Asyiknya Beburu Kuliner Nostalgia di Kampung Halaman Inderapura
Kuliner
Setiap nyonya rumah menawarkan kakaknya ini mau sarapan/ngemil apa, saya selalu menyebutkan nama jajanan nostalgia masa dulu.
Alhamdulillah, sebagian besar kue tersebut masih dapat ditemui di warung kue basah dan pasar tradisional. Sisanya tinggal nama pembalut rindu.
Berikut 5 jajanan nostalgia yang masih eksis di kampung halamanku Inderapura, khususnya kue basah:
1. Godok bagulo
Yang menarik, sejak dahulu sampai sekarang rasanya tidak berubah. Begitu juga tampilan fisiknya bulat dan hitam manis. Pokoknya, 100% original. Adonan tepung dan pisangnya pas banget. Manisnya murni manis gula, tanpa terkontaminasi pemanis buatan (versi lidah saya). Persis kayak leluhurnya 50 tahun yang lalu.
Cerita punya cerita, rupanya brend kue nostalgia godok bagulo ini masih dipegang oleh keturun pemilik lama di Pasar Minggu Muara Sakai Inderapura, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.
Menikmati godok bagulo masa kini, benar-benar membangkitkan nostalgia lama dalam berbagai rasa. Rasa sedih dan bahagia membuncah menjadi satu.
Sedih, karena dahulu almarhumah Emak hanya mampu membelikan kami anak-anak beliau sebiji per orang. Tiga kali gigit, kunyah-kanyih, lalu tenggelam di kerongan bersama rohnya. Ha ha ha ....
Itupun paling jatahnya sekali dua minggu. Tak jarang juga sekali 1-2 bulan. Hikhikhik .... Maklum era 60-70an. Rata-rata masyarakat kampungku mengalami kesulitan ekonomi. Terpenuhi suap pagi dan petang saja sudah untung. Jumlah orang kaya di sekitar kami boleh dihitung dengan jari.
Bahagianya, karena anak-anak dan cucu saya tidak mengalami susahnya hidup dalam keluarga yang punya keterbatasan. Saya pernah kecewa. Suatu ketika anak-anak cucu ngumpul, saya belikan godok bagulo sepuluh biji. Boro-boro mencicipi, secolek telunjuk pun tak ada yang menyenggol.
2. Godok ubi
Bedanya, jika godok bagulo terbuat dari tepung beras dan pisang, godok ubi bahan utamanya singkong parut.
3. Kue mangkuk
Di kampung saya kue nostalgia mangkuk ada dua jenis. Dua-duanya berbahan dasar tepung beras ditambah gula, dan punya cita rasa yang sama. Cara membuatnya juga beda tipis, sama-sama melalui proses pengukusan. Bedanya, mangkuk kembang dikukus menggunakan cetakan kecil, bagian pinggir atasnya dikasih toping santan.
Sementara mangkuk tapai dikukus dalam wadah agak lebar, setelah matang dipotong-potong sesuai selera, kemudian ditaburi kelapa parut.
Di tempat saya berdomisili sekarang, kedua jenis kue mangkuk tersebut dapat juga ditemui di warung-warung kue basah. Rasanya mirip, namanya beda.
Semasa saya dan adik-adik masih kecil, Emak sering membuat kue mangkuk sendiri. Tugas saya, menumbuk tepung menggunakan alu dan lesung. Zaman itu orang kampungku belum kenal mesin penggiling tepung, apalagi tepung siap yang halus dan lembut seperti yang banyak dipasaran sekarang.
Sebelum dikukus, adonan terlebih dahulu dipermentasi menggunakan bahan pemuai. Yaitu, sedikit sisa adonan semalam yang diperoleh dari sahabat atau kenalan pengusaha kue mangkuk. Tanpa soda, tanpa fermipan dan sejenisnya, semuanya serba alami.
4. Kue bongko
Ilustrasi Kuliner Nostalgia (Sumber foto: canang news.com)Sekilas kue bongko terlihat seperti kemasan sambal. Dibungkus daun pisang dengan bahan utama tepung beras dan gula merah. Rasanya manis dengan aroma khas daun pisang, membuat cita rasanya terekam lama dalam memori saya sebagai perantau.
