktu magrib atau jam kerja anak-anaknya. Dikasih tahu marah.
Kalau teleponnya tidak diangkat dia sedih, ngomel. “Ntar saya masuk tanah, mereka tak akan dengar suara bapaknya lagi.” Tak salah orang-orang bilang manula itu tabiatnya seperti anak-anak.
Mungkin ini ujian bagi seorang istri. Walaupun sang istri mengaku sering juga jengkel. Tapi dipendamnya saja dalam hati. "Saya tetap bersyukur karena masih diberikanNya kesehatan hingga bisa berpikir waras," katanya.
Duh ..., maaf. Agak melenceng. Begitulah nenek-nenek. Kalau ngoceh meluber ke mana-mana.
3. Alasan kesehatan
Seiring usia yang menua, sebagian para suami sering sakit-sakitan. Dampaknya, dia tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai kepala rumah tangga dan aktivitas lainnya. Termasuk urusan mencari nafkah.
Tugas dan tanggung jawab dipikul oleh istri. Mending jika suami istri atau salah satunya punya gaji pensiun. Apa jadinya jika keduanya mengharap uang liar. Ibarat ayam. Tanpa mengekas tak dapat makan. Anak-anak tidak berkemampuan di bidang ekonomi.
4. Alasan perbedaan usia yang terlalu jauh
Tidak sedikit kaum adam yang semasa mudanya berjaya, punya uang banyak, karir mentreng, mereka menikahi wanita cantik, usiaya terpaut jauh lebih muda. Terlepas apakah sebelumnya dia punya istri terdahulu atau tidak.
Setelah suaminya menua muncul masalah. Kesenjangan tak terelakkan. Di antarannya, suami telah memasuki usia pensiun, istrinya belum mencapai puncak karier.
Selisih usia yang signifikan, identik dengan perbedaan generasi. Tak jarang berujung pada inkopatibilitas dalam banyak hal. Umpanya perbedaan minat dan hobi, perbedaan pengalaman hidup, dan perbedaan kesehatan dan kebugaran.
Istri masih bohai, masih doyan berselfi ria. Sementara suami udah loyo, batuk-batukan, ditambah sikapnya yang suka rewel kayak anak-anak.
Andaikan disikapi dengan bijak, hal ini bisa memberi warna tersendiri dalam pernikahan mereka. Jika sebaliknya, inilah sumber petaka yang maha besar.
Belum lagi jika dikaitkan dengan masalah ranjang. Suami yang sudah berumur, gairah seksualnya sudah menurun, jika tak mau dikatakan anjelok. Istrinya jauh lebih muda, semangatnya masih bergelora untuk disalurkan. Dikala itulah istri sering khilaf, memilih kabur meninggalkan suami. Syukur-syukur doi tidak memilih jalan terlarang.
Tetapi ingat, problem ini tidak terjadi pada semua pasangan yang suaminya terpaut lebeh tua daripada istrinya.
5. Sikap suami tempramental
Oknum suami yang tempramen nyaris identik dengan ringan tangan. Salah dikit tangannya melayang. Salah banyak kena tendang. Istri hidup di tengah ketidaknyamanan. Anak-anak selalu dirundung ketakutan.
Mirisnya, tidak sedikit istri yang sanggup bertahan. Dengan alasan anak yang masih kecil-kecil. Sisanya memilih banting stir mencari kehidupan baru.
Anehnya, di tengah kepungan hantu ketakutan, tahun ke tahun new baby nongol melulu, hingga mencapai 8 orang. Lagi-lagi emaknya tetap bertahan sampai bonyok. Tetapi ganti alasan. Si sulung, si tengah, sampai si nomor 8, semuanya butuh biaya untuk sekolah. Pernikahan pun menua dalam ketakutan.
Adakah yang ngotot bertahan sampai mati? Sebagian iya, yang lainnya pilih kabur tinggalkan suami sekalian balas dendam.
