Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Stop Berpikir Negatif! Kuncinya Ada di Sini

 
Ilustrasi,  (Pixabay.com)
 
Berpikiran negatif adalah wujud dari kekhawatiran yang berlebihan terhadap sesuatu yang belum terjadi. 

“Eh ..., jangan main di pinggir laut, nanti diseret ombak.  Hati-hati sendirian di rumah, ntar datang penja**t, hartamu diambil kamu dibu*uh.” 

Sekadar berwanti-wanti ketakutan-ketakutan seperti itu tidak masalah. Tapi jika sudah berlebihan  sampai menjadi tabiat sehari-hari,  dapat merusak diri sendiri. Jika  kasus ini melekat pada anak muda, bisa merusak mental dan menjadi penghambat dalam berkarya. 

Takut gagal

Kuliah sudah selesai, melamar kerja takut ditolak, dagang takut rugi.  Ujung-ujungnya hidup jadi tidak berarah.  Teman seangkatan telah menduduki jabatan enak di tempat kerjanya, Ada juga yang menjadi pengusaha sukses.

Dua minggu yang lewat, saya dicurhati seorang nenek kenalan lama.  Dia minta bantu dicarikan kerja untuk cucunya cowok, lulusan S 1, sudah diwisuda dua tahun lalu. “Belakangan, dia  diterima di sebuah perusahaan. Lokasinya jauh di luar kota. Dia menolak. Alasannya, ntar kalau sakit siapa yang urus, di sana tak ada sanak famili.” 

Spontan saya menjawab,  “Ya, sudah. Semua pekerjaan ada risiko. Jauh dari sanak keluaga sakit tiada yang merawat, berantam tak ada yang bantu. Suruh saja dia makan-makan  tidur. Kasih uang rokok dan  makannya setiap bulan” Nenek itu malu sendiri.  

Berpikir negatif adalah doa

Saya pernah membaca buku (maaf, judul dan penulisnya sudah lupa).  Tetapi saya terkesan pada sepenggal narasi, yang sampai kini masih   mengendap dalam ingatan. Intinya kira-kira begini, “Mengahayalkan hal yang belum terjadi itu adalah harapan. Harapan itu adalah doa.” 

Intinya, memenuhi pikiran dengan kejadian yang baik  artinya mendoakan kebaikan. Sebaliknya  jika pikiran kita disesaki oleh hal yang  buruk, maknanya kita mendoakan kejadian yang tak diinginkan. 

Melansir dari halodoc.com,  “... berpikir negatif kepada hal yang belum pasti bisa mengganggu kualitas hidup menghambat potensi diri bahkan mengganggu hubunganmu dengan orang lain.”

Belum pergi pulang duluan

Orang yang berpikiran negatif biasanya memandang dunia ini teralu sempit. Kata almarhumah emakku yang notabene berpendidikan 3 bulan di kelas 1 SR, “Belum pergi udah pulang duluan.” Pribadi  seperti ini susah berkembang.

Quote Najwa Sihab, “Kalau kamu takut bertarung tak akan pernah menjadi pemenang.” Ucapkan good bey pada masa depan yang cerah.  

Dampak buruk berpikiran negatif 

Menurut berbagai sumber, pikiran negatif dapat menciptakan kecemasan, murung, bahkan sampai stress. Oleh sebab itu efek berpikiran negatif tidak bisa diremehkan. 

Saya  dan mungkin juga  anda  pernah disinggahi oleh pikiran negatif, disertai kegelisahan hebat, sampai-sampai berbuntut insomnia. Penyebabnya pun bermacam-macam. Yang namanya hidup pasti banyak masalah. Ini hal yang manusiawi. 

Pengalaman mengatasi berpikir negatif

Adakah upaya untuk menghilangkan si pengganggu ketenangan (pikiran negatif)  tersebut? Ada. Kuncinya, pada  pependerita itu tersendiri. Dia harus menyadari bahwa otaknya telah digerayangi oleh pikiran negatif. Dan atas dasar kesadaran itu pula dia segera menarik diri zona nyamannya tersebut.  

Caranya? Gampang. Selaku umat beragama, serahkan diri Kepada  Allah Yang Maha Kuasa malalui tahajjud (salat malam). Tadahkan tangan dengan khusuk, mohon dijauhkan dari kegelisahan dan pikiran  negatif. Lakukan rutinitas ini setiap malam. Maka  kita akan merasakan ketenangan yang luar biasa. Makan enak tidur lelap. Itu saja. Mudah bukan? 

