Tergiur Nilai Tawaran Uang Kuno, 3 Hari Mabuk Berburu Duit Karatan
Tergiaur nilai tawaran uang kuno, 3 hari mabuk berburu duit karatan. Judul ini pantas disematkan pada saya. Faktanya begitu. Saya membongkar bekas mainan si bungsu, untuk menemui uang jadul yang telah karatan.
Nilai tawaran uang kuno
Sebagaimana kita ketahui, akhir-akhir ini ramai diperbincangkan tingginya nilai uang kono yang ditawarkan kolektor. Konon pecahan Rp 1000 bergambar kelapa sawit dibeli Rp 100 juta. wow ...! Nilai yang pantastis bukan?
Sampai tulisan ini dirilis, saya belum menyaksikan orang jadi melioner gara-gara menjual uang kuno. Namun naluri saya berbisik, uang keluaran abad 20 saja ditawarkan ratusan juta, bagaimana dengan mata uang zaman kolonial. Ha ha ....
Merayapi bekas mainan Si Bungsu
Mulailah saya merayapi bekas-bekas mainan Si Bungsu, mencari uang karatan keluaran zaman penjajahan. Sebab, semasa anak lanangku satu-satunya itu kecil saya pernah melihat dia main uang koin kuno
karatan kurang lebih 6 keping. Salah satunya yang saya ingat keluaran tahun 1800-an. Ada juga yang bertuliskan Golden (mudah-mudah saya tidak lupa).
Emaknya ini tidak pernah tahu dan tak mau tahu dia dapat dari mana. Maklum anak-anak. Mungkin dikasih temannya atau ditemuinya dalam tanah. Kondisinya sudah karatan.
Lama uang kono tersebut terkapar dalam lemari membaur dengan mainannya yang lain. Setelah dia dewasa dan berangkat ke tempat tugasnya, saya masih sering melihatnya. Lama kelamaan tenggelam dalam kelupaan.
Malu sendiri
Upaya pencarian tadi sia-sia. Akhirnya malu sendiri karena dikomentari Si kakek ganteng, “Awak tuh mabuk barang antik. Mana ada itu duit. Usia pemiliknya udah 40 tahun, udah punya anak empat.”
Saya tersadar sambil tertawa ngikik. Namun hati kecil saya masih yakin, uang kuno tersebut masih ada dalam rumah. Hanya alamatnya yang tidak jelas.
Pernah tampak 4 tahun lalu
Kira-kira 4 tahun lalu saya ketemu sebiji. Itu pun tidak saya hiraukan. Cuman bergumam dalam hati, kok tinggal satu? Kemana yang lainnya.
Kini saya baru menyadari bahwa benda tersebut termasuk barang langka dan diburu, konon dihargai mahal oleh kolektor. Makanya saya rela menghabiskan waktu berhari-hari hanya untuk mencarai dimana keberadaan duit legendaris tersebut.
Setiap sudut penyimpanan barang-barang kecil yang tidak terpakai telah saya bongkar. Hasilnya, NIHIL. Mau ditanya pada empunya malu. Takut dibully. Biasanya dia (bungsuku) anti dengan hal-hal begini. Ntar dikira emaknya ini gila barang antik. Ha ha ....
Sebab, berburu benda kuno itu punya sensasi tersendiri. Sering membuat orang linglung, kalau tak mau dikatakan g**a. Di kampung saya seorang oknum terhormat pernah jadi korbannya. Gara-gara terendus benda yang sedang dia cari, dengan hanya mengenakan celana pendek (tanpa baju), dia menyetir mobil ratusan kilometer menuju negeri he ka benda tersebut dikabarkan berada.
Tak heran, nenek-nenek kampung zaman dahuluuuu .... banget, menganggap benda-benda kuno itu barang keramat. Bisa mendatang hal tak diinginkan terhadap diri dan keluarga pemiliknya. Bahkan sampai mencelakan orang lain jika tidak dirawat sebagaimana mestinya.
Almarhumah Ibu Mertua berkisah
Terkait masalah uang kuno, saya ingin sedikit berbagi kisah. Almarhumah ibu mertua saya pernah bercerita, bahwa suami beliau (almarhum bapak mertuaku), dulu punya segepok uang kuno warisan dari orang tua beliau.
Uang tersebut dia masukkan ke dalam tanah di tengah kebun. Katanya supaya tidak terjadi apa-apa terhadap anak dan istrinya.
Sampai kini tiada yang tahu dimana titik kuburnya uang kuno tersebut, termasuk suami saya selaku anak tertua. Dia dan saudara-saudaranya yang lain tiada tertarik untuk menelusurinya.
Simpulan dan penutup
Terlepas dari nilai jualnya, kasus pencarian uang kuno karatan yang telah saya lakukan memberi banyak pelajaran. Minimal untuk saya sendiri.