Parahnya, sikap balas dendam Emak didukung oleh anak-anak, yang semua sudah dewasa. “Kasian Emak. Demi kami, sepanjang hidupnya menderita. Di hadadapan kami Emak sering disakiti. Kini saatnya beliau bersama kami, menikmati hari tuanya dengan tenang. “Bapak?” Ya terserah beliau. Ini bukan mitios, tapi fakta. Mekipun jumlahnya sedikit.
Penutup
Kasus istri kabur meninggalkan suami tidak dialami oleh semua pasangan yang berkonflik. Dan tidak seharusnya terjadi sekiranya masing-masing pihak melakukan komunikasi secara terbuka. Apabila masih terkendala yang tak bisa terselesaikan, segeralah mencari bantuan pihak ke tiga, demi membangun hubungan yang sehat dan bahagia.
Demikian artikel tentang alasan istri meninggalkan suami ini ditulis berdasarkan opini pribadi, ditambah informasi dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Baca juga:
- Tergiur Nilai Tawaran Uang Kuno, 3 Hari Mabuk Berburu Duit Karatan
- Andai Kutahu Akan Begini, Salat Idul Fitri Enak di Desa Saja
- 5 Tjuan Bersih-bersih Menjelang Idul Fitri. Poin Terakhir Bikin Hati Berbunga-Bunga
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Iya sih bund..banyak faktor yg menyebabkan oknum istri meninggalkan suami..ekonomi...emosi dan buruknya komunikasi ...makasih bund sudah berbagi 🙏
BalasHapusIya, ananda. Pasangan lansia ini unik. Kadang ada yang mesra kayak anak muda. Ada pula yang eperti kucing dengan si gugug. Terima kasih telah mengapresiasi ananda. Selamat istirahat.
Hapusperbedaan yang sulit untuk tetap bersatu....
BalasHapus# tuisan bermanfaat
Lebih baik bubar saja ....???? Ha ha .....
HapusKalau kita simak saat ijab qobul pernikahan
BalasHapussebenarnya disitu kadang ada kalimat, walau dalam bahasa arab. kurang lebihnya jika sudah tidak cocok ya lekas bercerai.
Biar tidak ada yang dirugikan. Jangan sampai menunggu tua apalagi istri yang sudah keriput baru dicerai.Atau sampai terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
Bisa jadi perceraian tersebut justru menjadi hal baik.
Tapi orang luar yang melihatnya kan beda pandangan, hehehe
Iya, ananda. Agama pun membolehkan perceraian jika sudah tak ada kecocokan. Orang Minang bilang "capek banting stir". Artinya segera ganti haluan. Tetapi kadang-kadang, ya, itu tadi. Dengan seribu pertimbangan tetap bertahan. Titik jenuhnya, istri mundur di usia tua. Mending jika anak-anak bisa netral.
HapusSemoga aku dan paksu bisa melewati masa tua dg segala kerepotan dan kesusahannya
BalasHapusAmin, Mbak Tira. Tergantung komunikasi kedua pihak. Dan salah satunya harus ada yang mengalah. Selamat siang.
Hapus"Jika pakai hati, keduanya gak akan sih melakukan perpisahan. Seberat apapun pasti saling bertahan menguatkan, karena ketika dia hati jadi satu, yang ada ya satu." ... betul sekali, Mas $cocoper6. Saya telah mengalaminya. Tahun ini pernikahan kami jalan 49 tahun. Untuk mencapai angka tersebut bukan berarti tanpa rintangan, hanya Allah yang Maha Tahu. Berkubang tawa dan tangis. Kadang tawanya hanya di depan layar. Terima kasih ulasan tambahannya. Maaf telat merespon. Akun saya sedikit masalah. Selamat berhari minggu.
BalasHapuspenting nya menyatukan visi dan misi antara suami dan istri, oleh karenanya menikah adalah suatu hal yang sulit😥
BalasHapusSetuju, Mas. Tapi kuncinya jalinan komunikasi yang inten dan mengesampingkan ego masing2
Hapusbikin sedih kalau baca berita tentang ginian
BalasHapusSemoga tidak terjadi pada diri kita ya, Mas Arif. Amin.
