Liburan Dadakan: Menelusuri Keindahan Danau Kerinci
Wisata
Lebaran tahun 2024 ini saya dan suami tidak ke mana-mana. Kecuali ke kebun ngajak anak cucu makan bersama di pondok kebun dan mencari buah durian.Hm ... kok dicari? Memang ada durian yang hilang? Iya enggak lah. Kalau dibilang memungut durian rontok dari pohon belum tentu juga kebenarannya. Sebab, tradisi di tempat kami pokok durian milik pribadi, buahnya punya bersama.
Kecuali selama durian matang, empunya tinggal di lokasi. Sementara cowok gantengku nyamperin Cuma 2 kali semingg sebab jarak kebunnya jauh dari kediaman kami. Satu jam naik motor.
Makanya, kalau ada durian matang jatuh dari pohonnya, oknum warga sekitar sanalah yang punya rezeki. Kami hanya punya pokoknya.
Untuk diketahui, panen durian di daerah kami bukan seperti buah lain yang depetik dari pohon. Tetapi menunggu buah matangnya rontok. Siapa menemunya duluan, dialah yang mendapat.
Liburan dadakan keliling Danau Kerinci
Dua hari lalu, selepas belanja di Kota Sungai Penuh, pulangnya saya diajak si ganteng lewat keliling Danau Kerinci. Dengan demikian, jarak tempuh dari Sungai Penuh ke desa kami bertambah kira-kira 3 x lipat. Normalnya hanya 15 kilometer. Kata si Kakek sekalian liburan hari raya. Judulnya liburan dadakan.
Danau Kerinci merupakan salah satu destinasi wisata ngetop yang banyak diminati oleh masyarat lokal maupun dari luar. Panorama alamnya yang indah, mempunyai daya tarik tersendiri, yang tak kalah eksotis dari objek wisata lain dalam provinsi Jambi. Tidak heran, Danau seluas 46 kilometer persegi tersebut tak pernah sepi oleh wisatawan. Terutama pada saat hari raya.
Tak heran istilah “Keliling Danau” lebih populer daripada pelesiran ke danau, atau jalan-jalan ke danau, atau bahasa lainnya.
Contoh, “Liburannya ke mana, Mas?”
Yang ditanya menjawab, “Keliling Danau.”
Maaf, cerita ini ngaur ngelantur, tidak fokus. “Biarin. He he .... Curhatan begini tidak membuat dunia kiamat. Ha ha ....”
Momen penting yang terlewatkan
Hari itu, kami kayak remaja sedang pacaran, berduaan naik motor non stop. Start dari Kota Sungai Penuh, finish-nya di depan rumah kami. Tiada pakai makan, No minum. Sebab sebelum meninggalkan kota sungai Penuh kami sudah bersantap ringan.
Tidak seperti biasanya sebelum main di danau, kami beli nasi bungkus, makannya di pinggir danau di bawah pepohon yang rindang.
Untungnya selama kurang lebih 2 jam berpetualang, kami tidak ketemu hujan. Hingga liburan dadakan tersebut berlangsung sukses, tanpa halangan suatu apapun. Padahal sekarang di Kerinci sedang musim hujan.
Penutup
Sampai di rumah pukul 12.00. Tubuh langsung memberi alaram bahwa dia butuh istirahat. Tanpa tedeng aling-aling saya langsung rebahan.
Beda dengan si kakek, beliau masih kuat menampung air minum, bantu-bantu ngangkat jemuran, karena tak lama lagi hujan akan turun.
Baca juga:
- Sayur Genjer: Super Manjur untuk Menyehatkan Lambung
- Berobat di RSUD H. Bakri Sungai Penuh Pakai Karcis Layanannya Super
- Wow ..., Sedapnya Gulai Kepala Ikan di Karambia Condong
*****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Es un bello lugar. Te mando un beso.
BalasHapusIndahnya hanya sekejap, teman ku Alexander. Terima kasih telah singgah.
HapusPetualangan yang menyenangkan
BalasHapuswalau wisata dadakan
liburan saya hanya di kamar saja
Hehe... di kamar? Ingat! Keluar kamar bisa sempoyongan kalau kelamaan tidur.
HapusLiburan dadakan, selama dua jam, jalan-jalan, memotret, mengabadikan. Sedang tidak hujan. Mantap.
BalasHapusTerima kasih apresiasinya, Mas Muhaimin. He he... Liburan kakek nenek.
HapusKok aku malah jadi pengen rasain liburan santai begitu, naik motor pula. Tapi jalanannya kalo daerah sana masih sepi ya bunda. Kayaknya sama dengan jalan Tarutung Sibolga.
BalasHapusEnak sih begitu, ga kena macet 😄. Naik motor tapi ketemu macet, itu capeknya berkali lipat. Dulu suami pernah ajakin naik motor ke puncak. Hahahahah tapi aku msh nolak. Kepikiran macet aja . Apalagi sampe buka tutup jalannya
Iya, ananda. Disinilah enaknya tinggal di desa-desa. No macet No hambatan. Apalagi zaman sekarang jalan sudah banyak yang bagus. Bunda sering tuh. Diajak si kakek pulang dari kota sungai penuh jalan keliling. 2 jaman baru sampai di rumah. Padahal normalnya jarak tempuh sekitar 20 menitan. Terima kasih, telah mampir, ananda Fanny,
Hapus