Dahulu, di kampung saya kue bongko dapat dijumpai di pasar Minggu Muara Sakai, yang digelar sekali seminggu. Tapi kini agak sulit ditemui.
Waktu pulkam saya rela naik motor sejauh 16 kilometer PP demi melepas kangen kue nostalgia bongko. Sialnya, bongko yang saya dapati tidak sesuai ekspektasi. Hal ini dapat dimaklumi, karena dia bukan produk asli para leluhur. Tampilan luarnya serupa, isinya beda, kemurnian rasanya kurang lebih tinggal 60 persen.
5. Lemang tapai
Lemang lebih sedap jika disantap bersama tapai ketan hitam. Makanya tidaklah berlebihan jika dikatakan lemang dan tapai ibarat pasangan Romi dan Yuli. Oleh sebab itu, nama tapai sering disematkan pada lemang. Jadinya lemang tapai. Alhamdulillah seminggu yang lewat saya berkesempatan menikmatinya.
Untuk diketahui, lemang tapai yang dijual di pasar tradisional kampungku Inderapura, dibuat dan dijual oleh saudara kita dari daerah tetangga Air Haji. Strukturnya yang lembut dan gurih membuat brend lemang Air Haji ini terkenal di seantero perkulineran kampungku dan sekitarnya.
Penutup
Tak dapat diingkari, seiring perubahan zaman, cita rasa makanan nostalgia yang dijual pada masa kini, juga mengalami perubahan rasa. Teruatama rasa manisnya yang sedikit terkontaminasi oleh pemanis buatan. Susah ditemui kue yang 100%/ menggunakan gula asli.
Demikian kuliner nostalgia yang sempat saya nikmati selama berada di kampung halaman. Sebenarnya masih banyak kue basah jadul lainnya yang dapat
dijumpai di Inderapura kampungku tercinta. Namun yang sempat saya cicipi pada
bulan lalu lima macam ini saja. Saya yakin, makanan serupa banyak ditemui di seluruh negeri ini.
Hanya penamaannya yang berbeda-beda. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Kisah Menggelitik di Balik Travel Sungai Penuh Inderapura
- Jelajah Bengkulu Bogor, Beli 2 Oleh-Oleh Paling Jadul
- Ini Dia, Kos Harian Paling Cocok Saat Road Trip Bersama Keluarga
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Membaca posting Mbak saya baru sadar kalau sudah lama sekali saya tidak makan kue bongko. Saya suka banget karena teksturnya yang begitu lembut dan manisnya sedang-sedang saja.
BalasHapusSalam,
Oh ..., ternyata Mas Asa juga suka makan jajanan jadul. Hehe .... Terima kasih apresiasinya. Selamat beraktivitas.
HapusLemang tapai enak juga klo di pakai buat teman makan durian ya bu Nur?😁
BalasHapusNah itu dia, Mas Warkasa. Lemang dan durian adalah pasangan serasi setelah lemang dan tapai. Hehe ....
HapusHanya nomor 3,4 dan 5 yang saya tau bunda,..banyak banget kuliner kue"khas daerah ..saya termasuk penyuka jajan kue tradisional dari pada yang modern bund,enggk tau kenapa
BalasHapusSayang, banyak kue yang rasanya tidak asli lagi, ananda. Terima kasih apresiasinya. Selamat siang
Hapusubi geduk tu fav LM
BalasHapusKeren. Indonesi kaya budaya, kaya bahasa ya, Mbak Lydia.
Hapuspengen cobain Godok Ubi, keliatan enak :D
BalasHapusEnak bagi yang suka, Mbak. Makanan orang kampung zaman dahulu. Tapi madih eksis. Terima kasih apresiasinya. Salam sehat untuk keluarga di sana ya
Hapusgodok ubi dan lemang tapai diantara favorit saya..... yummy
BalasHapusHehe .... Tentu di sana kue2 bigini termasuk jajanan langka ya, Mas Tanza
HapusKue bongko ada juga di tempat saya ...malah saya suka mencicipnya bila ada kesempatan yang terluang
BalasHapusJangan tunggu ada kesempatan, kapan rindu, langsung santap, Mas Hanafi. Hehe. ...
Hapus