Di antaranya, tidak menganggap sepele barang-barang jadul seperti mata uang, dan benda-benda unik lainnya, umpanya radio lama, telephone rumah, mesin ketik, dan sebagainya. Mana tahu suatu saat dia menjadi benda yang paling dicari dan menguntungkan secara ekonomi.
Belum lagi manfaat non ekonomi. Misalnya dalam jangka panjang, bisa dijadikan koleksi pribadi, sebagai peninggalan buat generasi mendatang, bisa pula jadi barang bernilai sentimental, dan sebagainya. Semakin tua usianya semakin tinggi pula nilai seninya
Demikian kisah 3 hari mabuk berburu duit karatan karena tergiur oleh tingginya nilai tawaran uang kuno. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Andai Kutahu Akan Begini, Salat Idul Fitri Enak di Desa Saja
- 5 Tjuan Bersih-bersih Menjelang Idul Fitri. Poin Terakhir Bikin Hati Berbunga-Bunga
- Mengintip Kelebihan dan Kekurangan Chat GPT dalam Melaksanakan Instruksi
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
seru ya bunda, kira-kira sudah dapat belum hasil perburuannya? hehehe
BalasHapusHa ha .... Masalah begini sering membuat orang stress, ananda. Banyak hoak. Era 80-an ada kenalan bunda diburu polisi karena jual barang tipu2.
Hapustes komen
HapusJangan kan orang awam ya
BalasHapusPernah kan menteri agama, sampai bongkar makam tua di batu tulis
Yang konon katanya, tersimpan harta karun
Betul, ananda. Saya ingat itu. Ha ha .... Saya juga terjebak hayalan selangit selama 3 hari. Sampai bongkar2 sudut penyimpanan. Padahal, meski barang tersebut ketemu, paling dihargai 5 ribu perak. Kolektor itu bukan orang sembarangan yang mau menghaburkan duit ratusan juta demi sekeping uang kuno.
HapusPagi bund..semalam saya sudah komen..tapi ada gangguan di kolom komen..sekarang coba komen lagi 🙏..dulu saya juga sempet punya duit 100 yg gambar kelapa sawit tapi berhubung ga kepikiran buat koleksi ya jadi ilang entah kemana.
BalasHapusBiarin dia hilang, ananda. Tak usah dicari. Ha ha ... Ntar mabuk duit kelapa sawit. Biar bunda aja yang mabuk uang karatan. Hingga banyak kerjaan lain yang telantar.
HapusAku masih ada uang seribuan klpa sawit, tapi memang ga niat utk jual barang2 begini, apalagi uang bunda 😅. Ada yg bilang hoax juga sampe ditawar segitu soalnya hahahahha.
BalasHapusBarang antik begini terkadang lama lakunya, tapi sekali laki memang bisa mahal Yaa 😄
Bunda belum pernah nengok langsung orang jadi melioner karena menjual uang/benda kuno. Orang snewen ada. Mantan murid bunda. Tapi dia penjualnya. Ternyata yang dijual itu barang tipu2. Anehnya, dia cuman lulus SD. Berhasil nipu orang kota, pintar, intelek dan berpendidikan. Ha ha ...
HapusBerburu barang antik memang bikin penasaran, saya dulu lumayan lama bergaul dengan "makelar" Barang-barang antik ini😅
BalasHapusDi pedesaan kebanyakan pemburu barang antik itu sedikit yang tidak berkonflik. Setidaknya berkonflik dengan dirinya sendiri alias snew**
Hapushehehe....
BalasHapuskayaknya ini musiman di Indonesia.....
ada musim tertentu orang mencari barang kuno tertentu termasuk duit kuno.....
Sekarang lagi musim akbarnya. Mas Tanza. He he .... Artikel dan promonya berseliweran di jagat maya
HapusWalah😂bunda jadi capek gara² nyari uang kuno. Tapi barang2 antik dan jadul memang terkadang laku dg harga yang mahal. Kayak motor antik (motor mah emang mahal yak kwkwkw)
BalasHapusYah intinya yg antik emang sesuatuh, bund. Hehe jadi harus disimpen. Biar kapan2 ada nilai jual dan gunanya lagi hehehe siapa tau jd pengoleksi barang antik
Nenek2 zaman dulu ada yang punya uang loga sebakul. Tapi dikasih ke anak2nya untuk mainan. Coba sekarang jika masih ada. Bisa jadi melioner si empunya. Terima kasih telah mengapresiasi, ananda Keza.
Hapussaya males deh bun capek, lagian apa ada faedahnya ya sama kolektor hmm.. atau ada fungsi lain
BalasHapusBiasanya itu gawean oknum yang sabar ya, ananda. Sabar berburu barang kuno. Meskipun belum tentu dapat. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat berhari minggu.
BalasHapusbarang antik ini mahal dan bernilai juga harganya...kalau dapat amat lumayan
BalasHapusTapi belum pernah juga ketemu orang jadi kaya karena bisnis barang antik. Orang senewen gara2 barang antik banyak. Ha ha
Hapus