Mengenal 5 Sifat Orang Pantang Kalah yang Menjengkelkan
“Penyakit” pantang kalah (baca: tak mau kalah) bisa menjangkiti siapa saja tanpa memandang status sosial. Mulai orang berpendidikan rendah sampai ke level tinggi. Manusia tipe ini tidak disukai banyak orang. Dimanapun dia berada sikapnya selalu menjengkelkan.
Sebenarnya sifat tak mau kalah bisa diubah, minimal dikurangi. Asalkan ada kemauan pengidapnya untuk berubah. Namun, umumnya golongan ini tidak pernah menyadari dimana letak kekurangan dirinya.
Mengenal 5 Sifat Orang Pantang Kalah yang Sangat Menjengkelkan
Pernahkah kalian berteman dengan orang tak mau kalah? Kalau belum, mungkin kalian perlu tahu terlebih dahulu setidaknya 5 ciri berikut
1. Sombong dan suka menghalang-halangi orang untuk maju
Orang tak mau kalah itu suka menyombong diri. Barang-barang yang dia punya serba nomor satu. Milik orang lain jelek, murahan, dan tak segan-segan dia mengejek. “Makanya beli yang mahal. Jangan murahan begini.”
Di sekolah, anak dialah yang paling hebat. Nilainya bagus, selalu tampil dalam berbagai kompetisi, siswa kesayangan guru, dan lain sebagainya. Lucunya, usai kuliah dan punya bini, sang anak masih minta duit sama emak. Emak-emak tipe begini patut disematkan label “tak mau kalah, tapi tak pernah menang”.
Parahnya, orang tak mau kalah itu suka menghalang-halangi orang lain untuk maju. “Ngapain nunjuk dia jadi Host. Toh masih ada yang lebih hebat daripada dia.” Padahal dirinya sendiri tidak mampu melakukannya.
2. Tak mau mengakui kelebihan orang lain
Orang tak mau kalah itu tidak mau mengakui kelebihan orang lain. Ringan lidahnya menggunakan kata “pantasan”. “Pantasan dia kaya, banyak duit. Dia tuh pelit, makan seadanya. Kami memang tidak punya apa-apa, karena kami boros. Anak-anak dan bapaknya tidak mau sambal sembarangan.
Pantasan nilai rapor anaknya bagus. Guru-guru di sekolah sana banyak kenalan suaminya. Giliran anak dia yang berprestasi, orang lain tak ambil pusing.
3. Belum tahu dia kenal duluan
Ceritanya dia bertanya, bla, bla, bla ..., itu apa. Dikasih jawaban, dia mengaku udah tahu duluan, “Oh ..., nenekku dulu rutin mengonsumsi itu. Hargaya cuman sekian rupiah.” Padahal zaman neneknya produk tersebut belum tentu ada.
Paling aneh, dia curhat tentang masalah yang menurut dia sulit dituntaskan. Setelah dikasih solusi, dia ternganga. “Oh .... akan saya coba. Saya baru mendengar kalau barang tersebut bisa dipakai untuk itu. Sebelumnya saya juga sering menggunakan jenis itu,” akunya.
Berbanding terbalik dengan pengakuan awalnya, yang mengatakan seumur hidupnya baru sekali dia tahu bahwa barang tersebut bisa digunakan untuk“itu”.
4. Suka menonjolkan diri dan mendikte
Saat ngobrol bersama, pribadi tak mau kalah itu suka memotong pembicaraan orang lain agar dirinya terlihat lebih menonjol dan menguasai tema. Terutama jika lawan bicaranya lebih hebat daripada dia.
Dengan demikian, ia berhasil memposisikan lawan bicaranya sebagai pendengar yang baik. Alhasil, dia bebas ngoceh semaunya. Meskipun ocehannya tidak masuk akal atau belum tentu sesuai fakta.
Orang tak mau kalah ini biasa juga punya hobi mendikte. Kadang-kadang tanpa disadarinya, dia ngasih tahu nakes bagaimana cara menjaga kesehatan. Padahal dia hanya berpendidikan SD tidak lulus.
5. Mengobrol kurang komunikatif
Pada level parahnya, orang tak mau kalah itu ngomongnya kurang komunikatif. Kalau bercerita, dia melaju kayak melewati tol, tidak peduli lawan bicaranya bertanya atau menyampaikan hal terkait tema, mulutnya terus cuap-cuap. Singkat kata, mengobrol dengannya terasa hambar tanpa adanya jalinan komonikasi.
Cara Menghadapi Teman yang Pantang Kalah
Berteman dengan orang tak mau kalah itu memang menjengkelkan. Gampangnya, dari pada bikin dosa, keluarkan saja dia dari list pertemanan. Hal tersebut tentu tidak mudah dilakukan. Bisa-bisa kita dicap sombong dan pilih-pilih kawan.
