Luar Biasa ...! Pelepasan Calon Haji Tanjung Tanah Kayak Ngarak Pengantin
Pelepasan calon haji Tigo Luhah Tanjung Tanah kayak ngarak pengantin. Tradisi ini telah berlangsung secara turun temurun dari dahulu sampai kini.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat setempat sangat memuliakan warganya yang akan menunaikan Rukun Islam ke 5.
Saking respeknya, sebelum jamaah calon haji berangkat, banyak kegiatan yang sengaja mereka tunda. Misalnya, turun ke sawah, panen padi, mau ke luar daerah, diaspora kembali ke rantau, dan sebagainya. Meskipun yang pergi haji bukan keluarga terdekatnya.
Ingin tahu ritualnya seperti apa? Yuk ikuti saya ke Tigo Luhah Tanjung Tanah, Danau Kerinci, Kabupaten Jambi, Jambi.
Persipan Awal Pelepasa Calon Haji
a. Syukuran
Aroma
pelepasan calon haji mulai merebak sejak beberapa minggu usai
lebaran Idul fitri. Salah satunya ditandai dengan acara syukuran. Hampir tiap Jumat ada saja calon haji mengadakan kenduri. Perhelatan digelar di rumah calon haji masing-masing.
Kenapa
hari Jumat? Umumnya masyarakat Tanjung Tanah memilih hari Jumaat
untuk menggelar syukuran. Apapun jenis syukurannya. Sedikit sekali yang
memilih hari lain. Sebab, pemilik hajatan berharap, begitu keluar dari
Masjid usai jumatan, tamu langsung ke tempat sedekahan.
Seiring perkembangan zaman, para petinggi desa, dari unsur ninik mamak, tuo Tengganai dan kaum adat Tigo Luhah Tanjung Tanah sepakat, agar kenduri seperti ini ditiadakan. Karena dinilai memberatkan, baik moril maupun materil.
Sebagai ritual pengganti cukup syukuran secara kolektif saja. Biayanya digotong oleh semuapeserta.
Tetapi calon jemaah tetap bersikukuh dengan budaya lama. Mungkin mereka tidak puas dengan perhelatan secara bersama-sama. Ya sudah. Mau bagaimana lagi, mengubah peradaban masyarakat yang sejak lama memumi tidak semudah mengerdipkan mata.
Masalah dana yang disebut-sebut memberatkan, mereka telah memprogramkan secara matematis jauh sebelum memutuskan untuk berhaji. Istilah kasarnya, mampu pergi haji, siap duit untuk kenduri.
lhamdulillah, musim haji tahun 2023 ini, mereka sudah mulai menyadari. Imbauan yang telah berusia lebih kurang 7 tahun itu berangsur diterima oleh masyarakat dan calon haji.
Kegiatan dilaksanakan di 2 Masjid. Sebagian di Masjid Al Ihsan, sisanya di Babussalam. Konsumsi dibagikan ala take away. Acara berlangsung tertib, aman, dan sukses.
Kurang apa sedekahan dimasjid, coba! Di rumah membaca doa, di masjid juga baca doa. Di rumah ada acara salam-salaman dengan calon jamaah, di Masjid juga ada acara bersalaman. Malah lebih tertib dan terkoordinir.
Apakah masih ada calon haji yang tidak mematuhi? Tentu saja ada. Urunan di masjid dia ikuti, perhelatan pribadi tetap berlangsung. Iya ..., mungkin mereka beranggapan, tanpa kenduri di rumahnya sendiri, perjalanan suci tersebut diringan-ringankan atau kurang khususk. Allahu alam bish shawab.
b. Tale naek jei
Setiap
desa di Kerinci umumnya punya grup tale naek jei. Anggotanya
emak-emak dan bapak-bapak bersuara merdu. Mereka tampil secara
bergantian dari rumah calon jamaah satu ke yang lainnya. Waktunya kira-kira satu bulan sebelum keberangkatan calon haji.
Syairnya berkisah tentang perjalanan dan perjuangan sang tamu Allah menjemput haji mabrur.
Apabila tale naek jei disenandungkan, kedengarannya syahdu menusuk kalbu. Semakin jauh malam kian mendayu-dayu membuat hati terhanyut rindu. Tak sabar rasanya ingin segera memenuhi panggilan Allah Yang Maha Agung.