HapusSemoga aja dijauhkan dari perpisahan dalam rumah tangga, ya, Bund. Nyesek liatnya. Artikel ini bisa dijadikan refleksi diri supaya gak gegabah dlm menganbil keputusan krna dlm rumah tangga mesti ada perbedaan, permasalahan, dll.
BalasHapusSetidaknya harus beriman sh kalo di Islam hehehe
Salah dua Kunci keselamatan penting dalam pernikahan adalah komunikasi terbuka dan kesampingkan ego. amin malam, ananda Keza
HapusMenikah emang banyak ujiannya ya mbk, saya yang belum ada 5 tahun aja udah sering galau. Mungkin banyak hal bisa dimaafkan sama wanita tapi biasanya kalau udah main tangan dan berselingkuh rasanya udah nggak bisa lagi dimaafkan. Semoga makin lama usia pernikahan makin dewasa juga isi pikiran, dan nggak maik kabur-kaburan
BalasHapusNah, itu dia kiamat pernikahan. KDRT dan perselingkuhan. Inilah yang membuat istri gak kuat untuk bertahan. Kalau sudah begini, tak ada salanhya segera banting stir. Jangan tunggu sampai menua. He he ...
HapusSedih dan serem ya bunda... Pengennya kan kita bisa menua dengan pasangan bersama, tetep hidup nyaman dan bisa ngerjain hobi. Tapi kebanyakan realitanya ga gitu :(
BalasHapusAku juga heran kalo pisahnya dengan alasan ga sejalan. Kemarin2 memangnya sejalan?
Lebih masuk akal kalo alasannya kdrt. Kalo itu mah, udah pasti aku tinggalin juga lakiknya 😄. Kdrt atau selingkuh, ga ada ampun sih.
Semua kita pengennya begiyu ya, ananda Fanny. Sekali menikah sampai tua. Hanya dipisahkan oleh maut. Tapi ada juga yang setelah tua salah satu atau keduanya bertingkah.
HapusKalau selingkuh, kdrt, plus judi, memang benar2 bikin hidup serasa dalam neraka kali. Enaknya pisah dari muda. Daripada tersiksa sampai tua. Kasian pada diri sendiri. Bukankah kita bersuami mencari ketenangan dan
perlindungan. Ngapain harus bertahan sampai bonyok dan peot. Terima kasih apresiasinya, ananda Fanny. Selamat istirahat.
Antara isu berat bila perpisahan di usia tua...mungkin suratan jodoh dan mungkin juga ujian untuk menentukan iman...Allah itu Maha Mengetahui hambaNya
BalasHapusSetuju, sobatku mrhanafi. Karena garis hidup manusia sudah ada yang ngatur. terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam.
Hapusmungkin 1 pihak takmmahu berpisah tapi pihak 1 lagi sudah surrender untuk pertahanankan rumah tangga...
BalasHapustapi kalau sudah suratan jodohnya terhenti di usia emas... apakan daya kita untuk.menghalang...
Iya. Yang tak kuat bertahan, mundur sendiri. Artinya jodoh mereka telah tamat.
HapusTerima Kasih ilmu dan wawasannya ya Nek. Jadi bahan untuk Teddy lebih selektif lagi dalam mencari pasangan dan menua bersamanya kelak hehe
BalasHapusBapak saya suka marahin mama semasa hidupnya, ketika mulai menua, setiap hari Bapak khawatir mikirin hari depannya.
BalasHapusTakut mama ninggalin, sampai takut mama meninggal duluan, dia sama siapa yang urus?
Kalau masa muda suka jahatin pasangan, dan pasangan masih mau bertahan, emang siap-siap aja di masa tua akan ketakutan sendiri dan ngenes ya
Salut pada beliau, sudah tua takut kehilangan istri. Tidak sedikit kakek2 makin tua kelakuannya menyebalkan. Tak heran banyak istri yang gak tahan. Udah ditinggal pergi, lontang lantung terus depresi. Baru tau diri. He he ....
Hapus