Saran ini bukanlan bualan belaka. Saya telah membuktikannya. Jika masalahnya berlanjut, segeralah konsultasi dengan pakarnya. Mungkin dalam hal ini adalah psikolog.

Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat.

Baca juga:  

*****

9 komentar untuk "Stop Berpikir Negatif! Kuncinya Ada di Sini"

  1. kadang berpikiran negatif ini muncul
    dan setelah muncul jadi overthingking dan stress
    udah habis itu sakit

    untuk cerita tentang cari kerja itu sekarang cari kerja susah, kalau misal sudah keterima sih enaknya diambil
    semua ada resiko
    jarang ada pelamar kerja yang bisa dapat kerja di kota sendiri, meskipun ada juga biasanya lagi beruntung.
    saya ini contohnya, harus merantai 200 km dari tempat orang tua untuk kerja,
    tapi ya mau gimana lagi,
    hidup harus berjalan, dan harus ada yang dikorbankan
    enggak semua juga berjalan mulus, pasti ada belok-beloknya, ada hambatan - hambatannya.

    tapi percayalah pasti ada hikmah dari setiap perjuangan,
    sekarang sih tetap berpikir positif biar bisa semangat menjalani hidup

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mas Rezky. Berpikir negatif bisa merusak diri sendiri. Kenalanku, terjebak berpikir negatif berat, sampai rambutnya rontok,. Akhirnya meninggal.

      Says juga merantau demi mengikuti pekerjaan. Tapi aku sangat nyaman menjalaninya. Yang nama kerja sama orang tak bisa kita yang ngatur. Kalau tak siap, ya itu tadi. Duduk diam di rumah saja.Tak berduit minta sama ortu. Gak punya emak bapak, ya lapar lah sendiri.,
      mati sendiri. Hehehe.

      Hapus
    2. Betul Mas Rezky. Berpikir negatif bisa merusak diri sendiri. Kenalanku, terjebak berpikir negatif berat, sampai rambutnya rontok,. Akhirnya meninggal.

      Says juga merantau demi mengikuti pekerjaan. Tapi aku sangat nyaman menjalaninya. Yang nama kerja sama orang tak bisa kita yang ngatur. Kalau tak siap, ya itu tadi. Duduk diam di rumah saja.Tak berduit minta sama ortu. Gak punya emak bapak, ya lapar lah sendiri.,
      mati sendiri. Hehehe

      Hapus
    3. Betul Mas Rezky. Berpikir negatif bisa merusak diri sendiri. Kenalanku, terjebak berpikir negatif berat, sampai rambutnya rontok,. Akhirnya meninggal.

      Says juga merantau demi mengikuti pekerjaan. Tapi aku sangat nyaman menjalaninya. Yang nama kerja sama orang tak bisa kita yang ngatur. Kalau tak siap, ya itu tadi. Duduk diam di rumah saja.Tak berduit minta sama ortu. Gak punya emak bapak, ya lapar lah sendiri.,
      mati sendiri. HeheheA

      Hapus
  2. Agree bundaaaa. Pikiran negatif itu bener2 bikin kita stuck utk maju kalo terlalu over. Berpikir hati2 boleh, tapi beda cerita kalo sampe negatif. Terlalu takut melakukan ini itu. Sampe akhirnya va maju2. Aku pun ga mau kalo sampe begini.

    Kalo udah terlanjur, mungkin bisa rutinkan berzikir bagi yg muslim. Atau kalo dah parah, bener kata bunda, datangi ahlinya. Mungkin hrs pakai obat tertentu yg bisa membuat pikiran lbh tenang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ananda Fanny. Di lingkungan bunda ada beberapa oknum emak2 yang suka mengurung anak-anaknya. Katanya kalau main di luar takut terjadi apa2. Sepanjang hari pintunya tertutup. Takut melepaskan anaknya main di luar. Efeknya.... Harap maklum. Minimal, anak2nya tumbuh jadi pemalu, kurang bijak bersosialisasi. Gejala tersebut tampak saat anak-anak mulai masuk sekolah

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. El pensamiento negativo afecta siempre. Te mando un beso.

    BalasHapus