Untuk mengahadapinya, mungkin kalian bisa mencoba 3 kiat berikut;
- Ketika dirinya ngoceh, anggap saja dia tidak ada.
- Jangan suka merendah di hadapan dia, karena momen tersebut memberi kesempatan baginya untuk meremehkan kalian.
- Hadiahkan dia skakmat. Umpamanya, berikan dia waktu untuk membanggakan harga dan mutu barang yang dia punya. Kemudain katakan begini, “Oh kamu tuh ketipu, salah beli. Yang begini keluaran lama, serba manual. Adik saya beli keluaran baru, yang otomatis, praktis, cuman sekian rupiah.” Sebutkan harganya agak jauh lebih murah daripada pembelian dia. Dijamin dia keos. Begitu juga tentang hal lain. Jika dia bilang punya saudara Perwira Polisi, perlahan-lahan balas dengan jawaban menohok. Misalnya, “Keponakan Emakku, baru saja dapat gelar profesor. Beliau mengundang kami sekeluarga ke Jakarta untuk syukuran. Dua hari lagi kami berangkat.”
Yang terakhir ini memang agak ekstrim. Kalau kalian bisa menahan diri menjadi pendengar yang baik, kiat ke tiga ini lebih baik abaikan saja.
Demikian sekias tentang karakter orang pantang kalah dan cara menghadapinya. Ulasan ini hanya opini pribadi. Tidak bermaksud menggurui, tidak juga buat menyinggung orang lain. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Menjelajahi Tradisi di 5 Media Sosial
- Orang Kaya Mencuri, Apakah Profesi atau Penyandang Kleptomania
- Ada Apa dengan Penyandang Status ODGJ
****
Penulis,
Hj. NURSINI RAIS
di Kerinci, Jambi
Sumber foto Ilustrasi: Pinterest/Beautynesia.id
Benar, Mas. Sebisa mungkin teman tipe ini harus dihindari/jauhi. Terima kasih apresiasinya selamat malam.
BalasHapusHay que aprender a perder. Te mando un beso.
BalasHapusCeder demasiado a menudo también es desagradable, Alexander. buenas noches desde indonesia.
HapusHahahahaha orang tipe begini memang enaknya ditendang jadi dari circle pertemanan bunda 🤣🤣. Nyebelinnya bikin emosi jiwa kita 😄. Ga usahlah punya temen macem begini, ntr kita juga yg jadi ikutan sinis kan 😄
BalasHapusBetul, ananda. Berteman dengan orang begini sering bikin sakit hati.
BalasHapusAku dulu juga ketemu orang yang tidak mau kalah Bu, pokoknya kalo debat dia maunya menang, baik di dunia nyata apalagi di sosmed.
BalasHapusKalo aku mendingan sudahi percakapan sih, malas debat kalo dia maunya menang sendiri
Iya, kalau saya, mengatasi nya dengan mengalihkan tema percakapan lalu kaburrr, Mas Agus
HapusWah ibu, kalau punya temen kayak gini malas bgt, lebih baik langsung dijauhi dan sebisa mungkin gak ketemu lagi hehehe.cuman kalau saudara agak susah buat gak ketemu lagi sih
BalasHapusNah, ini termasuk fenomena yang susah mencari solusi. Karena keluarga sendiri. Orang begini dinasehati gak mau.
HapusAlhamdulillah, saya hanya dkt dengan teman2 yg baik saja... seperti admin blog ini... 😄
BalasHapuskarena kalo ada org yg punya sifat seperti itu, gak saya deketin.
Hahaha. Saya jga begitu. Sama seperti pemberi komen ini.
HapusPunya temen ga mau ngalah, sombong pula, bhaaay aja bun 🤣. Yg begini udh pasti aku cuekin. Aku anggab bukan orang. Dia ngomong juga ga aku ladenin. Bagusan block deh semua kontaknya dari circle kita .toxic bangett.
BalasHapusGa ada gunanya juga temenan Ama orang yg begini. Kitanya juga jadi emosi kan.
Betul, ananda. Berteman dengan orang begini bikin stress. Bunda juga begitu. Bosan meladeni dia ngomong. Jika dicuekin, rasanya gak tega. Enak nya kalau kebetulan ketemu, cepat-cepat bubar, buat alasan ini itu. Selamat pagi, ananda. Maaf telat merespon.
HapusTerima Kasih ilmunya ya Nek, Teddy suka baca-baca tulisan nenek.
BalasHapusAlhamdulillah, masih ada ananda Teddy mau bacanya hehehe.. Tulisan nenda ringan2 saja. Terima kasih juga untuk ananda semuanya.
Hapus