Sangat disayangkan, beberapa tahun terakhir di wilayah Tigo Luhah Tanjung Tanah budaya ini telah terkikis oleh zaman.
Alasannya, biar tuan rumah (calon Jamaah) bisa istirahat dan tidur yang cukup. Sebab, grup yang menawarkan diri untuk bertale cukup banyak. Jika ada 5 grup yang tampil, 5 malam pula waktu tidur mereka tersita.
Acara Puncak Pelepasan Haji
Nah, inilah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tigo Luhah Tanjung Tanah, yang saya sebut bak megarak pengantin. Berikut tahapannya:
a. Salat Subuh berjamaah
Pada
hari keberangkatan, tuan rumah meminta, para tetangga, kerabat, atau
orang terdekat melaksanakan salat subuh berjamaah di rumah mereka
masing-masing. Dirangkai dengan pembacaan doa, mohon kadirat Allah SWT
semoga rombongan yang berangkat diberikan kemudahan dalam melaksanakan
ibadah haji di Makkah, selamat pergi dan selamat pulang membawa haji
mabrur. Lagi-lagi acara diakhiri dengan bersalam-salaman.
b. Azan
Calon haji siap diantarkan ke Masjid Al-Ihsan Tanjung Tanah. Di sinilah para calon haji Tigo Luhah Tanjung Tanah berhimpun, untuk mengikuti apacara pelepasan resmi oleh pemerintah desa dan masyarakat.
c. Pelepasan Calon Haji dari pemerintah desa
Acara pelepasan dari desa berlangsung hidmad. Diiringi salawat para calon tamu Allah itu berjalan kaki diarak bersama-sama menuju jalan raya sejauh kurang lebih 100 meter. Subhanallah. Lebih ramai daripada arak-arakan pengantin.
Di sana travel standby untuk mengangkut jamaah. Seanjutnya dibawa ke halaman Kantor Kementerian Agama, tempat berkumpulnya Jamaah sekabupeten Kerinci.
Selanjutnya rombongan diboyong ke kota Jambi, untuk diterbangkan ke Embarkasi Hang Nadin Batam. Dari sana menerobos langit ke Arab Saudi.
PenutupSebagai informasi tambahan, dari dahulu sampai sekarang, warga Tanjung Tanah termasuk salah satu desa yang warganya paling banyak pergi haji jika dipersentasikan dari jumlah penduduknya.
Padahal perekonomian rakyatnya biasa-biasa saja. Hal ini menunjukkan cultur penduduknya yang agamais, hingga keinginannya untuk menyempurnakan rukun Islam sangat tinggi.
Bukti lain, banyak warga setempat menjadi TKI di Malaysia. Niatnya hanya untuk mencari biaya berhaji. Pulang-pulang bawa duit langsung daftar.
Yang menarik, hampir setiap tahunnya para jamaah haji Tigo Luhah Tanjung Tanah didominasi oleh janda. Tahun ini komulatifnya 14 orang. Hanya 3 yang punya pasangan, 1 duda, 1 wanita muda bersuami (jamaah pengganti), sisanya nenek-nenek usia 60-an.
Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat.Baca juga:
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Bunda.. kakak saya juga sedang naik haji. Semoga semua jemaah haji sehat2 selalu ya Bunda dan pulang ke tanah air dengan selamat
BalasHapusAmin, Ananda. Terima kasih telah mengapresiasi. Selamat malam dan selamat istirahat.
HapusWaah lengkap sekali ulasannya bu Nur..salam
BalasHapusTerima kasih telah hampir, mas Warkasa. Salam sehat selalu.
Hapus"Bukti lain, banyak warga setempat menjadi TKI di Malaysia. Niatnya hanya untuk mencari biaya berhaji. Pulang-pulang bawa duit langsung daftar."
BalasHapusAlhamdulillah. Rezeki Allah sama dikongsi sesama negara jiran.
Saya sangat kagum dengan mereka. Sentiasa berusaha mendahulukan Allah dalam segala hal.
Betul Ami. Tuhan elah menaburksn rezeka untuk mereka di negeri jiran Malaysia. Mereka tinggal menjemput. Niat suci untuk berhaji dikabulkan Allah. Terima kasih apresiasinya. Selamat malam.
HapusDi sinipun sama bund. Seperti syukuran dan pengajian bagi yg mau melaksanakan ibadah haji..tapi ga semeriah kayak di sana bund😀..yg penting berangkat selamat dan pulang menjadi haji yg mabrur
BalasHapusRitual tersebut hanya tradisi. Tiada saran dalam agama. Kalau zaman dahulu itu wajar. Kerena pergi haji naik kapal laut mengharungi damudera, berbulan2 lamanya. Keluarga yang tinggal harap2 cemas nenunggu mereka pulang.
BalasHapussungguh luar biasa ya
BalasHapuskampung saya juga hampir seperti itu
ikut pelepasan jamaah haji
naik bus bareng-bareng
Mirip ya, ananda. Tandanya kita bersaudara, di bawah bhin ika tunggal ika.
Hapusmenarik laporannya....
BalasHapussemoga semuanya sehat selalu di tanah suci.....
Amin, Mas Tanza. Terima kasih doanya. Salam sehat untuk keluarga di sana.
HapusPas baca ini, pas lg denger solawat. Jd mewek tiba2. Keinget keberangkatan bapak th lalu.
BalasHapusTerharu banget pdhal cuma baca gak menyaksikan langsung. Ah tulisan bunda selalu ngefeel di hatiku
Masyaallah, bisa gitu ya masyarakatnya. Allah sudah memanggil mereka untuk datang ke rumah-Nya. Semoga kita juga bisa. Aamiin
Upacara pelepasan, ikut menambah semangat calon haji yang berangkat.
HapusPanggilan berhaji punya kenikan tersendiri dan hanya ditujukanNya pada orang tertentu saja. Banyak oknum berduit tetapi tak mau berhaji karena belum ada seruan. Terima kasih telah singgah, ananda Keza. Selamat malam.
Iyaa bener banget, bunda. Jdi makin semangat. Smoga merrka dilindungi allah dan diberi umur panjang
HapusIya bener banget bund. Kdang yg banyak duit malah gak terketuk untuk haji karena belm terpanggil.
Kayaknya berhaji tuh kayak berjodoh. Kalau Allah mengizinkan, insyaallah tercapai
HapusDisini juga banyak syukuran ibadah calon haji Bu, dan memang kebanyakan milih hari Jumat, mungkin karena ini hari yang mulia.😀
BalasHapusBetul, Mas Agus. Banyak pertimbangan orang menetapkan hari Jumat untuk mengadakan syukuran. Karena Jumamat termasuk hari mulia kaum muslim. Di sini malah libur kerja masyarakat umum hari Jumaat. selamat malam, Mas Agus.
HapusOm agus, gak tidur po. Jam setengah satu komen hihihi
HapusPenulis tuh tidurnya alakadarnya ajah. Cukup ngilangi ngantuk .... He he ....
HapusWaaah luar biasa, rame kali yaa bun pelepasan pemberantasan haji nya
BalasHapusSemoga suatu saat saya juga bisa berangkat haji, aamiin
Amin Mas Joe. Asal ada nist, insyaallah tercapai. Terima kasih telah singgah. Selamat malam.
HapusDi beberapa daerah memang masih kuat adat tradisinya ya bunda. Tapi bagus sih, saling mendoakan yg akan berangkat, lalu yg berangkat juga mengadakan kenduri dan syukuran. Sama aja dengan memberj makan banyak orang, pahalanya besar.
BalasHapusDi tempat saya, ga ada lagi yg begini bunda. Kalo emang ada yg berangkat, ya sudah, malah kadang kita baru tahu setelah dia pulang bawa air zamzam 😅
Seharusnya memang yang simpel2 aja ya, ananda Fanny. Tapi karena sudah jadi tradisi semacam kearifan lokal, kita pun perlu merawatnya supsya tidak hilang.
Hapuswahhh meriahnya sambutan untuk meraikan para dhuyufur rahman... semoga merrka kembali dengan haji mabrur... aminnn
BalasHapusAmin, iya. setiap pelepasan haji ramenya melebihi hari raya. Terima kasih telah singgah.
HapusAlhamdulillah.. Meriah suasananya..
BalasHapusYuk .., melancong ke sini, Sha. Bisa menyaksikan langsung budaya Indonesia.
Hapus